gerakan Islam bercabang dari Sunni Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah gerakan mahasiswa Islam dan salah satu organisasi otonom Muhammadiyah yang lahir di Yogyakarta pada 14 Maret 1964 M atau 29 Syawal 1384 H. IMM bertujuan untuk "mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah", yakni "menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya".[1] Menurut Prof. Soegarda Poerbakawatja (1976), IMM adalah perkumpulan mahasiswa yang bernaung di bawah perkumpulan sosial Muhammadiyah.
Singkatan | IMM |
---|---|
Tanggal pendirian | 14 Maret 1964 |
Didirikan di | Yogyakarta |
Tipe | Organisasi kemahasiswaan |
Kantor pusat | DKI Jakarta |
Bahasa resmi | Indonesia |
Ketua Umum DPP | Riyan Betra Delza |
Organisasi induk | Muhammadiyah |
Moto: Anggun dalam Moral, Unggul dalam Intelektual |
Berdirinya IMM tidak dapat terlepas dari peristiwa Muktamar Muhammadiyah Ke-25 (Congres Moehammadijah Seperempat Abad) pada tahun 1936 di Batavia (Jakarta) yang mewacanakan untuk menghimpun mahasiswa dan mendirikan perguruan tinggi Muhammadiyah. Selama masa Hindia Belanda hingga pasca kemerdekaan Indonesia, kalangan pelajar sekolah tinggi yang berlatarbelakang Muhammadiyah bergabung dengan organisasi otonom yang telah lebih dahulu berdiri seperti Nasyiatul Aisyiah dan Pemuda Muhammadiyah. Sebagian di antaranya memutuskan untuk bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yang dinilai membawa pemahaman Islam yang sejalan dan dirintis oleh banyak mahasiswa berlatar belakang Muhammadiyah seperti Lafran Pane dan Maisaroh Hilal (Cucu KH. Ahmad Dahlan).[2]
Pembentukan organisasi perkaderan khusus mahasiswa kurang mendapat dukungan mengingat sikap Muhammadiyah dalam Kongres Moeslimin Indonesia di Yogyakarta pada 1949 yang mendukung bahwa Masyumi sebagai satu-satunya partai politik Islam, Pelajar Islam Indonesia (PII) sebagai satu-satunya organisasi pelajar, dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai satu-satunya organisasi mahasiswa muslim di Indonesia serta bersifat independen.[3] Pada 18 November 1955 untuk pertama kalinya Muhammadiyah mendirikan Fakultas Falsafah dan Hukum di Padang Panjang (saat ini Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat). Berdirinya perguruan tinggi Muhammadiyah di berbagai kota seperti Padang Panjang (1955), Jakarta (1957), Surakarta (1958), dan Yogyakarta menguatkan wacana membentuk organisasi perkaderan otonom di tingkat mahasiswa.[4] Guna mewadahi hal tersebut, Muktamar Pemuda Muhammadiyah Ke-I pada 1956 di Palembang mengamanatkan pembentukan Departemen Pelajar dan Mahasiswa di bawah Pemuda Muhammadiyah.
Pasca bubarnya Masyumi pada 13 September 1960, keinginan untuk mendirikan organisasi otonom mahasiswa kembali bergulir pada Konferensi Pimpinan Daerah (Konpida) Pemuda Muhammadiyah Se-Indonesia di Surakarta pada 18 Juli 1961. Konpida tersebut tidak membuahkan hasil sebab ada argumen bagi mahasiswa Muhammadiyah yang tidak ingin tergabung dalam Pemuda Muhammadiyah dapat bergabung dengan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Sebagian pimpinan Pemuda Muhammadiyah dari berbagai kota seperti Medan, Padang, Ujung Pandang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang menjelang Muktamar Ke-36 Setengah Abad Muhammadiyah pada tahun 1962 di Jakarta mengadakan Kongres Mahasiswa Muhammadiyah di Yogyakarta. Melalui kongres ini wacana untuk melepaskan Departemen Kemahasiswaan dari Pemuda Muhammadiyah menjadi organisasi otonom kembali menguat.[5]
Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah, Mohamad Djazman Al-Kindi menggagas pembentukan Lembaga Dakwah Mahasiswa sebagai penjajakan dan untuk selanjutnya dikoordinasikan oleh Margono, Soedibjo Markoes, dan Abdul Rosyad Sholeh. Mengalir banyaknya desakan ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk membentuk organisasi otonom mahasiswa tersendiri akhirnya direstui oleh KH. Ahmad Badawi. Pada 14 Maret 1964 atau 29 Syawal 1384 H, PP Muhammadiyah menunjuk formatur Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dengan Mohamad Djazman Al-Kindi sebagai ketua umum yang pertama. Musyawarah Nasional (Munas) pertama IMM dilaksanakan di Surakarta pada 1 s.d. 5 Mei 1965 menghasilkan Deklarasi Kottabarat. Presiden Soekarno memberikan nota restu secara langsung pada 16 Februari 1966 di Istana Negara.[2]
Catatan:
IMM memiliki cabang istimewa di luar negeri (Pimpinan Cabang Istimewa/PCI) di antaranya:
Lembaga Otonom
Lembaga Semi Otonom
Enam Penegasan IMM atau Deklarasi Kottabarat adalah deklarasi penegasan IMM hasil Musyawarah Nasional I tahun 1965 di Kottabarat, Surakarta. Berikut ini adalah isi dari Enam Penegasan IMM;[6]
Identitas IMM diputuskan dalam Tanwir (Konpernas) IV tahun 1970 di Magelang. Berikut ini adalah isi dari Identitas IMM;[6]
Profil Kader Ikatan dihasilkan dalam acara Seminar dan Lokakarya Nasional (Semiloknas) yang diadakan oleh DPP Sementara IMM tanggal 26 - 28 Desember 1986 di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta. Semiloknas tersebut mengambil tema "Memantapkan peran IMM sebagai Kader Bangsa dan Kader Umat". Acara ini merupakan acara besar pertama kali yang diadakan oleh DPP IMM pasca terjadi kevakuman selama kurun waktu 10 tahun. Berikut ini adalah isi dari Profil Kader Ikatan;[6]
Nilai Dasar Ikatan diputuskan dalam Muktamar VII tahun 1992 di Purwokerto, Jawa Tengah. Berikut ini adalah isi dari Nilai Dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah:[6]
Menyadari perlunya meningkatkan mutu “Ikatan” sebagai aparat pembaharuan dan pengabdian, IMM menegaskan sekali lagi strategi dasarnya untuk pembinaan organisasi sebagai berikut:
7 Pilar Gerakan Inklusif Berkemajuan merupakan hasil keputusan Tanwir ke XXXI Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Kota Banjarmasin, adapun 7 poin pilar penting tersebut yaitu:
Muktamar | Tempat | Tanggal
(berdasar dokumentasi) |
Periode | Susunan |
---|---|---|---|---|
I | Surakarta | 01 - 05 Mei 1965 | 1965 - 1967 | Ketua Umum: Mohammad Djazman Al-Kindi (Alm)
Sekretaris Jendral: Syamsu Udaya Nurdin Bendahara Umum: Abuseri Dimjati (versi Noor Chosim Agam: MSKPI) Ketua Umum: Mohammad Djazman Al-Kindi (Alm) Sekretaris Jendral: A. Rosyad Saleh Bendahara Umum: Zuhdi Djunaidi (versi Farid Fathoni: KYD) |
II | Banjarmasin | 26 - 30 November 1967 | 1967 - 1971 | Ketua Umum: Mohammad Djazman Al-Kindi (Alm)
Sekretaris Jendral: Bahransyah Usman (Alm) Bendahara Umum: Abuseri Dimjati |
III | Yogyakarta | 14 - 19 Maret 1971 | 1971 - 1975 | Ketua Umum: A. Rosyad Saleh
Sekretaris Jendral: Machnun Husein Bendahara Umum: Mawardi Abbas |
IV | Semarang | 21 - 25 Desember 1975 | 1975 - 1977 | Ketua Umum: Zulkabir.
Sekretaris Jendral: M. Alfian Darmawan Bendahara Umum: M. Alfian Darmawan (merangkap) |
Vakum | ||||
Rapat Pleno
PP Muhammadiyah |
12 - 14 Mei 1984
25 - 26 Agustus 1984 10 - 12 Agustus 1985 |
1985 - 1986 | DPP Sementara IMM
Ketua: Immawan Wahyudi Sekretaris I: Muklis Ahsan Uji Bendahara I: St. Daulah Khoiriati | |
V | Padang | 14 - 18 April 1986 | 1986 - 1989 | Ketua Umum: Nizam Burhanudin SH
Sekretaris Jenderal: M. Arifin Nawawi Bendahara Umum: Chandrawati A. |
VI | Makassar | 07 - 12 Juli 1989 | 1989 - 1992 | Ketua Umum: Agus Syamsuddin
Sekretaris Jenderal: Ahmad Haser Bendahara Umum: - |
VII | Purwokerto | 1992 | 1992 - 1995 | Ketua Umum: Tatang Sutahyar
Sekretaris Jenderal: Syahril Syah Bendahara Umum: - |
VIII | Kendari | 25 - 31 Maret 1995 | 1995 - 1997 | Ketua Umum: Syahril Syah
Sekretaris Jenderal: Abdul Rohim Ghazali Bendahara Umum: Gusnul Alfian |
IX | Medan | 22 Februari - 2 Maret 1997 | 1997 - 1999 | Ketua Umum: Irwan Baadila
Sekretaris Jenderal: M. Irfan Islami Dj. Bendahara Umum: Riki Ikrimal |
Muklub | Jakarta | 1999 | 1999 - 2001 | Ketua Umum: Gunawan Hidayat
Sekretaris Jenderal: Yusuf Warsyim Bendahara Umum: Imal Isti’mal Al Bantani |
X | Palembang | 21 - 25 Juli 2001 | 2001 - 2003 | Ketua Umum: Piet Hizbullah Khaidir
Sekretaris Jenderal: Endy Sjaiful Alim Bendahara Umum: Yayat Suyatna |
XI | Denpasar | 24 - 28 Agustus 2003 | 2003 - 2006 | Ketua Umum: Ahmad Rofiq
Sekretaris Jenderal: Budi Santoso Bendahara Umum: Hendri Kurniawan |
XII | Ambon | 12 - 15 Mei 2006 | 2006 - 2008 | Ketua Umum: Amiruddin
Sekretaris Jenderal: Siar Anggretta Siagian Bendahara Umum: M. Husin AB |
XIII | Bandar Lampung | 26-31 Mei 2008 | 2008 - 2010 | Ketua Umum: Rusli Halim Fadli
Sekretaris Jenderal: Ton Abdillah Has Bendahara Umum: Azis Abdul Azis Anshari |
XIV | Bandung | 21-26 April 2010 | 2010 - 2012 | Ketua Umum: Ton Abdillah Has
Sekretaris Jenderal: Yayan Sophian Al-Hadi Bendahara Umum: Rudi Ismawan |
XV | Medan | 28 April - 02 Mei 2012 | 2012 - 2014 | Ketua Umum: Jihadul Mubarok
Sekretaris Jenderal: Fahman Habibie Bendahara Umum: Ahmad Kabul Qorim |
XVI | Surakarta | 26 Mei - 01 Juni 2014 | 2014 - 2016 | Ketua Umum: Beni Pramula
Sekretaris Jenderal: Abdul Rahman Bendahara Umum: Yadi Kusnandi Al-Haddad |
XVII | Jakarta | 23 - 28 Mei 2016 | 2016 - 2018 | Ketua Umum: Taufan Putrev Korompot
Sekretaris Jenderal: Ali Muthohirin Bendahara Umum: Yedi Mulya Permana |
XVIII | Malang | 1 - 4 Agustus 2018 | 2018 - 2021 | Ketua Umum: Najih Prastiyo
Sekretaris Jenderal: Muhammad Roby Rodliyya Karman Bendahara Umum: Irwan Boinauw |
XIX | Kendari | 21 - 23 Oktober 2021 | 2021 - 2024 | Ketua Umum: Abdul Musawir Yahya
Sekretaris Jenderal: Zaki Nugraha Bendahara Umum: Riyan Betra Delza |
XX | Palembang | 1 - 3 Maret 2024 | 2024 - 2026 | Versi Percepatan Proses Muktamar XX (
Ketua Umum: Riyan Betra Delza Sekretaris Jenderal: M. Zaki Mubarak Bendahara Umum: M.M. Firdaus Suudi ) |
Muktamar | Tema | Kota | Tahun |
---|---|---|---|
I | Spirit Iqra Spirit Pencerahan | Surakarta | 1965 |
II | - | Banjarmasin | 1967 |
III | - | Yogyakarta | 1971 |
IV | - | Semarang | 1975 |
V | - | Padang | 1986 |
VI | - | Makassar | 1989 |
VII | - | Purwokerto | 1992 |
VIII | - | Kendari | 1995 |
IX | - | Medan | 1997 |
X | - | Palembang | 2001 |
XI | - | Denpasar | 2003 |
XII | - | Ambon | 2006 |
XIII | - | Bandar Lampung | 2008 |
XIV | - | Bandung | 2010 |
XV | Kristalisasi Gerakan Kaum Muda untuk Indonesia Bangkit | Medan | 2012 |
XVI | Meretas Zaman, Membumikan Gerakan untuk Indonesia Berkemajuan | Surakarta | 2014 |
XVII | Memantapkan peran IMM sebagai Kader Bangsa dan Kader Umat | Jakarta | 2016 |
XVIII | Meneguhkan Pancasila sebagai Sukma Bangsa untuk Indonesia Sejahtera | Malang | 2018 |
XIX | Merayakan Kebhinekaan | Kendari | 2021 |
XX | Bersatu Menuju Indonesia Berdaulat | Palembang | 2024 |
No | Nama | Masa Jabatan | Muktamar | |
---|---|---|---|---|
1 | Drs. Mohamad Djazman Al-Kindi | 1964 - 1967 | Muktamar I Surakarta | |
3 | Drs. A. Rosyad Saleh | 1971 - 1975 | Muktamar III Yogyakarta | |
2 | Drs. Mohamad Djazman Al-Kindi | 1967 - 1971 | Muktamar II Banjarmasin | |
4 | Drs. Zulkabir, M.Pd. | 1975 - 1977 | Muktamar IV Semarang | |
Vakum 1977 - 1985 | ||||
5 | Dr. Drs. Immawan Wahyudi, M.H. | 1985 - 1986 | Rapat Pleno PP Muhammadiyah | |
6 | Dr. Nizam Burhanuddin, S.H., M.H. | 1986 - 1989 | Muktamar V Padang | |
7 | Drs. Agus Syamsudin, M.M. | 1989 - 1992 | Muktamar VI Makassar | |
8 | Dr. Tatang Sutahyar, S.H. | 1992 - 1995 | Muktamar VII Purwokerto | |
9 | Syahril Syah, S.IP | 1995 - 1997 | Muktamar VIII Kendari | |
10 | Dr. Irwan Baadila, S.Pd., M.Pd. | 1997 - 1999 | Muktamar IX Medan | |
11 | Gunawan Hidayat, S.T., M.Sc. | 1999 - 2001 | Muktama Luar Biasa Jakarta | |
12 | Dr. Piet Hizbullah Khaidir, S.Ag., M.A. | 2001 - 2003 | Muktamar X Palembang | |
13 | Ir. Ahmad Rofiq | 2003 - 2006 | Muktamar XI Denpasar | |
14 | Amiruddin, S.Pd.I., M.Pd. | 2006 - 2008 | Muktamar XII Ambon | |
15 | Rusli Halim Fadli, S.HI. | 2008 - 2010 | Muktamar XIII Bandar Lampung | |
16 | Ton Abdillah Has, S.T. | 2010 - 2012 | Muktamar XIV Bandung | |
17 | Jihadul Mubarok, S.E., M.H. | 2012 - 2014 | Muktamar XV Medan | |
18 | Beni Pramula, S.I.Kom., M.M. | 2014 - 2016 | Muktamar XVI Surakarta | |
19 | Taufan Putrev Korompot | 2016 - 2018 | Muktamar XVII Jakarta | |
20 | Najih Prastiyo, S.H.I., M.H. | 2018 - 2021 | Muktamar XVIII Malang | |
21 | Abdul Musawir Yahya, S.Sy., M.H. | 2021 - 2024 | Muktamar XIX Kendari | |
22 | Riyan Betra Delza, S.Psi., M.Psi. | 2024 - 2026 | Muktamar XX Palembang |
Tahun | Milad ke | Tema |
---|---|---|
2012 | 48 | Progresifitas Mahasiswa Untuk Indonesia Berkemajuan |
2013 | 49 | Jelang Setengah Abad IMM |
2014 | 50 | Terus Berkarya Untuk Indonesia Berkemajuan |
2015 | 51 | Mencerahkan umat, Menduniakan Gerakan, Mengabdi untuk Bangsa, Demi Indonesia Berkemajuan |
2016 | 52 | Membangun Peradaban Bangsa Untuk Generasi Berkemajuan |
2017 | 53 | Berkhidmad Untuk Umat Menuju Indonesia Berdaulat |
2018 | 54 | Meneguhkan Nalar Gerakan Untuk Indonesia Berkeadilan |
2019 | 55 | Karya Nyata Untuk Bangsa |
2020 | 56 | Kolaborasi Memajukan Bangsa |
2021 | 57 | Membumikan Gagasan Membangun Peradaban |
2022 | 58 | Menguatkan Kemandirian |
2023 | 59 | Bergerak Bersama Membangun Peradaban |
2024 | 60 | Seutuhnya Indonesia |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.