kerajaan di Asia Tenggara Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Kerajaan Kepangeranan Bangkalaan, setelah bergabung dengan Hindia Belanda disebut Landschap Bangkalaan adalah Landschap atau suatu wilayah pemerintahan sipil yang dikepalai seorang bumiputera bagian dari Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe dalam pemerintahan kolonial Hindia Belanda di bawah kekuasaan Asisten Residen GH Dahmen yang berkedudukan di Samarinda.[butuh rujukan] Pemerintah swapraja daerah tersebut dikuasakan kepada seorang kepala bumiputera yaitu Pangeran Muda Muhammad Arifbillah (Aji Samarang). Daerah ini sebelumnya adalah kerajaan Suku Dayak Bangkalaan yang berdiri di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Sekarang wilayah kerajaan ini menjadi beberapa desa di Kabupaten Kotabaru yaitu Kecamatan Kelumpang Hulu. Raja yang terkenal dari daerah ini adalah Pangeran Agung atau Raja Agung.[butuh rujukan]
Kerajaan Bangkalaan كراجأن بغكالأن | |
---|---|
1780–1905 | |
Agama | Islam Sunni |
Pemerintahan | Monarki |
Raja | |
• 1780–1800 | ♂ Sultan Sepuh |
• 1800-1820 | ♂ Ratu Agung |
• 1820-? | ♂ Pangeran Seria |
• 1820-1830 | ♀ Gusti Besar |
• 1830-1860 | ♂ Gusti Kamir |
• 1838-1840 | ♂ Pangeran Haji Musa |
• 1840-1841 | ♂ Pangeran Aji Jawi/Raja Jawa |
• 1845 | ♀ Ratu Intan II (Ratu Agung) |
• 1845-1846 | ♂ Pangeran Agung |
• 1846 | ♂ Pangeran Muda Muhammad Arifbillah |
• 1884-1905 | ♂ Pangeran Arga Kasuma |
Sejarah | |
• Didirikan | 1780 |
• Dibubarkan | 1905 |
Sekarang bagian dari | Indonesia |
Suku Dayak Bangkalaan memiliki gua sarang walet di Gua Temualuang.[butuh rujukan] Gua tersebut menjadi tempat untuk mengambil banyu dudus yang dipakai dalam upacara adat kerajaan tersebut.[butuh rujukan] Ketika Raja Batu Ganting memeluk Islam (Bangkalaan Melayu), Gua Temuluang tersebut diserahkan kepada suku Dayak Bangkalaan yang masih memeluk kepercayaan tradisional masyarakat setempat. Kerajaan Bangkalaan didirikan Kerajaan Paser dan kerajaan banjar.[1]
Kampung-kampung di Kerajaan Bangkalaan pada masa Adji Pati gelar Pangeran Agung:
Perkampungan Dayak
Menurut Lontara Bilang, pada 28 Juli 1699 atau 1 Safar 1111 Hijriyah, Pangeran-Aria (Pangeran Pamukan di pantai Timur Kalimantan) menikahi Daëng-Nisajoe (janda Aroe Teko ?), putri Karaëng Mandallé. Pada 18 Juli 1707/16 Rabiul akhir 1119 Pangeran Arija pergi bersama istrinya (Daëng-Nisajoe, putri Karaeng-Mandallé) ke negaranya (Pamoekan). Pada 1 Januari 1707 Karaeng-Balassari (Zainab Saëná, putri Aru Teko lahir dari Daeng-Nisayu) menikahi raja (masa depan) (Siradjoe-d-din). Pada 30 Desember /6 Shawal 1119 Karaeng-Balassari (saudara perempuan Aroe-Kadjoe dan istri calon raja Tello dan Gowa Siradju-d-din) melahirkan seorang putri bernama Karaeng-Tana-Sanga Mahbulaah Mamunja-ragi. Pada 9 Juli 1715/ 7 Rajab 1127. Daëng - Mamunooli Aroe-Kadjoe kembali dari Lau-poelo (pulau di selatan Kalimantan, biasa disebut Pulau Laut).
Negeri | Penguasa |
---|---|
Cantung, Batu Licin | Ratu Intan I binti Daeng Malewa/Pangeran Dipati (anak kandungnya) |
Buntar Laut | Pangeran Layah bin Daeng Malewa/Pangeran Dipati (anak tirinya) |
Sampanahan, Bangkalaan, Manunggul, Cengal | Pangeran Prabu (Sultan Sepuh) bin Daeng Malewa/Pangeran Dipati (anak tirinya) |
Negeri | Penguasa |
---|---|
Bangkalaan, Sampanahan, Manunggul | Pangeran Nata (Ratu Agung) bin Sultan Sepuh (putranya) |
Cengal | Pangeran Seria (putranya) |
Cantung, Batu Licin | Ratu Intan I binti Daeng Malewa / Pangeran Dipati (kakak tirinya) |
Buntar Laut | Pangeran Layah bin Daeng Malewa / Pangeran Dipati (kakak kandungnya) |
Negeri | Penguasa |
---|---|
Bangkalaan, Sampanahan, Manunggul | Gusti Besar binti Sultan Sepuh (adik perempuannya) |
Tempoh Pemerintahan | Negeri | Penguasa Sebelum |
---|---|---|
1800 - | Cengal (sub-raja) | |
1820 - | Bangkalaan, Samparahan, Manunggul, Cengal (Raja Pusat) | Pangeran Nata (Ratu Agung) bin Sultan Sepuh |
Tempoh Pemerintahan | Negeri | Penguasa Sebelum |
---|---|---|
1820 - 1830 | Bangkalaan, Sampanahan, Manunggul (sub-raja) | Pangeran Nata (Ratu Agung) bin Sultan Sepuh (kakandanya) |
Cengal (Raja Pusat) | Pangeran Seria bin Sultan Sepuh (kakandanya) | |
Cantung, Batu Licin | Ratu Intan I binti Daeng Malewa / Pangeran Dipati (bibinya) |
Negeri | Penguasa |
---|---|
Bangkalaan | Pangeran Moeda (Gusti Kamir) bin Sultan Sepuh |
Cantung | Gusti Muso |
Negeri | Penguasa |
---|---|
Bangkalaan, Batu Licin, Kusan | Pangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad |
Negeri | Panguasa Sebelum |
---|---|
Bangkalaan | Pangeran Moeda (Gusti Kamir) bin Sultan Sepuh |
Cengal, Manunggul, Sampanahan | Sultan Sulaiman dari Pasir |
Cantung | Gusti Muso |
Negeri | Penguasa | Penguasa Sebelum |
---|---|---|
Bangkalaan, Manunggul, Cengal (Raja Pusat) | Aji Tukul (Ratu Intan II/Ratu Agung) binti Aji Jawi | Pangeran Aji Jawi/Raja Jawa bin Gusti Besar |
Cantung | Adji Madoera / Adji Daha | |
Buntar Laut | Gusti Dandai |
Negeri | Penguasa Sebelum |
---|---|
Bangkalaan, Manunggul, Cengal | Aji Tukul (Ratu Intan II/Ratu Agung) binti Aji Jawi (isterinya) |
Negeri | Penguasa Sebelum |
---|---|
Bangkalaan, Manunggul, Cengal | Aji Pati (Pangeran Agung) bin Sultan Sulaiman (ayahndanya) |
Negeri | Penguasa Sebelum |
---|---|
Bangkalaan, Manunggul, Cengal | Aji Samarang (Pangeran Muda Muhammad Arifbillah) bin Aji Pati (ayahndanya) |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.