Karaeng Pattingalloang

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Sultan Mahmud, Karaeng Pattingalloang III (I Mangadacinna Daeng Sitaba, Tummenanga ri Bonto Biraeng), adalah tokoh intelektual dari Kerajaan Gowa - Tallo, memerintah di Tallo dari tahun 1641 sampai dengan 15 September 1654.[1][2] Karaeng Pattingalloang tersohor karena ketertarikannya yang tinggi pada ilmu pengetahuan barat pada masa itu sehingga dijuluki bangsa barat atau eropa (Bapak Makassar).[3]

Fakta Singkat Tumabbicara Kerajaan Gowa (sekaligus sebagai Sultan Tallo), Informasi pribadi ...
Karaeng Pattingalloang
Tumabbicara Kerajaan Gowa
(sekaligus sebagai Sultan Tallo)
Masa jabatan
164115 September, 1654
Sebelum
Pendahulu
I Manginyarrang Daeng Makkio Karaeng Kanjilo Sultan Mudhaffar Tumalianga ri Timoro
Pengganti
Sultan Harun Al Rasyid
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir1600
Meninggal1654
(umur 53-54)
Sunting kotak info L B
Tutup

Riwayat hidup

Ringkasan
Perspektif

Kehidupan awal

Karaeng Pattingalloang merupakan putra dari permaisuri I Wara’ Karaeng Lempangang dan Karaeng Maotaya juga dikenal sebagai Sultan Abdullah Awalul Islam yang merupakan raja Islam pertama Talo.[4][5] Sultan Abdullah Awalul Islam juga dikenal memiliki ketertarikan terhadap ilmu pengetahuan.[3]

Kehidupan semasa berkuasa

Karaeng Pattingalloang dikenal sebagai "Bapak Kebangkitan" semasa menjabat di pemerintahan.[3] Menurut Denys Lombard salah satu peneliti ternama kebudayaan Asia Tenggara, Karaeng Pattingalloang adalah Perdana Menteri dan penasihat utama Sultan Malikussaid (1639-1653), yang masa pemerintahannya kurang lebih bertepatan dengan masa dengan keemasan kesultanan itu. Karaeng Pattingalloang menguasai setidaknya 3 bahasa populer pada masanya yaitu bahasa Spanyol, Latin dan Portugis.[3] Karaeng Patingalloang memiliki minat terhadap penguasaan pengetahuan yang berasal dari luar wilayah Kesultanan Makassar.[6] Untuk memenuhi ketertarikannya yang tinggi di bidang ilmu pengetahuan, Karaeng Pattingalloang membangun perpustakaan pribadi, dengan koleksi berbagai buku, atlas Eropa dan bola dunia. Ia juga tercatat pernah memesan dan teleskop ciptaan Galileo Galilei yang mana teleskop tersebut datang tujuh tahun setelah pemesanan. Selain ilmu-ilmu yang bersifat fisis, Karaeng Pattingalloang juga memiliki ketertarikan terhadap berbagai jenis satwa. Ia diklaim memiliki banyak koleksi satwa seperti, badak, kuda nil, jerapah, unta, kuda, berbagai jenis antilope, zebra, dan anoa.[3][7]

Peninggalan terkait

Saat ini nama Karaeng Pattingalloang dijadikan sebagai nama Museum Karaeng Pattingalloang di perbatasan Gowa dan kota Makassar, tepatnya di Benteng Somba Opu. Museum ini menyimpan banyak peninggalan yang berkaitan dengan Kerajaan Gowa-Tallo dan kehidupan Karaeng.[8] Nama Karaeng Pattingalloang juga diabadikan sebagai nama salah satu gedung di komplek perkantoran Gubernur Sulawesi Selatan.[9]

Referensi

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.