Remove ads
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Mulla Sadra adalah seorang Filsuf Safawiyah yang terkemuka.[1] Nama aslinya adalah Muhammad b. Ibrahim b. Yahya al-Qawami al-Syirazi, dengan gelar "Shadr al-Din" atau "Shadr al-Muta'alihin", seorang Syiah yang berhasil menambahkan ajaran-ajaran Imam Syiah Dua Belas ke dalam pencampuran Peripatetisisme, Akbarisme, dan Illuminasionisme.[1] Mulla Sadra lahir kira-kira tahun 980 H/1572 M dan meninggal pada tahun 1050 H/ 1640 M, dia merupakan filosof pertama yang membawa susunan dan keserasian lengkap ke dalam pembahasan-pembahasan mengenai masalah-masalah filsafat.[2][3] Dia menyusun dan mengatur persoalan-persoalan itu sebagai persoalan matematika dan pada waktu yang sama dia memadukan ilmu filsafat dengan ilmu makrifat.[3] Mulla memberikan metode filsafat yang baru dalam membahas dan memecahkan ratusan persoalan, di mana persoalan tersebut tidak dapat diselesaikan dengan filsafat Peripatetika, yaitu sistem filsafat yang dikembangkan oleh Aristoteles.[3] Pendapat-pendapatnya yang dimilikinya lebih berpengaruh dalam pemikiran Islam dibandingkan dengan para ahli kalam, sekalipun dia bukanlah seorang ahli kalam.[4]
Ṣadr ad-Din Muḥammad Shirazi (Mulla Sadra) | |
---|---|
Lahir | 1572 Shiraz |
Meninggal | 1640 Basrah |
Era | Filosof Islam Pasca Zaman Klasik |
Kawasan | Filosof Iran, Filosof Islam |
Minat utama | Filsafat Illuminasionisme, Teosofi Transenden |
Memengaruhi
|
Mulla Sadra adalah seorang anak tunggal dari keluarga Iran.[5] Ayahnya sangat menaruh harapan besar padanya, untuk itu setelah ayahnya meninggal dia pindah ke kota Isfahan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, terutama dalam bidang ilmu rasional (logika dan falsafah) dan tradisional (irfan, tafsir, dan hadits).[5] Di sana dia bertemu dengan gurunya yang pertama; yakni Syekh Baha'i, kemudian ada juga Mir Damad, guru kedua yang sekaligus sebagai teman dekat.[5]
Dia hidup pada masa kejayaan Dinasti Safawi yang ketika itu dipimpin oleh Syah Abbas I.[5] Zaman ini merupakan zaman kejayaan paham Syiah Dua Belas Imam karena paham ini dijadikan sebagai paham resmi negara.[6] Saat itulah dia mulai mencurahkan perhatian pada ilmu-ilmu tekstual seperti hadits, tafsir, juga disiplin ilmu yang lain; selain itu dia juga mempelajari ilmu-ilmu rasional(al-‘ulum al-‘aqliyyah) kepada seorang filosof peripatetik yang bernama Abu al-Qasim Fendiriski.[7]
Tiga gurunya inilah ; Syekh Baha'i, Mir Damad, serta Fendiriski yang merupakan pelopor Madzhab Pemikiran Isfahan yang terkenal di Iran telah berhasil melatar belakangi lahirnya falsafah Mulla Sadra.[5]
Mulla Sadra adalah seorang filsuf yang telah menulis banyak karya, di antaranya adalah:[8]
Dalam karya besarnya tersebut, Mulla Sadra juga menyatakan: "Teori-teori wacana hanya akan mempermainkan para pemegangnya dengan keraguan; dan kelompok yang datang kemudian akan melaknat kelompok yang datang sebelumnya, sehingga setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka) akan melaknat umat sebelumnya (yang telah ikut menyesatkannya)".[5]
2. Al-Mabda' wa al-Ma'ad yang membahas masalah metafisika, kosmogoni, dan eskatologi
3. Syawahid al-Rububiyyah fi al-Manahij al-Sulukiyyah, merupakan salah satu masterpiece yang paling terkenal dari Mulla Shadra. Bisa dinilai sebagai ringkasan dari al-Hikmah al-Muta'aliyyah, karena mengandung seluruh aspek penting dari doktrin-doktrinnya
4. Al-Mafatih al-Ghaib, berisi doktrin-doktrin 'irfani tentang metafisika, kosmologi, dan eskatologi, serta banyak berisi rujukan terhadap al-Qur'an dan Hadis. Karya ini ditulis sebagai pendahuluan terhadap karyanya yang lain dalam bidang tafsir.
5. Kitab al-Masya'ir, mengandung sinopsis dari pandangan ontologisya karena di dalamnya terkumpul fondasi filsafatinya yang fundamental
6.Tafsir al-Qur'an al-Karim
7. Asrar al-Ayat wa Anwar al-Bayyinat
8. Mutasyabihat al-Qur'an
9. Al-Masa'il al-Qudsiyyah
10. Ajwibah al-Masa'il
11. Ajwibah Masa'il Syamsuddin Muhammad al-Jilani
12. Ajwibah Masa'il Nashiriyyah
13. Al-Hikmah al-'Arsyiyyah
14. Waridah Qalbiyyah fi Ma'rifah Rububiyyah
15. Mazhahir Ilahiyyah fi Asrar al-'Ulum al-Kamaliyyah
16. Iksir 'Arifin fi Ma'rifah Thariq al-Haqq wa al-Yaqin
17. Kasr Al-Ashnam Al-Jahiliyyah fi Dzamm al-Mutashawwifin (Menghancurkan berhala-berhala jahiliyyah), dia mengkritik banyak Sufi karena meninggalkan pengetahuan dan amal saleh serta mengagungngkan takhayul dan patuh kepada setan.[1]
18. Resale Se Ashl
19. Risalah fi Ittishaf al-Mahiyyah bi al-Wujud
20. Risalah fi al-Tasyakhkhus
21. Risalah fi Surayan al-Wujud
22. Risalah fi al-Qadha' wa al-Qadar
23. Risalah fi Huduts al-'Alam
24. Risalah fi al-Hasyr
25. Risalah fi Khalq al-A'mal
26. al-Lama'ah al-Masyriqiyyah fi Funun al-Manthiqiyyah
27. Risalah fi al-Tashawwur wa al-Tashdiq
28. Al-Tanqiyyah
29. Risalah fi Ittihad al-'Aql wa al-Ma'qul
30. Tharh al-Kaunain
31. Dibache-yi 'Arsy al-Taqdis
32. Nama-yi Shadra bi Ustad-i Khud Sayyid Mir Damad (I, II, III, IV)
33. Syarh al-Hidayah al-Atsiriyyah
34. Syarh Ushul min al-Kafi
35. Syarh Ilahiyyat al-Syifa'
36. Ta'liqat Syarh Hikmah al-Isyraq
37. Zad al-Musafir
Selain karya-karya di atas, masih ada karya-karya lain yang dinisbatkan kepada Mulla Shadra. Namun, tidak dikemukakan di sini karena beberapa peneliti masih memperdebatkan ihwal kepastian kepengarangannya.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.