Remove ads
desa di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Gapura merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.[1][2] Desa ini memiliki luas 27,26 km2 (11,02% dari wilayah Kecamatan Sambas) dan merupakan desa terbesar keempat di Kecamatan Sambas setelah Desa Lumbang, Dalam Kaum, dan Lubuk Dagang.
Saat ini, Kepala Desa Gapura adalah Arwan. Menurut tingkat perkembangan desa, Desa Gapura diklasifikasikan sebagai desa swasembada dengan tingkat perkembangan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) kategori III.
Desa Gapura terdiri dari 4 dusun, yaitu:
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, Desa Gapura merupakan desa dengan jumlah penduduk terbesar keenam dari 18 desa yang ada di Kecamatan Sambas. Penduduk Desa Gapura sebanyak 3.070 jiwa (6,83% dari total penduduk Kecamatan Sambas) dengan rincian 1.485 laki-laki dan 1.585 perempuan.[3] Kepadatan penduduk di desa ini adalah 117 jiwa/km2 yang menjadikannya sebagai desa dengan kepadatan penduduk terkecil kelima di Kecamatan Sambas setelah Desa Sumber Harapan, Lumbang, Lubuk Dagang, dan Dalam Kaum.
Desa Gapura memiliki 3 Sekolah Dasar (SD) dan 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang semuanya berstatus negeri.[3]
SD di Desa Gapura memiliki 22 guru dan 545 murid. Berikut merupakan SD-SD yang ada di Desa Gapura:
SMP yang ada di Desa Gapura (SMP Negeri 6 Sambas) memiliki 10 guru dan 132 siswa. SMP Negeri 6 Sambas terakreditasi B oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah.[5]
Desa Gapura memiliki 1 Puskesmas Pembantu (Pustu), 1 Pos Persalinan Desa (Polindes), dan 4 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dengan jumlah tenaga kesehatan 1 bidan dan 12 dukun bayi.[3] Desa Gapura merupakan desa dengan jumlah dukun bayi terbanyak.
Desa Gapura memiliki 9 sarana ibadah dengan rincian 4 masjid dan 5 surau.[3]
Terdapat tempat keramat di Desa Gapura, tepatnya di Dusun Segarau, yaitu Keramat Burung. Keramat Burung merupakan telaga kecil berukuran 60 cm × 60 cm dengan kedalaman 60 cm juga.[6] Tempat ini dikeramatkan karena ditemukan oleh sekelompok burung dan rasa airnya yang asin. Hingga sekarang, tempat keramat ini dijaga oleh keturunan dari penemunya. Asal muasal penemuannya mengalami kerancuan, dimana terdapat dua versi yang beredar di masyarakat. Untuk mencapai Keramat Burung, dari Kota Sambas harus melewati Desa Kartiasa ataupun Kecamatan Sebawi terlebih dahulu.
Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, terbangunlah sebuah jembatan dan tambatan perahu yang menghubungkan Dusun Mentibar dengan Desa Sungai Baru Kecamatan Teluk Keramat.[7] Jembatan dan tambatan perahu tersebut dinamai Cipta Harapan.Cipta Harapan mulai dibangun pada 25 September 2010 dan selesai pada 20 Oktober 2010 dengan menelan biaya Rp29.530.000,00 dengan rincian dana BLM sebesar Rp21.310.000,00 dan dana swadaya masyarakat sebesar Rp8.220.000,00. Bagian bawah jembatan tersebut menggunakan kayu belian dan bagian atasnya menggunakan kayu Klas I.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.