Loading AI tools
artikel daftar Wikimedia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Kerajaan Bumi adalah istilah kolektif yang merujuk kepada suatu bangsa dalam dunia fiksi dalam serial animasi Nickelodeon berjudul Avatar: The Legend of Aang. Sebagai salah satu dari kumpulan empat bangsa, Kerajaan Bumi merupakan benua yang sangat padat yang hampir menutupi wilayah timur planet, dengan dataran yang tak rata mirip seperti benua Eurasia di dunia nyata. Kerajaan Bumi merupakan rumah bagi para pria dan wanita yang mempraktikkan pengendalian tanah, yaitu suatu seni terrakinesis yang mistik. Cerita dalam serial Avatar banyak mengambil lokasi di Kerajaan Bumi, misalnya Pulau Kyoshi, Omashu, Ba Sing Se, Gaoling, Gurun Si Wong, Desa Chin, Danau Laogai, dan lain-lain.
Kerajaan Bumi sering bertikai mengenai masalah pelanggaran batas wilayah dengan Negara Api selama perang satu abad. Meskipun Suku Air membantu Kerajaan Bumi dalam peperangan, tetapi konflik berlanjut dengan mengecewakan. Selain Avatar Aang, Kerajaan Bumi merupakan halangan antara Negara Api dan usaha penguasaan dunia. Dalam hasil akhir Buku Dua (serial Avatar musim kedua) diceritakan, puteri Negara Api, Azula, berhasil menguasai ibu kota Kerajaan Bumi, Ba Sing Se.[1] Di musim panas selanjutnya, kota itu diduduki oleh pasukan Negara Api.[2]
Dalam serial Avatar, rakyat Kerajaan Bumi memiliki rambut yang berwarna coklat maupun hitam dalam beragam bentuk. Beberapa pria memakai topi dan memelihara janggut maupun kumis. Warna kulit mereka seperti perpaduan antara putih dan sawo matang, dan mereka memiliki mata yang berwarna hijau atau coklat. Mereka biasanya memakai pakaian berwarna hijau, hijau-kuning, atau coklat, dan terlihat memakai atribut lain dengan warna yang berbeda.
Di kota Ba Sing Se, pakaian dan gaya rambut para wanita kelihatan mirip dengan orang Manchu di Cina selama masa Dinasti Qing.[3][4] Begitu juga para pria, mereka menggunduli kepala hanya setengah dan memelihara kuncir di belakang kepalanya. Pakaian para Dai Li mirip dengan pakaian pengawal dari Cina. Raja Bumi terlihat masih muda seperti halnya para raja Cina saat pemerintahan oleh suku Manchu.
Dalam serial Avatar, Kerajaan Bumi adalah sebuah negara besar yang dibagi menjadi beberapa provinsi (seperti yang disebutkan dalam episode "Zuko Alone") dan beberapa kota besar (seperti misalnya Omashu, dan lain-lain) yang dibagi lagi menjadi beberapa pemukiman atau desa yang dibeda-bedakan. Ibu kota Kerajaan Bumi adalah Ba Sing Se. Meski ada pemimpin pusat yang memerintah Kerajaan Bumi, dikenal sebagai Raja Bumi, yang tinggal di Ba Sing Se, beberapa kota seperti misalnya Omashu, memiliki rajanya sendiri; adat yang jelas mengenai hal kepemimpinan ini tidak diketahui.
Bentuk pemerintahan Kerajaan Bumi adalah kerajaan konfederasi. Pada masa itu pula, para raja-kesatria yang angkuh, memerintah wilayahnya secara pribadi dan sering kali secara brutal, tetapi dari generasi ke generasi, para Raja Bumi telah berkali-kali memberi kuasa kepada bawahannya untuk melakukan operasi harian di dalam kota. Raja Bumi kini tak lebih dari sekadar sosok yang hidup dalam kemewahan dan dikelilingi oleh para bangsawan dan pencari muka, dan bertugas mengesahkan peraturan dan undang-undang yang telah disarankan oleh perdana menterinya.[5]
Dalam episode "City of Walls and Secrets," diungkapkan bahwa Raja Bumi memiliki kuasa yang kecil, dan sementara ia dipuja-puja, mayoritas kekuasaan pemerintah di Ba Sing Se dipercayakan kepada para penasihat, seperti Long Feng, dia adalah sekretaris besar, perdana menteri Ba Sing Se sekaligus pemimpin para Dai Li. Dikatakan juga bahwa pemerintah Ba Sing Se hanya memiliki kuasa kecil di luar dinding kota itu sendiri, yang mungkin menjadi alasan kacaunya situasi di eksternal Kerajaan Bumi.
Pemerintahan di Ba Sing Se tampak sangat bersifat menekan, mirip sistem fasisme. Seluruh kuasa pemerintahan secara tidak langsung difokuskan kepada seorang diktator (Long Feng), dan tingkatan pengontrolan ditunjukkan pada populasi dari resimentasi sosial dan ekonomi yang keras, merasa unggul di antara yang lainnya, mencita-citakan sebuah utopia, dan paksaan untuk menghilangkan pikiran tentang adanya musuh, dengan menggunakan metode seperti pencucian otak. Pemerintahan di Ba Sing Se mungkin juga sangat birokratis, karena butuh 6-8 minggu untuk memproses permohonan untuk bertemu dengan raja. Pemimpinnya juga menggunakan enam puluh tujuh cap yang berbeda; setiap cap digunakan pada waktu yang berbeda-beda, untuk menerima atau memproses dokumen dan permohonan.[5]
Oleh karena sebagian besar wilayahnya yang berbatu-batu dan memiliki banyak pegunungan, Kerajaan Bumi mempertahankan wilayahnya dengan angkatan darat. Seperti Negara Api, tentara Kerajaan Bumi terdiri dari pengendali tanah dan pasukan infantri biasa. Prajurit, baik pengendali tanah maupun bukan, menggunakan berbagai macam senjata, mulai dari tombak, pedang, palu, kapak, hingga sabit. Pasukan Kerajaan Bumi biasanya menggunakan helm yang bentuknya seperti topi petani berbentuk kerucut, memakai baju zirah yang kuat, dan bersepatu boot. Pasukan kavaleri menunggang hewan "kuda-burung unta", yang mampu memanjat secara vertikal dalam jarak pendek dan berlari sangat cepat.[6] Hewan ini juga digunakan sebagai sarana transportasi oleh rakyat sipil.
Para Dai Li adalah penjaga kebudayaan Ba Sing Se. Mereka diciptakan oleh Avatar Kyoshi, untuk menjaga warisan kebudayaan Ba Sing Se, dalam mengatasi pemberontakan rakyat yang menentang pemerintahan Raja Bumi ke-46. Berabad-abad kemudian, pada zaman Avatar Aang, Mereka diperintah secara langsung oleh Long Feng, menteri kebudayaan Ba Sing Se. Para Dai Li berfungsi seperti polisi rahasia; menahan dan mendidik seseorang yang melanggar peraturan karena telah menyinggung masalah perang.[3] Untuk membedakannya dengan pasukan lainnya, mereka tampil mengenakan pakaian mirip pengawal di istana Raja Cina, dan memakai sarung tangan dan sepatu yang terbuat dari tanah, yang sangat efektif untuk dijadikan senjata dengan menggunakan pengendalian tanah. Meskipun mereka melayani Raja Bumi, mereka hanya setia kepada Long Feng.[4] Namun, setelah kudeta yang dilancarkan untuk merebut ibu kota Kerajaan Bumi, mereka menjadi setia kepada Azula.[1]
Salah satu pulau di pantai selatan Kerajaan Bumi, yaitu Pulau Kyoshi, merupakan pulau yang didirikan di Laut Selatan oleh Avatar Kyoshi untuk melindungi rakyatnya dari penyerbu. Pulau itu memiliki ruangan suci (mulanya kuil) yang didedikasikan untuk Kyoshi yang menyimpan barang-barang berharga miliknya seperti pusaka, termasuk kimono miliknya, kipas logam, baju zirah, dan sepatu boot. Diduga bahwa barang-barang pusaka ini mengandung arwah Kyoshi.[7] Di laut terdekat, ada ikan koi raksasa, yang menjadi komoditas dagang yang utama, dan hidup pula seekor belut raksasa yang dipanggil Unagi. Pulau ini dikenal sebagai perkampungan para Prajurit Kyoshi, yang bertarung menggunakan kipas logam seperti teknik Avatar Kyoshi, sebagai gaya bertarung yang mengikuti filsafat pengendali air, yaitu memanfaatkan serangan musuh sebagai serangan balik.[8]
Pulau Kyoshi telah bertahan menghadapi masa peperangan Negara Api selama hampir seabad — sampai Zuko menyerangnya untuk mencari Aang. Penduduk pulau tidak menginginkan bencana yang tak terduga, dan sebagai akibatnya mereka sering kali memusuhi pendatang dari luar, karena takut akan mata-mata Negara Api. Namun, karena terinspirasi dengan kedatangan Avatar Aang di pulau itu, penduduk memperoleh harapan baru dan bersikap lebih ramah dan terbuka.
Saat zaman Avatar Kyoshi, raja kejam bernama Chin yang Agung menjajah seluruh wilayah Kerajaan Bumi dan memerintah secara diktator. Kyoshi memimpin rakyatnya untuk menyelamatkan mereka dari penyerbuan. Dengan menggunakan kombinasi teknik pengendalian yang berbeda-beda, ia memisahkan semenanjung dari daratan utama dan membentuk sebuah pulau baru. Oleh karena kejadian ini terbentuklah sebuah tebing, dimana ada jejak kaki Chin, karena di sanalah Chin menjejakkan kakinya dengan keras sebelum tanah yang diinjaknya runtuh. Desa Chin didirikan di dekat tebing tersebut dan penduduknya membenci segala reinkarnasi Avatar, karena mereka percaya bahwa Avatar-lah yang telah membunuh pemimpin mereka. Mereka merayakan hari Avatar untuk memperingati tewasnya Chin. Pada hari tersebut, patung Avatar Kyoshi, Roku dan Aang diarak lalu dibakar di lapangan, sambil dihujat beramai-ramai. Saat Aang menyelamatkan desa tersebut dari serbuan tentara Negara Api, penduduk mengubah perayaan hari Avatar menjadi lebih baik. Di pulau Kyoshi, perayaan ini dikenal sebagai hari Kyoshi dan dirayakan untuk memperingati hari saat didirikannya pulau tersebut.[7]
Kota Omashu didirikan di atas gunung, dikelilingi oleh jurang yang dalam dan pegunungan yang besar. Tiga gerbang kota dibuat dari batu yang sangat padat, tebalnya lima kaki dan tingginya menjulang lebih dari tigapuluh kaki. Maka, kota itu hanya dapat diakses oleh pengendali tanah yang mahir yang menjaga satu-satunya jalan masuk ke kota. Kota ini diperintah oleh Raja Bhumi dan menempati posisi sebagai kota kedua terbesar di Kerajaan Bumi. Industri utama di Omashu adalah memproduksi senjata dan suplai untuk peperangan, dan telah mengembangkan sistem penyaluran barang yang kompleks dan efisien untuk mengirim barang-barang, dengan memanfaatkan pengendalian tanah dan gravitasi. Sistem penyaluran itu menggunakan jalur berliku-liku yang luas dan miring. Saat kecil, Bhumi dan Aang menggunakan jalur tersebut sebagai perosotan.[9]
Di permulaan Buku Dua (serial Avatar di musim kedua), Aang dan kawan-kawannya menuju Omashu lagi untuk mempelajari pengendalian tanah. Episode "The Cave of Two Lovers" mengungkapkan bahwa kota Omashu dibangun ribuan tahun lalu dan dinamai Omashu untuk mengenang Oma dan Shu, sepasang kekasih (mirip Romeo dan Juliet) dari dua desa bermusuhan yang merupakan pengendali tanah pertama. Karena hidup terpisah, Oma dan Shu memutuskan untuk membangun tempat rahasia yang hanya bisa diakses oleh mereka berdua. Untuk mewujudkannya, mereka mempelajari pengendalian tanah dari Badgermole, hewan yang mampu mengendalikan tanah. Dengan ilmu yang dipelajarinya, Oma dan Shu membangun terowongan rahasia yang menghubungkan kedua desa mereka dan sering bertemu di sana tanpa diketahui penduduk desa. Suatu hari, Shu meninggal dalam peperangan yang terjadi antara desa mereka. Oma sedih lalu mengeluarkan semua jurus pengendalian tanahnya. Hal itu membuat penduduk desa berhenti berperang, lalu mereka membuat sebuah kota sebagai monumen cinta bagi sepasang kekasih tersebut, yang kemudian disebut Omashu dan menjadi kota yang megah.
Semenjak kunjungan terakhir Aang, Katara, dan Sokka, kota Omashu menyerah kepada Negara Api, yang telah menyelimuti kota dengan logam, membangun jembatan untuk menyeberangi jurang, dan mengganti namanya menjadi "New Ozai". Hal itu diresmikan oleh puteri Azula. Setelah jatuh ke tangan Negara Api, seluruh kota itu mengalami perombakan secara besar-besaran agar lebih layak dihuni oleh Negara Api, dan patung Raja Api Ozai dibangun di puncak kota (meskipun wajah Raja Api disamarkan dalam tayangan di televisi). Istana adalah tempat yang paling banyak menerima perubahan, karena keseluruhannya telah dilapisi oleh logam oleh Negara Api. Pintu-pintu yang dulunya hanya bisa diakses dengan pengendalian tanah, telah diubah selama masa penjajahan Negara Api. Penduduk asli yang masih bertahan, melarikan diri dengan menyamar sebagai penderita cacar, tak lama setelah Aang tiba.[10]
Berdasarkan pada tulisan kuno yang muncul dalam episode "The Cave of Two Lovers," cara menulis Omashu adalah 奥瑪舒. Ào mǎ ( 奥 瑪 ) berarti "carnelian misterius," sedangkan shū ( 舒 ) berarti rileks. Carnelian adalah semacam batu permata yang mengandung warna jingga.
Dalam serial Avatar, Ba Sing Se adalah ibu kota Kerajaan Bumi. Kota ini berperang saat penggempuran selama enam ratus hari yang dilancarkan oleh Jenderal Iroh dari Negara Api, dan diakhiri saat putera Iroh, yaitu Lu Ten, gugur di garis depan sehingga Iroh amat berduka dan tidak melanjutkan peperangan. Setelah Raja Bhumi menyerahkan Omashu, Ba Sing Se adalah kota pertahanan terbesar di Kerajaan Tanah sekaligus penghalang Negara Api untuk menuju kemajuan. Iroh pernah mendeskripsikan bahwa tembok kotanya amat "besar". Seperti yang ditampilkan dalam Konvensi Komik 2006, Ba Sing Se merupakan kota yang amat besar, dengan jalur monorel batu, yaitu semacam sistem transportasi yang memanfaatkan pengendalian tanah seperti yang ada di Omashu, tetapi jalurnya tidak curam berliku-liku seperti di Omashu, dan kereta juga berjalan lebih tenang di jalurnya. Keretanya digerakkan dengan pengendalian tanah. Setelah kejadian yang muncul dalam episode akhir di Buku Dua (serial Avatar musim kedua), pemerintah Ba Sing Se digulingkan melalui kudeta yang dipimpin oleh Azula. Seiring dengan jatuhnya Ba Sing Se, Kerajaan Bumi kehilangan kota pertahanannya yang telah dikuasai Negara Api.
Dalam episode "The Drill," tembok besar kota ditembus oleh bor raksasa milik Negara Api. Dengan gagasan yang dilontarkan Sokka, maka Aang, Katara, dan Toph berusaha merusak bor tersebut, sekaligus menggagalkan rencana Negara Api. Dalam episode yang sama, diungkapkan bahwa nama "Ba Sing Se" berarti "Kota yang Tak Dapat Ditembus," seperti yang dikatakan oleh Jenderal Sung, penjaga tembok luar Ba Sing Se. Maka dari itu, kota tersebut tidak dinamai "Na Sing Se", yang berarti "Kota yang Dapat Ditembus".
Rahasia Ba Sing Se agar masih bisa bertahan selama masa perang adalah daerah pertanian di balik tembok luarnya. Seperti yang terlihat dalam episode "The Drill," ladang ini mensuplai makanan bagi seluruh kota agar bisa bertahan dari penggempuran yang bisa terjadi selama beberapa waktu, selama tembok luar masih utuh, dan, oleh karena pengendalian tanah, tembok itu bisa diperbaiki dengan cepat. (Tembok itu terlihat jebol saat penggempuran Iroh, seperti yang ditayangkan dalam episode "Zuko Alone"; namun kota masih bertahan, seiring dengan berakhirnya penggempuran tak lama sesudahnya.)
Dalam episode "City of Walls and Secrets," budaya Ba Sing Se diungkap. Kota dibagi menjadi berbagai tingkatan, yang berdasarkan pada kelas sosial, dengan perkampungan bagi penduduk miskin dan pelarian yang diberi batas di pinggir kota. Masyarakat juga amat dikontrol, dan kata perang tidak diizinkan untuk diucapkan di dalam tembok. Hal ini dilakukan untuk menjaga warisan kebudayaan dalam kota, yang membuat penghuninya menjadi masyarakat "utopia" yang masih tersisa di dunia. Dalam cerita terungkap bahwa Raja Bumi merupakan sosok seorang pemimpin dengan wilayah kekuasaan yang besar, seorang pelindung bagi rakyatnya – bahkan dianggap sebagai dewa – namun memiliki kekuasaan yang kecil.
Pemimpin politik di kota adalah Long Feng, sekretaris besar Ba Sing Se sekaligus pemimpin para Dai Li.[3] Dia dan para Dai Li mengontrol rakyat dan budaya dengan keras, dan memilih untuk berpura-pura seolah-olah perang tidak pernah ada. Hal ini merupakan pengaruh dari sistem keamanan di Ba Sing Se – rakyat di kota berpikir bahwa Ba Sing Se tidak dapat ditembus, maka dari itu mereka merasa bisa menipu diri mereka sendiri dengan berpura-pura bahwa segala sesuatu baik-baik saja dengan menyandarkan diri pada kerajaan. Barangsiapa yang mencoba meracuni angan-angan ini akan segera ditangkap oleh para Dai Li untuk dicuci otaknya agar berpikir bahwa perang tidak pernah terjadi.[3] Dampak dari hal ini terlihat dalam episode "The Drill," ketika Jenderal Sung merasa aman dengan pertahanan tembok kota sehingga ia tidak menanggapi serangan yang mampu mengancam kota dengan serius – dan episode itu juga menunjukkan bahwa tembok kota tidak sekuat yang ia duga.[11]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.