Masjid Sheikh Zayed Surakarta
masjid di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
masjid di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo[6][3] (bahasa Arab: جَامِع ٱلشَّيْخ زَايِد ٱلْكَبِيْر، سوْلو, translit. Jāmiʿ Aš-Šaykh Zāyid Al-Kabīr, Solo)[1][5] adalah masjid yang terletak di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Masjid ini awalnya dibangun pada tahun 2021, dan merupakan replika dari Masjid Sheikh Zayed[2][4] di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Masjid ini merupakan hibah dari Pemerintah Uni Emirat Arab kepada Pemerintah Indonesia.[7]
Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo | |
---|---|
Jāmiʿ Aš-Šaykh Zāyid Al-Kabīr, Solo (جَامِع ٱلشَّيْخ زَايِد ٱلْكَبِيْر، سوْلو) Sheikh Zayed Grand Mosque, Solo | |
Koordinat: 7°33′17.1500″S 110°49′36.0502″E
Koordinat: 7°33′17.1500″S 110°49′36.0502″E
| |
Agama | |
Afiliasi | Islam |
Provinsi | Jawa Tengah |
Dewa | Allah (Tuhan) |
Kepemimpinan | Akmal Salim Ruhana, Kementerian Agama[1] |
Diberkati | 2022 |
Status | Aktif |
Lokasi | |
Lokasi | Surakarta |
Munisipalitas | Surakarta |
Negara | Indonesia |
Administrasi | Indonesia dan UEA[1] |
Koordinat | 7°33′17.15″S 110°49′36.05″E |
Arsitektur | |
Arsitek |
|
Tipe | Masjid |
Gaya arsitektur | Timur Tengah dengan sedikit sentuhan arsitektur Maroko |
Didanai oleh | Uni Emirat Arab |
Kontraktor | Waskita Karya |
Didirikan | Februari 2022 |
Peletakan batu pertama | 8 Berbaris 2021 |
Rampung | 28 Februari 2023 |
Biaya konstruksi | $ 20 juta (Rp 313.1 miliar)[2][3] |
Spesifikasi | |
Arah fasad | Kiblat |
Kapasitas | 17.000[2] |
Kubah | 82[4] |
Menara | 4 |
Luas kawasan | 8,000 m2 (86,11 sq ft)[2][5] |
Masjid ini kemudian dirancang mirip aslinya dengan empat menara menjulang, satu kubah utama, dikelilingi 81 kubah-kubah kecil, dan ornamen bangunan Timur Tengah.[8] Diresmikan pada 14 November 2022 oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Uni Emirat Arab Mohamed bin Zayed Al Nahyan, masjid ini menggunakan karpet bermotif batik serta tembok di dekat imam bertuliskan Asmaulhusna.
Sebelum menjadi masjid, lokasi tempat masjid ini berdiri dahulu merupakan bekas depot minyak Pertamina Gilingan. Seiring bertumbuhnya Kota Surakarta, depot minyak Gilingan menjadi semakin tidak efektif untuk distribusi BBM karena berlokasi di tengah-tengah permukiman. Akibatnya, rencana distribusi minyak menggunakan jaringan perpipaan ke depo ini menjadi gagal karena persoalan biaya. Depot minyak ini ditutup pada tahun 2008 karena beroperasinya depot baru di Boyolali. Pada tahun 2012, Pertamina merencanakan membangun hotel dan gedung pameran serta kawasan wisata kuliner di atas lahan depot minyak tersebut, tetapi akhirnya gagal terencana. Sebagian kecil dari lahan eks-depot minyak tersebut akhirnya dijadikan stasiun pengisian bahan bakar.[9]
Pada tahun 2019, Luhut Binsar Pandjaitan, yang menjabat sebagai Menko Marinves, membeberkan rencana UEA untuk membangun masjid di atas lahan depot minyak Gilingan.[9] Terkait dengan hal tersebut, Duta Besar UEA kemudian meninjau lokasi eks-depot minyak Gilingan tersebut sebagai lokasi pembangunan masjid, sebagaimana rencana Muhammad bin Zayid Al Nahyan.[10]
PT Arkonin dan PT Airmas Asri Architects ditunjuk sebagai firma arsitektur yang mendesain bangunan masjid, atas mandat Pemerintah UEA. Sementara itu, proses pembangunan dilakukan oleh kontraktor Waskita Karya.[11][12]
Masjid ini diresmikan pada 14 November 2022 oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Uni Emirat Arab Mohamed bin Zayed Al Nahyan, setelah sebelumnya direncanakan dibuka 17 November.[13] Selanjutnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin resmi membuka masjid ini untuk seluruh kegiatan keagamaan umum pada 28 Februari 2023.[14]
Yang membedakan masjid ini dan masjid aslinya yang terletak di Abu Dhabi adalah ukurannya yang lebih kecil, dengan luas hanya 2,7 ha (27.000 m2) atau hanya sekitar 22,5% dari lahan masjid aslinya yang seluas 12 ha (120.000 m2).[15]
Bentuk dasarnya masih mengikuti masjid aslinya, yang masih kental dengan gaya arsitektur Maroko, Asia Selatan, dan Timur Tengah, dengan ukurannya yang lebih kecil. Di samping ukuran masjidnya yang kecil, yang menjadi ciri khas dari masjid ini dibandingkan dengan masjid aslinya adalah adaptasi motif-motif batik ke tiap-tiap komponen bangunan, seperti kawung, kembang, dan bokor kencono. Dengan luasnya itu, masjid ini diklaim mampu menampung 10.000 jemaah.[11]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.