Loading AI tools
suku bangsa di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Melayu-Banjar merupakan orang-orang Melayu dari Sumatra dan Semenanjung yang melakukan migrasi ke Kalimantan Selatan sejak abad XV.
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Menurut Hikayat Banjar-Kotawaringin kedatangan orang Melayu sebagai pedagang antar pulau dan juga ada yang menjadi ulama.
Orang-orang Melayu merupakan salah satu golongan pedagang yang datang dari daerah lain dan tinggal di Tanah Banjar. Selain orang Banjar sendiri, banyak suku lainnya dan bangsa asing yang tinggal menetap di Tanah Banjar. Tidak ada keterangan dalam Hikayat Banjar yang menyebutkan penduduk Banjar yang disebut dengan nama orang Banjarmasih (Olohmasih) artinya adalah orang Melayu. Memang orang Melayu merupakan salah satu suku/bangsa pendatang yang berdagang di Banjar dan telah memeluk Islam. Namun banyak pula para pedagang dari berbagai suku dan bangsa lainnya yang terus tinggal menetap di Banjar. Para pedagang inilah yang kemudian melebur dan berasimilasi dengan orang-orang Banjar-Masih (Oloh Masih) yang merupakan penduduk pertama atau lebih dahulu menghuni kawasan Banjar tersebut.
Sehingga di Kota Banjarmasin dapat ditemukan perkampungan berdasarkan etnik yaitu Kampung Bugis, Kampung Arab, Kampung Jawa (kini Kertak Baru), Kampung Cina (Pecinan), Kampung Kristen (Dayak Kapuas) dan lain-lain. Sedangkan sisa-sisa pedagang Melayu kemudian mendirikan Kampung Melayu di Banjarmasin, sedangkan di Martapura, Kampung Melayu telah dimekarkan menjadi 3 desa misalnya:
Hikayat Banjar-Kotawaringin yang ditulis dalam bahasa Melayu-Banjar menyebutkan:[1]
Maka Patih Balit itu kembali maka datang serta orang bantu itu. Maka orang yang takluk tatkala zaman Maharaja Suryanata sampai ke zaman Maharaja Sukarama itu, seperti negeri Sambas dan negeri Batang Lawai dan negeri Sukadana dan Kotawaringin dan Pembuang dan Sampit, Mendawai dan Sebangau dan Biaju Besar dan orang Biaju Kecil dan orang negeri Karasikan dan Kutai dan Berau dan Paser dan Pamukan dan orang Laut-Pulau dan Satui dan Hasam-Hasam dan Kintap dan Sawarangan dan Tambangan Laut dan orang Takisung dan Tabuniau, sekaliannya itu sudah sama datang serta senjata serta persembahnya. Sama suka hatinya merajakan Pangeran Samudera itu. Sekaliannya orang itu berhimpun di Banjar dengan orang Banjarmasih itu, kira-kira orang empat laksa. Serta orang dagang itu, seperti orang Melayu, orang Cina, orang Bugis, orang Mangkasar, orang Jawa yang berdagang itu, sama lumpat menyerang itu. Banyak tiada tersebut.[1]
Sensus pada tahun 1930 di masa Hindia Belanda menunjukkan adanya 1.292 orang Melayu yang tinggal di Tanah Banjar pada kawasan Afdeeling Hulu Sungai yang dibedakan sukunya dengan orang-orang Banjar, penduduk asli Kalimantan Selatan.[2]
Suku Bangsa | 1930 | Prosentase |
---|---|---|
Total | 551,571 | 100% |
Dayak | 27,250 | 4,94% |
Melayu | 1,292 | 0,23% |
Banjar | 518,563 | 94% |
Jawa | 3,747 | 0,69% |
Suku lainnya | 187 | 0,03% |
Tidak diketahui sukunya | 532 | 0,10% |
Keberadaaan orang Melayu di Kalsel sekarang terlihat dengan munculnya warung dan rumah makan yang menjual kuliner asal Sumatra seperti empek-empek Palembang yang menunjukkan keberadaan orang Melayu dari Palembang.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.