Loading AI tools
sejarawan Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Prof. Dr. Mestika Zed, M.A. (19 September 1955 – 1 September 2019 )[1][2] adalah sejarawan Indonesia. Ia merupakan guru besar sejarah di Universitas Negeri Padang. Ia aktif menulis buku serta sebagai kolumnis.[3]
Prof. Dr. Mestika Zed M.A. | |
---|---|
Lahir | Batu Hampar, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia | 19 September 1955
Meninggal | 1 September 2019 63) Padang, Sumatera Barat | (umur
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | IKIP Padang Universitas Gadjah Mada Universitas Vrije Universitas Indonesia |
Pekerjaan | Sejarawan |
Keluarga | Amiruddin (mertua) |
Mestika Zed merupakan sedikit dari sejarawan Indonesia yang saat ini giat meluruskan dan mengoreksi sejarah bangsa, terutama terkait dengan peran tanah kelahirannya, Sumatra, yang selama ini selalu dipinggirkan dalam buku-buku sejarah nasional. Ia aktif meluruskan sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia, dan sejarah Giyugun Sumatra, tiga peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang berpusat di Bukittinggi dan Padang (Sumatera Barat), yang selama ini diabaikan dan bahkan mendapat tempat tak terhormat dalam sejarah Indonesia.
Mestika menamatkan pendidikan D3 Pendidikan Sejarah di IKIP Padang (kini bernama Universitas Negeri Padang).[4] Lalu, ia memperoleh gelar kesarjanaan di Jurusan Sejarah Universitas Gadjah Mada pada tahun 1980. Kemudian, ia melanjutkan ke Vrije Universiteit, Amsterdam dan meraih gelar MA pada tahun 1983. Setahun kemudian dia mengikuti program penyetaraan S2 di Jurusan Sejarah Universitas Indonesia. Pada tahun 1991 dia mendapatkan gelar Ph.D dalam bidang sejarah di Vrije Universiteit.[5]
Sebagai pengajar, ia pernah menjabat Ketua Prodi Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Andalas tahun 1992-1994 (1995).[6] Ia juga menjadi Direktur Pusat Kajian Sosial Budaya dan Ekonomi (PKSBE) FIS UNP sejak 1998.[4][7]
Mestika Zed meninggal dunia di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 1 September 2019, pukul 08.00 WIB. Jenazah disemayamkan di rumah duka, Jalan Gajah Mada 35, Padang.[8] Sekitar seribuan orang jamaah menyalatkan almarhum di Mesjid Raya Al-Azhar UNP pada siang harinya. Setelah disalatkan, jenazah dibawa ke kampung halaman di Batuhampar untuk dimakamkan.[9]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.