Loading AI tools
bangunan istana di Tiongkok Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Kota Terlarang (Hanzi: 紫禁城; Pinyin: Zǐjìn Chéng, secara harfiah bermakna "Kota Terlarang Ungu"), juga disebut "Bekas Istana" (Gùgōng 故宫) dan "Museum Istana" (Gùgōng Bówùyùan 故宫博物院), merupakan kompleks istana kekaisaran dan kediaman Kaisar Tiongkok beserta anggota rumah tangganya selama periode Dinasti Ming dan Dinasti Qing, antara tahun 1420 sampai 1924. Tempat ini juga menjadi pusat pemerintahan Tiongkok hampir selama lima abad.
Didirikan | 1925 |
---|---|
Lokasi | Jl. 4 Jingshan Front, Dongcheng, Beijing, Tiongkok |
Koordinat | 39.915987°N 116.397925°E |
Jenis | Museum seni, Istana Kekaisaran, Situs sejarah |
Wisatawan | 16,7 juta[1] |
Kurator | Wang Xudong |
Luas | 720.000 meter persegi |
Dibangun | 1406–1420 |
Arsitek | Kuai Xiang (蒯祥) |
Arsitektur | Arsitektur Tiongkok |
Situs web | en www |
Situs Warisan Dunia UNESCO | |
---|---|
Bagian dari | Istana Kekaisaran Dinasti Ming dan Qing di Beijing dan Shenyang |
Kriteria | Budaya: i, ii, iii, iv |
Nomor identifikasi | 439-001 |
Pengukuhan | 1987 (Sesi ke-11) |
Memiliki luas sekitar 720.000 meter persegi, 980 bangunan, dan lebih dari 8.000 ruangan, Kota Terlarang disebut merupakan koleksi terbesar struktur kayu kuno di dunia oleh UNESCO dan terdaftar sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1987 sebagai "Istana Kekaisaran Dinasti Ming dan Qing". Lokasinya berada di utara dari lapangan Tiananmen dan dapat diakses dari lapangan tersebut melalui Gerbang Tiananmen.
Walaupun tidak lagi ditempati oleh kalangan bangsawan, Kota Terlarang tetap merupakan simbol dari kekuasaan Tiongkok. Gambarnya sendiri muncul pada lambang negara Republik Rakyat Tiongkok. Museum Istana sekarang ini merupakan salah satu lokasi yang paling menarik wisatawan di dunia.
Nama "Kota Terlarang" merupakan terjemahan dari Zǐjìn Chéng (Hanzi: 紫禁城) yang secara harfiah bermakna "Kota Terlarang Ungu". Nama Zǐjìn Chéng muncul pertama kali secara resmi pada tahun 1576.[2]
Zǐ atau Ungu, merujuk kepada Bintang Utara yang disebut Bintang Ziwei dalam Tiongkok kuno, dan dipercaya sebagai kediaman surgawi Kaisar Langit dalam astrologi Tiongkok tradisional. Wilayah langit di sekitarnya, Kawasan Ziwei (Hanzi: 紫微垣; Pinyin: Zǐwēiyuán), merupakan kediaman Kaisar Langit beserta keluarganya. Kota Terlarang yang merupakan kediaman kaisar bumi dipandang sebagai padanan duniawinya. Jìn atau "terlarang" merujuk pada peraturan yang menyatakan bahwa tidak ada yang boleh masuk atau keluar istana tanpa seizin kaisar. Sekarang situs ini umum dikenal dengan sebutan Gùgōng (Hanzi: 故宫) yang bermakna "Bekas Istana". Museum yang berdasarkan bangunan-bangunan situs ini disebut "Museum Istana" (Hanzi: 故宫博物院; Pinyin: Gùgōng Bówùyùan).
Setelah Zhu Di (Kaisar Yongle/Yung-le) dari Dinasti Ming naik takhta, dia memindahkan ibu kota dari Nanjing ke Beijing, dan mulai membangun tempat yang nantinya disebut Kota Terlarang pada tahun 1406.[3] Pembangunan ini dilakukan selama 14 tahun dengan mempekerjakan 100.000 seniman ahli dan tenaga jutaan buruh.[4] Bahan yang digunakan meliputi seluruh batang kayu berharga nánmù (Hanzi: 楠木) atau phoebe zhennan yang ditemukan di hutan barat daya Tiongkok, dan balok marmer besar dari tambang dekat Beijing. Lantai-lantai dari aula utama dilapisi dengan "batu bata emas" (Hanzi: 金磚; Pinyin: jīnzhuān), batu bata paving yang dipanggang khusus dari Suzhou.[4]
Dari tahun 1420 hingga 1644, Kota Terlarang adalah pusat kekuasaan Dinasti Ming. Pada April 1644, tempat ini diduduki oleh pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Li Zicheng, yang menyatakan dirinya sebagai kaisar dan mendirikan dinastinya sendiri, Shun (順).[5] Namun dia segera melarikan diri sebelum pasukan gabungan dari mantan jenderal Ming Wu Sangui dan pasukan Manchu menyerang, membakar bagian Kota Terlarang dalam prosesnya.[6] Pada bulan Oktober, bangsa Manchu telah mencapai kekuasaan atas Tiongkok utara, dan sebuah upacara diadakan di Kota Terlarang untuk memproklamasikan Kaisar Shunzhi/Shunchi muda dari Dinasti Qing sebagai penguasa seluruh Tiongkok.[7] Para penguasa Qing mengubah nama beberapa bangunan utama di Kota Terlarang, dari yang berkonotasi "kekuasaan" menjadi "harmoni" atau keselarasan,[8] membuat papan nama dua bahasa (Tionghoa dan Manchu)[9] dan memperkenalkan elemen syamanisme di istana.[10]
Saat Perang Candu Kedua (1856–1860), pasukan Anglo-Perancis mengambil alih Kota Terlarang dan mendudukinya sampai akhir pertempuran. Tahun 1900, Ibu Suri Cixi meninggalkan Kota Terlarang pada saat Pemberontakan Boxer, meninggalkannya di tangan pasukan aliansi lawan sampai setahun setelahnya.[11]
Setelah menjadi kediaman dari 24 kaisar, 14 dari Dinasti Ming dan 10 dari Dinasti Qing, peran Kota Terlarang sebagai pusat pemerintahan Tiongkok berakhir dengan turun takhtanya Puyi (Kaisar Xuantong/Hsuan-tung) pada 1912. Sesuai perjanjian dengan pemerintah Republik Tiongkok yang baru, Puyi tetap berada di Istana Dalam, sedangkan Istana Luar diserahkan untuk penggunaan umum.[12] Puyi diusir dari Kota Terlarang setelah kudeta tahun 1924.[13]
Museum Istana dibentuk di Kota Terlarang pada 1925.[14] Tahun 1933, penyerangan Jepang atas Tiongkok memaksa evakuasi berbagai harta berharga di Kota Terlarang.[15] Sebagian koleksinya dikembalikan setelah Perang Dunia II,[16] tetapi sisanya dievakuasi ke Taiwan pada 1948 oleh Chiang Kai-shek. Koleksi yang terbilang kecil tetapi berkualitas tinggi ini tetap berada dalam ruang penyimpanan sampai tahun 1965 hingga kembali dapat dilihat publik sebagai inti dari Museum Istana Nasional di Taipei.[17]
Setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949, beberapa kerusakan terjadi pada Kota Terlarang karena negara itu tersapu oleh semangat revolusioner.[18] Namun dalam Revolusi Kebudayaan, kerusakan lebih lanjut dicegah oleh Perdana Menteri Zhou Enlai yang mengirim tentara untuk menjaga istana.[19]
Kota Terlarang dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1987 oleh UNESCO sebagai "Istana Kekaisaran Dinasti Ming dan Qing" karena peran besarnya dalam perkembangan arsitektur dan budaya Tiongkok.[20] Saat ini Kota Terlarang dikelola oleh Museum Istana, yang sedang melaksanakan proyek restorasi enam belas tahun untuk memperbaiki dan memulihkan semua bangunan di Kota Terlarang ke keadaan sebelum 1912.[21]
Kota Terlarang berbentuk persegi panjang, berukuran 961 meter dari utara ke selatan dan 753 meter dari timur ke barat,[22][23] terdiri dari 980 bangunan yang masih bertahan dengan 8.886 ruang kamar.[24] Mitos umum yang menyatakan bahwa ada 9.999 kamar[25] berasal dari tradisi lisan, tidak didukung oleh bukti penelitian.[26] Kota Terlarang dirancang untuk menjadi pusat kota Beijing kuno yang bertembok. Letaknya terletak di tengah kawasan berdinding yang lebih luas yang disebut Kota Kekaisaran. Kota Kekaisaran dikelilingi oleh Kota Dalam. Sebelah selatan Kota Dalam adalah Kota Luar.
Kota Terlarang tetap penting dalam skema sipil Beijing. Poros utara-selatan tengah tetap menjadi poros tengah Beijing. Poros ini meluas ke selatan melalui gerbang Tiananmen ke Lapangan Tiananmen, pusat upacara Republik Rakyat Tiongkok, dan terus ke Yongdingmen. Di utara, poros ini meluas melalui Bukit Jingshan ke Menara Drum dan Lonceng.[27] Sumbu ini tidak persis sejajar utara-selatan, tetapi miring kurang lebih dua derajat. Para peneliti sekarang percaya bahwa poros itu dirancang di Dinasti Yuan agar sejajar dengan Xanadu, ibu kota lain kekaisaran mereka.[28]
Secara tradisi, Kota Terlarang dibagi menjadi dua bagian: Istana Luar (外朝) atau Istana Depan (前朝) yang mencakup Kota Terlarang bagian selatan dan Istana Dalam (内廷) atau Istana Belakang (后宫) yang meliputi bagian utara. Istana Luar digunakan untuk kepentingan seremonial, sedangkan Istana Dalam merupakan kediaman kaisar beserta keluarganya dan tempat dilangsungkan urusan kenegaraan harian. Bangunan terpenting terletak di tengah dari poros utara-selatan.[29]
A. Gerbang Wu B. Gerbang Shenwu C. Gerbang Xihua D. Gerbang Donghua E. Menara pengawas sudut F. Gerbang Harmoni Agung G. Balai Harmoni Agung |
H. Bangsal Wuying J. Bangsal Wenhua K. Tiga Tempat Selatan L. Istana Qianqing M. Taman istana N. Bangsal Yangxin O. Istana Ningshou/Qianlong |
Kota Terlarang dikelilingi oleh tembok kota setinggi 7,9 meter[8] dan parit selebar 6 meter dengan lebar 52 meter. Dindingnya memiliki lebar 8,62 meter di bagian dasar, meruncing hingga 6,66 meter di bagian atas.[30] Tembok ini berfungsi sebagai tembok pertahanan dan tembok penahan untuk istana. Mereka dibangun dengan inti tanah yang dimampatkan dan diratakan dengan tiga lapisan batu bata yang dipanggang khusus di kedua sisinya, dengan celah diisi dengan mortar.[31]
Di empat sudut tembok, menara pengawas (E) yang berada di empat sudut Kota Terlarang memiliki atap rumit dengan 72 bubungan, meniru Paviliun Pangeran Teng dan Menara Bangau Kuning seperti yang muncul dalam lukisan Dinasti Song.[31]
Menara ini adalah bagian istana yang paling terlihat oleh orang di luar tembok dan banyak cerita rakyat melekat padanya. Menurut salah satu legenda, pengrajin tidak dapat memasang kembali menara sudut setelah dibongkar untuk renovasi pada awal Dinasti Qing dan hanya dapat dibangun kembali setelah campur tangan dari Lu Ban, tukang kayu abadi.[8]
Terdapat gerbang di tiap sisi tembok Kota Terlarang. Gerbang Meridian atau Gerbang Wu (A) (午門, Wǔmén) di sisi selatan, Gerbang Shenwu (B) (神武門, Shénwǔmén) di sisi utara dan menghadap Taman Jingshan, Gerbang Donghua (D) (Donghuamen) di sisi timur, dan Gerbang Xihua (C) (Xihuamen) di sisi barat. Semua gerbang di Kota Terlarang didekorasi dengan susunan paku pintu emas sembilan kali sembilan, kecuali Gerbang Donghua yang hanya memiliki delapan baris.[29]
Bangsal Harmoni Agung (G) (太和殿, Tài Hé Diàn) berada 30 meter lebih tinggi dari alun-alun di sekitarnya. Tempat ini menjadi pusat seremonial kegiatan kekaisaran dan merupakan bangunan kayu terbesar yang masih bertahan di Tiongkok.[32] Pada masa Dinasti Ming, kaisar mengadakan pengadilan di tempat ini untuk membahas urusan negara. Selama Dinasti Qing, kaisar jauh lebih sering menyelenggarakan pengadilan, sehingga pengadilan diadakan di tempat yang tidak terlalu seremonial. Bangsal Harmoni Agung hanya digunakan untuk tujuan seremonial, seperti penobatan dan pernikahan kekaisaran.[33]
Di Istana Luar bagian barat daya dan tenggara, terdapat Bangsal Wuying (H) dan Wenhua (J). Bangsal Wuying digunakan kaisar untuk menerima para menteri dan menyelenggarakan pengadilan, kemudian menjadi rumah percetakan. Bangsal Wenhua digunakan untuk kuliah seremonial oleh para sarjana Konghucu terkemuka, dan kemudian menjadi kantor Sekretariat Agung. Salinan Siku Quanshu juga terdapat di sini. Di sebelah timur laut adalah Tiga Tempat Selatan (K) yang menjadi kediaman putra mahkota.[34]
Di tengah Istana Dalam, terdapat tiga bangsal. Nama-namanya dimulai dari yang paling selatan hingga ke utara:
Kaisar (皇帝, Huángdì), perlambang Yang dan langit, tinggal di Istana Qianqing (secara harfiah bermakna Istana Kemurnian Surgawi). Permaisuri (皇后, Huánghòu), perlambang Yin dan bumi, tinggal di Istana Kunning (secara harfiah bermakna Istana Ketenteraman Dunia). Di antara kedua istana tersebut terdapat Bangsal Jiao Tai (secara harfiah bermakna Bangsal Penyatuan), tempat Yin dan Yang bersatu membentuk keselarasan.[35]
Istana Qianqing adalah bangunan bertingkat ganda, dan dibangun di atas platform marmer putih satu tingkat. Istana ini terhubung ke Gerbang Qianqing di selatan dengan jalan setapak yang ditinggikan. Tempat ini menjadi kediaman kaisar pada masa Dinasti Ming. Namun mulai dari Kaisar Yongzheng/Yungchêng dari Dinasti Qing, kaisar tinggal di Bangsal Yangxin (N) yang lebih kecil di sebelah barat untuk mengenang Kaisar Kangxi/Kʻang-hsi.[8] Istana Qianqing kemudian menjadi balai pertemuan kaisar.[36]
Istana Kunning adalah bangunan bertingkat ganda dan merupakan kediaman permaisuri pada masa Dinasti Ming. Pada masa Dinasti Qing, sebagian besar bagiannya diubah untuk pemujaan Syaman. Permaisuri tidak lagi menggunakan istana ini sebagai kediamannya semenjak kaisar juga tidak menjadikan Istana Qianqing sebagai kediamannya. Namun, dua kamar di Istana Kunning dipertahankan untuk digunakan pada malam pernikahan kaisar.[37]
Di antara dua istana ini terdapat Bangsal Jiao Tai, berbentuk persegi dengan atap piramida. Di sini tersimpan 25 Segel Kekaisaran Dinasti Qing, serta barang-barang seremonial lainnya.[38]
Bangsal Yangxin (養心殿, Yǎngxīn Diàn) (N) berada di sebelah barat Istana Qianqing. Awalnya sebuah istana kecil, tempat ini menjadi kediaman de facto dan kantor kaisar mulai dari Kaisar Yongzheng. Dalam dekade terakhir Dinasti Qing, Ibu Suri Cixi mengadakan pertemuan dengan pejabat penting di bagian timur bangsal. Kantor Dewan Agung dan badan pemerintah utama lainnya terletak di sekitar Bangsal Yangxin.[39]
Di Istana Dalam sebelah timur terdapat Istana Ningshou (O) (寧壽宮, Níngshòu Gōng), sebuah kompleks bangunan yang dibangun Kaisar Qianlong/Chienlung yang direncanakan menjadi kediamannya setelah turun takhta. Pintu masuk ke Istana Ningshou ditandai dengan Ubin Sembilan Naga Layar.[40]
Di sebelah barat dan timur tiga balai utama terdapat enam Istana Barat (Xiliugong) dan enam Istana Timur (Dongliugong). Istana-istana ini merupakan kediaman para selir. Arsitektur dari kedua belas istana ini kurang lebih sama. Setiap istana ini memiliki balai utama dan balai samping. Selir rendah menempati bagian balai samping, sementara selir tingkat atas menempati balai utama dan mengepalai selir lain yang tinggal di istana tersebut. Setelah tidak lagi menempati Istana Kunning, permaisuri tinggal di salah satu dari dua belas istana ini.[41]
Enam Istana Barat:
Enam Istana Timur: