Remove ads
sembahyang tujuh waktu dalam Gereja Katolik Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Ibadat harian atau doa ofisi (berasal dari kata bahasa Latin: officium pada officium divinum) atau Liturgia Horarum adalah kumpulan doa-doa Katolik yang didaraskan pada tiap jam kanonis, yang disebut juga brevir[a], dalam Gereja Latin. Ibadah harian membentuk serangkaian doa-doa resmi yang "menandai waktu-waktu setiap harinya dan menguduskan hari tersebut dengan doa".[2] Ibadat harian diisi dengan pendarasan ayat-ayat Mazmur, ditambah dengan madah-madah, bacaan-bacaan Alkitab, doa-doa, dan antifon-antifon. Ibadat harian dan Misa merupakan kegiatan ibadat berjemaah yang resmi dalam Gereja, dan merupakan kegiatan ibadat asasi di biara-biara Kristen.[3]
Ibadat harian wajib ditunaikan oleh para imam dan para diakon yang berniat menjadi imam. Para diakon yang berniat untuk tetap menjadi diakon hanya diwajibkan menunaikan sebagian dari ibadat harian.[4][5] Konstitusi lembaga-lembaga religius pada umumnya mewajibkan anggota-anggotanya untuk sekurang-kurangnya menunaikan bagian-bagian tertentu dari ibadat harian, dan adakalanya mewajibkan mereka untuk menunaikannya secara berjemaah.[6] Umat awam tidak diwajibkan untuk menunaikan ibadat harian secara berjemaah, tetapi dibenarkan mewajibkan diri sendiri dengan kaul pribadi untuk menunaikannya, baik bersama-sama dengan para imam, sesama umat awam, maupun seorang diri.[7]
Ibadat harian dan perayaan Ekaristi sudah menjadi bagian dari ibadat berjemaah umat Kristen semenjak Zaman Gereja Perdana. Umat Kristen Barat maupun Kristen Timur, yakni umat Kristen Katolik Roma, Kristen Katolik Timur, Kristen Ortodoks Timur, Kristen Ortodoks Oriental, Kristen Asiria, Kristen Anglikan, Kristen Protestan Lutheran, dan sejumlah jemaat Kristen Protestan lainnya, menunaikan ibadat harian dengan bermacam-macam sebutan. Ibadat harian Gereja Katolik Roma dulunya termuat dalam Brevir Romawi (bahasa Latin: Breviarium Romanum). Bentuk mutakhirnya kini tersaji dalam buku-buku ibadat Katolik berbahasa Indonesia yang lazimnya disebut brevir, buku ibadat harian, atau buku ofisi.[8]
Dalam Gereja Timur bertradisi Yunani, ibadat harian termuat dalam buku Horologion (aksara Yunani: Ὡρολόγιον). Dalam gereja Anglikan, ibadat harian termuat dalam Buku Ibadat Bersama - Doa Harian (bahasa Inggris: Common Worship - Daily Prayer), Buku Doa Bersama (bahasa Inggris: Book of Common Prayer), dan Brevir Anglikan (bahasa Inggris: Anglican Breviary). Dalam gereja Lutheran, ibadat harian termuat dalam berbagai macam buku liturgi yang digunakan oleh jemaat-jemaat Lutheran.
Umat Kristen perdana masih meneruskan kebiasaan sembahyang umat Yahudi, yakni mendaraskan doa-doa pada jam-jam tertentu, baik siang maupun malam hari. Kitab Mazmur memuat kalimat-kalimat seperti "pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku" (Mazmur 5:3),[9] "tengah malam aku bangun untuk bersyukur kepada-Mu" (Mazmur 119:62),[10] "pada waktu petang, pagi dan tengah hari aku cemas dan menangis" (Mazmur 55:17), dan "tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau" (Mazmur 119:164). Para rasul bersembahyang pada waktu-waktu tertentu menurut adat-istiadat Yahudi, yakni sembahyang jam ke-3 (Kisah Para Rasul 2:1–15), sembahyang jam ke-6 (Kisah Para Rasul 10:9), sembahyang jam ke-9 (Kisah Para Rasul 10:3), dan sembahyang tengah malam (Kisah Para Rasul 16:25). Unsur-unsur sembahyang Kristen kala itu nyaris serupa dengan unsur-unsur sembahyang Yahudi, yakni mendaraskan atau melantunkan ayat-ayat Mazmur serta membaca Alkitab Perjanjian Lama, yang kemudian ditambahi dengan bacaan Injil, bacaan Kisah Para Rasul, bacaan surat-surat para Rasul, dan nyanyian puji-pujian (bahasa Latin: canticum).[11] Unsur-unsur lain ditambahkan sedikit demi sedikit dari abad ke abad.
Menjelang akhir abad ke-5, ibadat harian terdiri atas tujuh waktu sembahyang. Di antara tujuh waktu sembahyang ini, kompletorium menempati urutan terakhir karena tidak disebutkan dalam Perlembagaan Para Rasul kitab ke-8, bab ke-4, butir ke-34, dari abad ke-4 yang berbunyi "Persembahkanlah doa-doamu pada pagi hari, pada jam ketiga, pada jam keenam, pada jam kesembilan, pada malam hari, dan pada saat ayam berkokok".[12] Waktu sembahyang kedelapan, yakni prima, baru ditambahkan pada abad ke-6 oleh Santo Benediktus. Kedelapan waktu sembahyang menurut tatanan lama adalah sebagai berikut:
Kendati dipercaya sebagai hasil reka cipta Santo Benediktus, tatanan waktu sembahyang semacam ini sudah lama tersurat dalam karya-karya tulis Santo Yohanes Kasianus, yakni De Institutis Coenobiorum (Perihal Pranata-Pranata Kaum Berguyub) dan Collationes Patrum In Scetica Eremo (Muktamar-Muktamar Bapa-Bapa Gurun),[13] yang menjabarkan laku zuhud bapa-bapa gurun di Mesir.
Pascakonsili Vatikan II, Paus Paulus VI menerbitkan "ibadat harian" yang baru. Sesuai dengan keputusan konsili, sembahyang jam pertama (hora prima) dihapuskan,[14] sementara tata ibadat, pembagian ayat-ayat Mazmur, dan doa-doa dimutakhirkan. Sebagaimana yang telah diatur sebelumnya dalam Buku Rubrik tahun 1960, perbedaan antara tiga ibadat utama (matin, laudes, vesper) dan tiga ibadat singkat (tersia, seksta, kompletorium) tetap dipertahankan.[15] Ibadat harian Katolik ritus Latin sekarang ini terdiri atas:
Semua ibadat, baik ibadat utama maupun ibadat singkat, diawali preces (doa berbalas-balasan) singkat dari Mazmur 70:2[16] (sama seperti semua ibadat dalam brevir tradisional, kecuali matin dan kompletorium) sebagai berikut:
V : Deus, in adiutorium meum intende |
(P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku) |
Preces disusul oleh doksologi (doa kemuliaan). Bagian ini dihilangkan jika ibadat diawali dengan invitatorium (ajakan beribadat). Invitatorium merupakan bagian pembukaan dari ibadat pertama yang ditunaikan dalam sehari, yakni ibadat bacaan atau ibadat pagi.
Bagian pembukaan disusul oleh bait-bait madah, ayat-ayat Mazmur, dan bacaan Kitab Suci. Bacaan singkat disebut capitulum (bab), sementara bacaan panjang disebut lectio (wejangan).
Bacaan Kitab Suci disusul oleh preces, oratio (doa yang dibacakan oleh pemimpin ibadat), dan satu lagi preces sebagai penutup ibadat. Unsur-unsur lain ditambahkan sesuai dengan masa liturgi. Ayat-ayat Mazmur maupun bait-bait canticulum (nyanyian puji-pujian) dalam tiap-tiap ibadat diserangkaikan dengan penggunaan sebait antifon dan diakhiri dengan doksologi tradisional Katolik.
Ibadat bacaan, ibadat pagi, dan ibadat sore tergolong sebagai ibadat utama.
Ibadat bacaan terdiri atas:
Ibadat pagi pada hakikatnya merupakan ibadat puji-pujian, sementara ibadat sore merupakan ibadat pengucapan syukur. Kedua-duanya terdiri atas:
Susunan ibadat pada siang hari lebih sederhana, seperti semacam bentuk ringkas dari ibadat bacaan:
Ibadat Penutup (kompletorium) bersifat mempersiapkan jiwa untuk menempuh perjalanan menuju kehidupan kekal:
Dalam rangka panggilan menuju kekudusan (Lumen Gentium 40-42), horarium merupakan bentuk liturgi resmi yang dianjurkan untuk dilakukan setiap umat Katolik. Banyak orang Katolik melakukannya dengan setia, karena itu dan doa-doanya dimuat dalam buku doa yang umum dipakai umat, misalnya Puji Syukur Bagian IV, dengan diberi penjelasan singkat. Puji Syukur no 29-94 adalah bentuk doa-doa liturgis Ibadat Harian yang disederhanakan.
Ibadat harian yang lengkap dilaksanakan di dalam biara atau di dalam komunitas religius. Untuk umat pada umumnya dilakukan ibadat pagi dan ibadat malam saja, walau banyak juga yang melakukannya secara lengkap.
Bagi para pengemban pelayanan penggembalaan umat, Ibadat Harian diyakini semakin mendekatkan mereka pada Kristus, sumber kekuatan: "Tanpa Aku kamu tidak bisa berbuat apa-apa" (Yoh 15:5). Dengan demikian Ibadat Harian dapat menambah semangat pelayanan (Sacrosanctum Concilium no 86).
Bagi setiap orang Ibadat harian merupakan sumber kesalehan dan membekali doa pribadi (Sacrosanctum Concilium no 90).
Praktik doa umum setiap hari seperti ini diabil alih dari kebiasaan Yahudi.[17] Para biarawan di Palestina, Mesir, dan Gaul adalah orang yang pertama mengorganisir ibadah lengkap ini dan berapa kali mereka melakukannya setiap hari.[17] Rumusan-rumusan doa juga telah ditetapkan.[17] Di dalam Katedral dan Paroki, dikembangkan ibadah doa yang lebih sederhana yang hanya terdiri dari doa pagi dan doa sore.[17] Dalam Basilika di Roma, sejak akhir abad ke-5 telah dilaksanakan ibadah doa sebanyak tujuh kali sehari.[17] Ibadah-badah doa tersebut diberi nama antara lain: Lauds, Prime, Terce, Sext, None, Vespers, dan Compline.[17] Di samping ibadah malam juga mulai dikembangkan apa yang disebut dengan Matutinae.[17] Ibadah Officium Divinum mendapat bentuknya yang tetap oleh Benediktus dan ia menyebutnya sebagai karya Allah sendiri (opus Dei).[17]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.