Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Monero adalah mata uang kripto yang terdesentralisasi. Monero menggunakan beberapa teknik untuk mengaburkan transaksi, yaitu buku besar yang terdistribusi secara publik, dan teknologi peningkat privasi. Dengan ini, dicapailah anonimitas dan kesepadanan. Detil yang disembunyikan dari pengamat luar antara lain adalah isi alamat, jumlah, riwayat transaksi, dan juga jumlah uang pada alamat tersebut.
Monero | |
---|---|
Simbol saham | XMR |
Pengembangan | |
Perancang awal | Nicolas van Saberhagen |
Buku putih | "CryptoNote v 2.0" |
Rilis perdana | 18 April 2014 |
Rilis stabil terkini | 0.17.2.3 / 1 September 2021 |
Status pengembangan | Aktif |
Model sumber | Sumber terbuka |
Lisensi | MIT License |
Situs web | getmonero |
Buku besar | |
Fungsi hash | RandomX |
Hadiah blok | 1.16 XMR |
Waktu blok | 2 menit |
Pasokan beredar | ~18,009,002 |
Batas pasokan | Tak terbatas |
Protokol yang digunakan bersumber terbuka dan dibuat berdasarkan CryptoNote, sebuah konsep yang dijelaskan pada kertas putih yang dipublikasikan pada 2013 oleh Nicolas van Saberhagen. Komunitas kriptograpfi menggunakan konsep ini untuk mendesain Monero, dan menyebarkan jaringan pertamanya pada 2014. Monero menggunakan tanda tangan cincin, bukti tanpa informasi, dan "alamat tersembunyi" untuk mengaburkan detil transaksi. Fitur-fitur privasi ini sudah merupakan bawaan pada protokol yang digunakan, tetapi pengguna tetap dapat membagikan kunci yang mereka punya kepada pihak ketiga untuk diaudit. Transaksi divalidasi melalui jaringan penambang yang menjalankan RandomX, sebuah algoritma bukti hasil kerja. Algoritma ini memberikan koin baru kepada penambang, dan didesain untuk kebal terhadap penambangan metode ASIC.
Monero memiliki komunitas pengembang ketiga terbesar diantara semua mata uang kripto, setelah bitcoin dan Ethereum. Fitur privasi yang ditawarkan telah menarik perhatian cypherpunks (orang-orang yang mendukung penggunaan mata uang kripto) dan pengguna yang menginginkan fitur privasi yang tidak disediakan oleh mata uang kripto lainnya. Penggunaan Monero pada aktivitas terlarang telah meningkat, seperti pencucian uang, pasar jaringan gelap, perangkat pemeras, dan cryptojacking. Layanan Pendapatan Internal (IRS) Amerika Serikat telah memasang hadiah kepada kontraktor yang bisa mengembangkan teknologi pelacak Monero.[1]
Akar Monero bisa dilacak kembali ke CryptoNote, sebuah protokol mata uang kripto yang pertama dijelaskan pada sebuah kertas putih yang ditulis oleh Nicolas van Saberhagen (diduga nama samaran) pada Oktober 2013.[2] Penulis menjelaskan privasi dan anonimitas sebagai aspek yang "paling penting dalam uang elektronik" dan menyebut kemampuan bitcoin untuk dilacak sebagai sebuah "celah serius".[3] Seorang pengguna forum Bitcointalk bernama "thankful_for_today" mengkodekan ide ini kesebuah koin yang awalnya mereka beri nama BitMonero. Pengguna forum lain tidak setuju dengan keputusan BitMonero yang dibuat thankful_for_today , sehingga mereka mengcabangkan proyek tersebut pada 2014 untuk membuat monero.[2] Monero berarti koin dalam bahasa Esperanto, dan kadang menggunakan moneroj sebagai kata jamaknya.[4] Identitas van Saberhagen dan thankful_for_today masih anonim.[2]
Monero memiliki komunitas pengembang ketiga terbesar, setelah bitcoin dan Ethereum.[3] Pengurus utama protokol ini awalnya adalah pengembang dari Afrika Selatan bernama Riccardo Spagni.[5] Kebanyakan dari tim pengembang inti memilih untuk tetap anonim.[6]
Fitur utama yang ditawarkan Monero adalah fitur privasi dan anonimitas.[8].[2][6] Meskipun buku besar nya publik dan terdesentralisasi, semua detil transaksi terkaburkan.[9] Ini berbanding terbalik dengan bitcoin, di mana semua detil transaksi, alamat pengguna, dan isi uang alamat berupa publik dan transparan.[2][6] Fitur inilah yang membuat monero memiliki pengikut yang setia, diantaranya pengikutnya adalah para crypto-anarchists, cypherpunks, dan para pendukung privasi.[3]
Alamat pengguna yang mengirimkan monero terlindungi melalui tanda tangan cincin, yang mengelompokkan alamat pengirim dengan alamat-alamat lain..[2] Pengaburan jumlah transaksi dimulai pada 2017 dengan diimplementasinya ring confidential transactions(RingCTs).[2][10] Pengembang juga mengimplementasikan metode bukti tanpa informasi yang disebut "Bulletproofs", yang menjamin transaksi terjadi tanpa mengungkapkan jumlahnya.[11] Penerima monero dilindungi melalui "alamat tersembunyi", alamat yang dihasilkan oleh pengguna lain untuk mendapatkan dana, tetapi tidak bisa dilacak ke pemiliknya oleh pengamat jaringan.[2] Fitur privasi inilah yang dipaksakan pada jaringan monero secara bawaan.[2] Meskipun begitu, pengguna tetap memiliki pilihan untuk membagikan kunci privat mereka, yang akan memperbolehkan pihak ketiga untuk melihat dan mengaudit isi dompet mereka,[12] atau membagikan kunci transaksi untuk mengaudit sebuah transaksi.[13]
Protokol monero ini mengaburkan alamat IP perangkat-perangkat yang menghasilkan transaksi. Hal ini dilakukan melalui metode propagasi siaran transaksi. Pada metode ini, transaksi baru awalnya diteruskan ke satu simpul di jaringan peer-to-peer monero, dan lalu dilakukan metode probabilistik berulang-ulang untuk menentukan apakah transaksi harus dikirim ke hanya satu simpul atau disiarkan ke banyak simpul dalam proses yang disebut flooding.[14][15][16] Metode ini dimotivasi oleh pasar analisis blockchain yang berkembang dan potensi penggunaan botnet untuk analisis.[16]
Pada April 2017, peneliti menyoroti tiga ancaman utama terhadap privasi pengguna monero. Yang pertama bergantung pada memanfaatkan ukuran tanda tangan cincin berukuran nol dan kemampuan untuk melihat jumlah keluaran. Yang kedua, "Leveraging Output Merging", yaitu pelacakan transaksi di mana dua keluaran dimiliki oleh pengguna yang sama, contohnya adalah ketika seorang pengguna mengirim dana ke diri mereka sendiri (disebut "churning", atau "memutarkan uang"). Terakhir, "Temporal Analysis", yang menunjukkan bahwa memprediksi keluaran yang tepat dalam tanda tangan cincin mungkin bisa lebih mudah daripada yang diperkirakan sebelumnya.[16] Tim pengembangan monero merespons bahwa mereka telah mengatasi masalah pertama dengan pengenalan RingCTs pada Januari 2017, serta mewajibkan ukuran minimum tanda tangan cincin pada Maret 2016.[16] Pada tahun 2018, para peneliti mempresentasikan kemungkinan kerentanan dalam sebuah makalah berjudul "An Empirical Analysis of Traceability in the Monero Blockchain".[17] Tim pengembangan monero merespons pada Maret 2018.[18]
Pada bulan September 2020, divisi investigasi kriminal Layanan Pendapatan Internal Amerika Serikat (IRS-CI), mengadakan sayembara dengan hadiah $625.000 untuk kontraktor yang dapat mengembangkan alat untuk membantu melacak monero, mata uang kripto lain yang tingkat privasinya ditingkatkan, Jaringan Petir bitcoin, atau protokol " lapisan 2" lainnya.[3][19] Kontrak tersebut dihadiahkan kepada kelompok analisis blockchain Chainalysis dan Integra FEC.[3]
Monero menggunakan algoritma bukti hasil kerja yang disebut RandomX untuk memvalidasi transaksi. Metode ini diperkenalkan pada November 2019 untuk menggantikan algoritma CryptoNightR yang sebelumnya digunakan.[20][21] Kedua algoritme dirancang agar tahan terhadap penambangan Aplikasi-spesifik sirkuit terpadu (ASIC), yang biasanya digunakan untuk menambang mata uang kripto lain seperti bitcoin.[22][23] Monero dapat ditambang dengan lumayan efisien pada perangkat keras tingkat konsumen seperti x86, x86-64, ARM dan GPU, dan sebagai hasilnya monero berhasil populer di kalangan penambang berbasis malware.[24][25]
Fitur privasi Monero telah membuatnya populer untuk digunakan pada kegiatan yang terlarang.[9][26][27]
Monero adalah alat pertukaran umum di pasar jaringan gelap.[2] Pada Agustus 2016, pasar gelap AlphaBay mengizinkan penjualnya untuk mulai menerima monero sebagai pengganti bitcoin.[2] Reuters, organisasi berita Inggris, melaporkan pada tahun 2019 bahwa tiga dari lima pasar jaringan gelap terbesar menerima monero, meskipun bitcoin masih menjadi bentuk pembayaran yang paling banyak digunakan.[9]
Peretas telah menyematkan malware ke situs web dan aplikasi yang membajak CPU korban untuk menambang monero (terkadang disebut cryptojacking ).[5][28] Pada akhir 2017, beberapa penyedia layanan malware dan antivirus memblokir Coinhive, penambang monero yang ditulis menggunakan bahasa pemograman JavaScript yang disematkan di situs web dan aplikasi, yang dalam beberapa kasus, disematkan oleh peretas. Coinhive membuat skrip sebagai pengganti untuk iklan, yang berarti sebuah situs web atau aplikasi dapat menyematkannya, dan menggunakan CPU pengunjung situs web untuk menambang mata uang kripto saat pengunjung mengonsumsi konten web, dan pemilik situs atau aplikasi akan mendapatkan beberapa persentase dari koin yang ditambang oleh pengunjung.[29] Beberapa situs web dan aplikasi melakukan ini tanpa memberi tahu pengunjung. Beberapa peretas menerapkannya dengan cara yang menguras CPU pengunjung. Akibatnya, skrip diblokir oleh perusahaan yang menawarkan daftar pemblokiran iklan, layanan antivirus, dan layanan antimalware.[28][30]
Monero terkadang digunakan oleh grup perangkat pemeras. Menurut CNBC, pada paruh pertama tahun 2018, monero digunakan dalam 44% serangan perangkat pemeras yang mentargetkan mata uang kripto.[32]
Salah satu kelompok di balik serangan ransomware WannaCry 2017, The Shadow Brokers, berusaha menukar uang tebusan yang mereka kumpulkan dalam bitcoin ke monero. Ars Technica dan Fast Company melaporkan bahwa pertukaran berhasil,[5][33] tetapi BBC News melaporkan bahwa layanan yang ingin dicoba digunakan oleh penjahat, ShapeShift, menolak pertukaran tersebut.[34] The Shadow Brokers mulai menerima monero sebagai pembayaran di akhir tahun 2017.[33]
Pada tahun 2021, CNBC, Financial Times, dan Newsweek melaporkan bahwa permintaan untuk monero meningkat setelah tebusan berupa bitcoin pada serangan siber Colonial Pipeline berhasil didapatkan kembali oleh pemerintah.[3][6][35] Peretasan pada Mei 2021 memaksa Colonial pipeline untuk membayar tebusan $4,4 juta dalam bitcoin, tetapi sebagian besar telah berhasil didapatkan kembali oleh pemerintah federal Amerika Serikat pada bulan berikutnya.[35] Kelompok di balik serangan tersebut, DarkSide, biasanya meminta pembayaran dalam bitcoin atau monero, tetapi membebankan biaya tambahan 10-20% dari tebusan untuk pembayaran yang dilakukan dalam bitcoin karena risiko keterlacakannya yang terus meningkat.[3] Grup Ransomware REvil menghapus opsi untuk membayar uang tebusan dalam bitcoin pada tahun 2021, dan hanya menerima monero.[3] Negosiator perangkat pemeras, kelompok yang membantu korban membayar uang tebusan, telah menghubungi pengembang monero untuk memahami teknologinya.[3] Meskipun demikian, CNBC melaporkan bahwa bitcoin masih menjadi mata uang pilihan yang diminta di sebagian besar serangan ransomware, karena perusahaan asuransi menolak membayar tebusan karena masalah keterlacakan.[6]
Efek monero ke pasar gelap telah memengaruhi beberapa bursa untuk tidak mencantumkannya. Ini mempersulit pengguna untuk menukar monero dengan mata uang fiat atau mata uang kripto lainnya.[6] Bursa di Korea Selatan dan Australia telah menghapus monero dan koin privasi lainnya karena tekanan peraturan.[36]
Pada tahun 2018, Europol dan direkturnya Rob Wainwright menulis bahwa tahun ini para kriminal akan beralih dari menggunakan bitcoin ke monero, serta Ethereum, dash, dan zcash.[37]Bloomberg dan CNN melaporkan bahwa permintaan monero ini disebabkan karena pihak berwenang menjadi lebih handal dalam memantau blockchain bitcoin.[37][38]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.