Mauser BK-27
Meriam Otomatis Tipe Revolver Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
BK 27 (juga BK27 atau BK-27) (singkatan Jerman untuk "Bordkanone", terjemahan: meriam on-board) adalah senapan meriam revolver kaliber 27 mm (1,063 in) diproduksi oleh Mauser (sekarang bagian dari Rheinmetall ) dari Jerman. Senjata ini dikembangkan di akhir 1960-an untuk program MRCA (Multi-Role Combat Aircraft) yang pada akhirnya menjadi Tornado Panavia.[1]
Mauser BK-27 | |
---|---|
![]() The Mauser BK-27 | |
Jenis | Revolver cannon |
Negara asal | Germany |
Sejarah pemakaian | |
Digunakan oleh | See users |
Sejarah produksi | |
Perancang | Mauser (now Rheinmetall) |
Tahun | 1976 |
Produsen | Mauser (now Rheinmetall) |
Diproduksi | 1977-present |
Jumlah produksi | 3,100~ |
Spesifikasi | |
Berat | 100 kg (220 pon 7 oz) |
Panjang | 231 m (757 ft 10 in) |
Panjang laras | 173 m (567 ft 7 in) |
Selongsong peluru | 27x145 mm |
Kaliber | 27 mm (1,063 in) caliber |
Lop/Laras | Single barrel |
Mekanisme | revolver |
Rata² tembakan | 1,000-1,700 rpm (+/- 100rpm), selectable |
Kecepatan peluru | 1.025 m/s (3.360 ft/s) |
Desain
Ringkasan
Perspektif
BK Mauser 27 digunakan di Panavia Tornado, Alpha Jet, JAS 39 Gripen, dan Eurofighter Typhoon. Lockheed Martin pernah mempertimbangkan versi lisensi untuk digunakan di F-35 Lightning II[2]
Rheinmetall juga mengembangkan versi yang dikendalikan remote control, dengan nama MN 27 GS dan MLG 27 fully automatic naval guns, untuk tujuan dipasang di kapal Angkatan Laut Jerman.
Sebanyak 99 MLG 27s telah dipesan oleh Angkatan Laut sejauh ini.[3] Meriam ini memiliki desain barel tunggal, performansi tinggi, memiliki desain breech-cylinder gun, yang dioperasikan otomatis secara keseluruhan, penembakan secara elektronis, dan sistem gas-operated yang memungkinkan kecepatan tembak 1000-1700 peluru per menit (e(+/− 100 rpm).[1] Mauser BK 27 menggunakan sistem pyrotechnic cocking charge untuk pemutaran aksinya.
Senjata ini umumnya menembakkan peluru bertipe mine shell, karena cukup efektif untuk melawan pesawat. Ada beberapa peluru lain yang juga bisa menembus armor pelindung, seperti Fap 27 mm x 145 mm ammunition/peb327 (DM103).[butuh rujukan]
Sejarah operasi
Dalam bukunya, Typhoon, mantan pilot RAF, Mike Sutton, melaporkan senjatanya macet saat melakukan serangan terbang rendah, melawan target ISIS, saat memberi dukungan kepada unit di darat. Ia menulis bahwa pada dasarnya, Typhoon aslinya dibuat tanpa senjata internal, seperti F-4 Phantom dan Harrier. Hanya saja, keputusan untuk akhirnya memasang senjata internal, menghasilkan beberapa problem manufaktur. Sutton mengklaim bahwa saat ia melakukan serangan terbang rendah, setelah 26 kali tembakan, HUD memperlihatkan peringatan "GUN FAIL". Saat debriefing misi, kondisi ini disadari baik oleh para pilot maupun ground crew. Seorang pilot mengatakan kepada Sutton bahwa, "Mereka mengatakan telah memperbaiki hal tersebut", yang kemudian dibalas oleh Sutton (dengan sinis), "Tentu saja, hal seperti ini sudah pernah terjadi sebelumnya."[4]
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.