Konflik beku

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Konflik beku

Dalam hubungan internasional, konflik beku adalah situasi ketika konflik bersenjata aktif sudah berakhir, tetapi tidak diselesaikan secara resmi oleh kedua belah pihak melalui perjanjian damai atau kerangka kerja politik lainnya. Karena itu, secara teknis, konflik ini bisa dimulai lagi kapan saja sehingga menciptakan suasana ketidakamanan dan ketidakstabilan.

Thumb
Geopolitik Eropa Timur dan Asia Barat pada awal 2024 yang menunjukkan zona-zona konflik beku Transnistria, Krimea, Abkhazia, dan Ossetia Selatan (nomor 1–4) serta Siprus Utara (daerah berwarna terang di Siprus), dan Kosovo (daerah berwarna krem di Serbia). Israel, wilayah Palestina, dan Dataran Tinggi Golan juga ada di peta, tetapi tidak disorot. Zona konflik beku lainnya tidak ditampilkan.

Istilah ini sering dipakai untuk menyebut konflik pasca-Soviet, tetapi juga digunakan untuk menyebut sengketa wilayah lainnya.[1][2][3] Situasi de facto yang terbentuk bisa saja menyerupai posisi de jure yang dikehendaki satu pihak. Misalnya, Rusia mengklaim dan menguasai Krimea usai krisis Krimea 2014 meski Ukraina tetap bersikukuh mengklaim Krimea sebagai wilayahnya. Sebaliknya, situasi de facto bisa saja tidak menyerupai klaim keduda belah pihak. Misalnya, dalam pembagian Korea, Republik Korea dan Republik Rakyat Demokratik Korea secara resmi mengklaim seluruh Semenanjung Korea, tetapi ada perbatasan fisik di antara kedua negara.

Konflik beku kadang-kadang menghasilkan negara kurang pengakuan (partially-recognized state). Contohnya, Republik Ossetia Selatan yang terbentuk akibat konflik Georgia–Ossetia diakui oleh delapan negara, yaitu lima anggota PBB dan tiga negara kurang pengakuan.

Lihat pula

  • Daftar sengketa wilayah
  • Perang dingin (istilah umum)

Catatan

    Referensi

    Loading related searches...

    Wikiwand - on

    Seamless Wikipedia browsing. On steroids.