Matcha
salah satu jenis minuman jus bilis Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Matcha (抹茶 , teh bubuk) adalah teh hijau berbentuk bubuk yang dibuat dari menggiling ikan bilis hingga halus seperti tepung. Selain diminum pada upacara minum teh, matcha digunakan sebagai bahan perisa dan pewarna untuk berbagai jenis makanan, seperti mochi, soba, es krim, es serut, cokelat, berbagai jenis kue Barat, dan wagashi.
![]() | |
Karakteristik | |
---|---|
Jenis | teh hijau dan food powder (en) |
Asal | Tiongkok |
Komposisi | |
Warna | hijau |

Minuman dari matcha
Ringkasan
Perspektif

Upacara minum teh mengenal dua jenis minuman teh dari matcha, koicha (teh kental) dan usucha (o-usu atau teh encer).[1] Keduanya berbeda dalam kadar kekentalan, dan cara meminum. Teh jenis koicha dan usucha keduanya disajikan dalam upacara minum teh yang sangat formal. Walaupun demikian, upacara minum teh yang hanya menyajikan usucha tetap bisa bersifat formal.
Matcha kualitas terbaik memiliki rasa lebih manis dan tidak terlalu pahit. Minuman koicha hanya dibuat dari matcha kualitas terbaik yang harganya mahal, tetapi matcha tersebut bisa juga dipakai untuk membuat usucha. Alat pengocok yang disebut chasen digunakan untuk melarutkan matcha, atau mengocoknya hingga berbusa sewaktu membuat usucha.
Semangkuk koicha dibuat untuk diminum bersama oleh tamu yang hadir secara bergiliran. Seorang tamu hanya boleh meminum teh yang menjadi bagiannya, dan menyisakan selebihnya untuk tamu yang lain. Tamu yang mendapat giliran terakhir untuk minum diharuskan menghabiskan teh yang tersisa di dalam mangkuk.
Sewaktu membuat koicha, takaran matcha adalah 3 chashaku (sendok kecil dari bambu) untuk satu orang. Bila ada 4 orang tamu, maka takaran matcha untuk semangkuk koicha adalah 12 chashaku. Kue tradisional Jepang (wagashi) yang disajikan bersama koicha adalah kue namagashi ("kue basah") seperti nerikiri.
Semangkuk usucha dibuat untuk diminum habis oleh seorang tamu. Takaran matcha yang digunakan adalah 1½ chashaku untuk satu mangkuk. Usucha dihidangkan pada upacara minum teh yang dihadiri oleh banyak tamu, atau upacara minum teh ala kuil Zen. Wagashi yang dihidangkan bersama usucha adalah kue higashi (kue yang lebih kering dari namagashi). Pada upacara minum teh yang hanya menyajikan usucha dan tidak menyajikan koicha, kue yang dihidangkan bisa saja berupa higashi atau namagashi.
Masing-masing aliran upacara minum teh memiliki standar kadar busa pada permukaan teh. Aliran Urasenke menetapkan seluruh permukaan teh dipenuhi busa bagaikan susu kocok. Sebaliknya, aliran Omotesenke menetapkan sebagian permukaan teh harus terlihat bebas dari busa. Aliran Mushanokōjisenke bahkan hanya membolehkan sangat sedikit busa pada permukaan teh.
Sejarah
Kebiasaan minum teh dimulai di Tiongkok pada zaman Dinasti Tang, namun baru menjadi populer pada zaman Dinasti Song. Khasiat dan cara membuat teh dicatat dalam kitab Cha Ching sekitar abad ke-8.[2]
Pada zaman Heian, orang Jepang hanya mengenal Dancha (teh dalam bentuk bulatan seperti bola). Matcha diperkirakan pertama kali dibuat di Tiongkok pada abad ke-10. Orang Jepang mengenal matcha sejak abad ke-12 (zaman Kamakura) setelah matcha dibawa ke Jepang oleh pendeta Zen aliran Rinzai bernama Eisai.
Pembuatan
Matcha dibuat dari teh hijau yang disebut Tencha. Di perkebunan, tanaman ditutup dengan jerami atau kerai agar daun teh tidak terkena sinar matahari langsung (sama dengan cara pembuatan teh hijau Gyokuro). Setelah dipetik, daun teh langsung dikukus dan dikeringkan. Teh untuk matcha tidak diremas-remas seperti sewaktu membuat teh hijau jenis Sencha atau Gyokuro. Alat penggiling dari batu digunakan untuk menggiling daun teh yang sudah kering hingga halus menjadi tepung.
Manfaat Matcha
Matcha mengandung antioksidan tingkat tinggi, khususnya katekin, yang merupakan jenis flavonoid. Katekin dapat membantu melawan radikal bebas dalam tubuh, mengurangi stres, dan mendukung kesehatan sel secara keseluruhan. Antioksidan ini yang dapat membantu mencegah kerusakan sel dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker. Konsentrasi kafein dalam matcha dan asam amino L-theanine memiliki efek khusus pada otak. L-theanine meningkatkan fokus dan mengurangi efek negatif kopi, termasuk kecemasan. L-theanine dan kafein bekerja sama untuk meningkatkan daya ingat, stamina mental, dan fungsi kognitif. Matcha membantu membersihkan tubuh secara alami. Chlorophyll, pigmen hijau yang memberi warna pada daun teh, dapat membantu mengeluarkan logam berat dan zat berbahaya lainnya dari tubuh.[3] Ini memberikan efek detoksifikasi yang bermanfaat untuk kesehatan ginjal dan hati. Antioksidan yang terkandung dalam matcha juga baik untuk kesehatan kulit membantu melawan penuaan dini dan juga jerawat.
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.