Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Kritik teks adalah salah satu metode penafsiran Alkitab yang mempelajari teks yang ada secara terperinci untuk memahami makna yang terkandung di dalamnya.
Ketika seseorang mencoba mempelajari suatu teks Alkitab dari beberapa terjemahan yang berbeda, tidak jarang ia menemukan bagian yang berbeda antara dua terjemahan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa macam hal, antara lain:[1]
Kritik teks sudah dimulai dari zaman kuno tetapi metode kritik teks modern untuk Alkitab Kristen yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berawal dari rasionalisme abad ke-17 dan ke-18 dan dikembangkan dalam konteks pendekatanan ilmiah kepada humanitas (terutama sejarah) yang tumbuh pada abad ke-19.
Kritisisme Alkitab modern dimulai pada abad ke-17 oleh para filsuf dan teolog —Thomas Hobbes, Benedict Spinoza, Richard Simon dan lain-lain — yang mempertanyakan asal usul teks Alkitab, terutama Pentateukh (lima kitab pertama Perjanjian Lama, yakni Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan). Secara spesifik, dipertanyakan siapa penulis kitab-kitab ini; menurut tradisi pengarangnya adalah Musa, tetapi para kritikus ini melihat ada kontradiksi dan inkonsistensi dalam teks yang membuat mereka menentang kepengarangan Musa. Pada abad ke-18 Jean Astruc (1684–1766), seorang dokter Prancis, berupaya membantah para kritikus itu. Menggunakan metode kritik teks yang sudah dipakai untuk meneliti teks-teks Yunani dan Romawi, ia menemukan apa yang diyakininya sebagai sejumlah dokumen terpisah dalam Kitab Kejadian, berasal dari gulungan-gulungan asli tulisan Musa, yang sebagaimana empat penulis menghasilkan empat kitab Injil, merupakan catatan-catatan yang saling melengkapi. Generasi-generasi berikutnya, menurut Astruc, menggabungkan dokumen-dokumen asli ini untuk menghasilkan kitab Kejadian yang ada sekarang, di mana secara sekilas menunjukkan inkonsistensi dan kontradiksi sebagaimana diamati oleh Hobbes dan Spinoza.
Kritisisme tekstual Alkitab Ibrani membandingkan versi naskah Alkitab dari berbagai sumber (tarikh berdasarkan naskah tertua yang terlestarikan dari setiap keluarga/famili tekstual):
Manuskrip | Contoh | Bahasa | Tarikh komposisi | Salinan tertua | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Gulungan Laut Mati | Tanakh di Qumran | Ibrani, Paleo-Ibrani dan Yunani (Septuaginta) | c. 150 BCE – 70 M | ~ 150 Sm – 70 M | |||||
Septuaginta | Codex Vaticanus, Codex Sinaiticus dan naskah papirus kuno lain | Yunani | 300–100 SM | abad ke-2 SM(fragmen) abad ke-4 M (lengkap) | |||||
Pesyita | Suryani | awal abad ke-5 M | |||||||
Vulgata | Latin | awal abad ke-5 M | |||||||
Masoretik | Aleppo Codex, Leningrad Codex dan mss tidak lengkap lainnya | Ibrani | ~ 100 M | abad ke-10 M | |||||
Taurat Samaria | Abisha Scroll di Nabus | Ibrani dalam Abjad Samaria | 200–100 SM | mss tertua ~ abad ke-11 M, mss tertua yang tersedia untuk penelitian: abad ke-16 M; hanya memuat Taurat | |||||
Targum | Aram | 500–1000 M | abad ke-5 M | ||||||
Sebagaimana dalam naskah-naskah Perjanjian Baru, munculnya perubahan, korupsi dan penghapusan, terutama dalam teks-teks Masoret, disebabkan oleh para juru tulis (soferim; scribes) kuno yang tidak menangani kesalahan penyalinan secermat di waktu-waktu kemudian.[2]
Ada tiga edisi baru terpisah untuk Alkitab Ibrani yang sekarang dalam pengembangan: Biblia Hebraica Quinta, Hebrew University Bible, dan Oxford Hebrew Bible. Biblia Hebraica Quinta adalah edisi diplomatik berdasarkan Leningrad Codex. Hebrew University Bible juga diplomatik, tetapi berdasarkan Aleppo Codex. Oxford Hebrew Bible adalah edisi eklektis.[3]
Dalam melihat Alkitab Ibrani sebagai Perjanjian Lama, hampir semua varian tekstual tidak bernilai penting dan tidak mempengaruhi doktrin kepercayaan. Professor Douglas Stuart menyatakan: "Secara jujur dapat dikatakan bahwa ayat-ayat, pasal-pasal, dan kitab-kitab dalam Alkitab akan terbaca umumnya sama, dan memberikan kesan yang sama kepada para pembaca, meskipun orang memasukkan semua bacaan alternatif yang ada ke dalam teks yang menjadi dasar terjemahan [bahasa Inggris] saat ini."[4]
Teks kuno Perjanjian Baru meliputi lebih dari 5.800 naskah bahasa Yunani manuscripts, 10.000 naskah bahasa Latin dan 9.300 naskah dalam bahasa-bahasa kuno lain (termasuk bahasa Suryani, bahasa Slavia, bahasa Etiopia dan bahasa Armenia). Naskah-naskah itu memuat sekitar 300.000 varian tekstual, sebagian besar meliputi pertukaran urutan kata dan perbedaan penulisan yang trivial.[5][6] Jadi selama lebih dari 250 tahun dilakukan kritis teks mendalam, para sarjana Perjanjian Baru dapat menyatakan tidak ada varian tekstual yang mempengaruhi doktrin apapun. Profesor D. A. Carson menyatakan: "tidak ada dari apa yang kita percayai secara doktrinal benar, dan tidak ada dari apa yang diperintahkan kepada kita untuk dilakukan, yang diubah oleh varian-varian itu. Ini benar untuk tradisi tekstual manapun. Penafsiran perikop-perikop individual dapat saja dipertanyakan; tetapi tidak pernah ada doktrin yang terdampak."[5][7] Jumlah saksi naskah yang sangat banyak menimbulkan kesulitan yang unik, terutama tidak memungkinkan membuat "stemmatics" dalam banyak kasus, karena sejumlah penulis menggunakan dua atau lebih versi naskah yang berbeda sebagai sumbernya. Akibatnya, kritik teks Perjanjian Baru mengadopsi eklektisisme setelah mengurutkan saksi-saksi naskah itu dalam tiga grup besar, yang disebut "jenis teks" ("text-types"). Hingga 2017[update] pembagian jenis teks adalah:
Jenis teks | Tarikh | Ciri | Versi Alkitab |
---|---|---|---|
Teks Alexandria (juga disebut tradisi "Neutral Text" ("Teks Netral"); atau "Minority Text"/"Teks Minoritas") | abad ke-2 sampai ke–4 M | Keluarga tekstual ini meliputi sejumlah naskah paling tua, termasuk Codex Vaticanus dan Codex Sinaiticus. Naskah-naskahnya umumnya hanya ditemukan terbatas di daerah sekitar Mesir: Aleksandria dan Gereja Aleksandria. Karena iklim yang menguntungkan, naskah-naskah tua masih terlestarikan dalam penyimpanan, meskipun tidak diteruskan penyalinannya, dan sekarang mendasari banyak terjemahan modern Perjanjian Baru sejak tahun 1900-an. | NIV, NAB, NABRE, Douay, JB and NJB (meskipun juga tergantung pada jenis teks Bizantin), TNIV, NASB, RSV, ESV, EBR, NWT, LB, ASV, NC, GNB, CSB |
Teks Western (juga disebut "jenis teks Kaisarea") | abad ke-3 sampai ke-9 M | Dianggap suatu tradisi paling tua, tersebar dalam geografi luas dari Afrika Utara ke Italia dan dari Gaul (Prancis) ke Siria. Ditemukan dalam naskah-naskah bahasa Yunani dan terjemahan Latin yang digunakan oleh Gereja Barat. Sejumlah sarjana Perjanjian Baru membedakan teks Western dan teks Kaisarea. | Vetus Latina |
Teks Bizantin (juga disebut jenis "teks Koinē" atau terkenal sebagai "Majority Text"/"Teks Mayoritas") | abad ke-5 sampai ke-16 M | Kelompok ini meliputi sekitar 95% seluruh naskah yang ada, mayoritas dari abad-abad kemudian. Menjadi dominan di Konstantinopel sejak abad ke-5 dan seterusnya, serta digunakan di seluruh Gereja Ortodoks Timur dalam Kekaisaran Bizantium. Mendasari Textus Receptus yang digunakan dalam kebanyakan terjemahan Perjanjian Baru dalam era-Reformasi. | KJV, NKJV, Tyndale, Coverdale, Geneva (Jenewa), Bishops' Bible, OSB |
Metode dan perspektif kritis jumlahnya banyak, dan tinjauan berikut tidak dapat dianggap komprehensif.
Kritisisme tekstual ("Kritik teks", Textual criticism; kadang-kadang dirujuk sebagai "lower criticism"; "kritisisme tingkat rendah") merujuk kepada penelitian teks itu sendiri untuk mengidentifikasi asal usul atau melacak sejarahnya.
Kritik sumber (Source criticism) adalah upaya pencarian sumber-sumber asli yang mendasari suatu teks, dalam hal ini Alkitab.
Kritisisme bentuk (Form criticism) membagi Alkitab dalam bagian-bagian kecil ("perikop", pericope, cerita-cerita) yang dianalisis dan dikategorikan berdasarkan genre (prosa atau sajak, surat-surat, hukum-hukum, arsip pengadilan, nyanyian peperangan, puisi ratapan, dll.).
Kritisisme redaksi mempelajari "pengkoleksian, pengaturan, penyuntingan, dan modifikasi sumber-sumber", dan sering digunakan untuk merekonstruksi komunitas dan tujuan para penulis teks.[8] Didasarkan pada perbandingan perbedaan antara naskah-naskah dan nilai penting teologisnya.[9]
Kritisisme kanonik adalah "suatu penelitian bentuk akhir teks sebagai suatu totalitas, serta proses yang mengarahkannya".[10] Metode ini terutama dikaitkan dengan Brevard S. Childs, yang menulis secara prolifik mengenai subjek ini.[11]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.