Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Funky Kopral merupakan grup musik Indonesia yang dibentuk pada tanggal 1 Desember 1998 yang awalnya dibentuk dengan formasi pertama yaitu Angga (vokal), Bondan Prakoso (bass & vokal), Oncy (gitar), Kristo Perwira (gitar) dan Robby Wibowo (drum sekaligus pendiri satu-satunya). Namun di tengah perjalanan karirnya, Band yang musiknya terinspirasi dari band Funk Rock asal Amerika yaitu Red Hot Chilli Peppers (RHCP) ini sering mengalami pergantian personel setiap rilis 1 album. Hingga sekarang, grup musik ini beranggotakan Robby (drum), Coco (gitar) dan Rangga Zaky (vokal). Nama fans pada band ini adalah Funchopat.
Funky Kopral | |
---|---|
Genre | Funk, Funk rock, Hard rock, Rap rock, Pop |
Tahun aktif |
|
Label | Musicblas.id (2018)
Greenland Indonesia (2013) Nagaswara (2010–2012) Forte Records (2006–2008) Airo Records (2002–2004) Universal Music Indonesia (1998–2002) |
Anggota |
|
Mantan anggota |
|
Funky Kopral sudah merilis beberapa album, diantaranya adalah Funchopat (1999), Funkadelic Rhythm And Distortion (2000), Lembaran Baru (2006), Funky Kopral (2010), Street Funk (2013) serta 1 album kolaborasi dengan seniman legendaris Setiawan Djody berjudul Misteri Cinta (2002).
Funky Kopral secara resmi didirikan pada tanggal 1 Desember 1998. Dengan formasi awal yaitu Anggara Mulia (vokal), Bondan Prakoso (bass & vokal), Oncy (gitar), Kristo Perwira (gitar), Robby Wibowo (drum sekaligus pendiri satu-satunya) dan Omar Hidayat (keyboard). Band ini juga dianggap sebagai Band Gado-Gado dalam arti Gado-Gado Tapi Jago.
Omar Hidayat (keyboard) memutuskan hengkang dari Funky Kopral pada tahun 1999. Setelah keluarnya Omar, Funky Kopral pun untuk pertama kalinya berjalan hanya dengan 5 anggota saja semenjak itu. Album pertama Funky Kopral yang berjudul Funchopat. Debut album dari Funky Kopral ini dirilis pada bulan November 1999 di bawah naungan Universal Music Indonesia. Album pertama ini berhasil terjual sekitar 100.000 kopi. Depresi, Cassanova dan Funchopat adalah lagu hits di album ini. Di album ini, musik yang diusung Funky Kopral masih terlihat abu-abu dan belum jelas arahnya, dikarenakan permainannya lebih mengikuti kata hati masing-masing personel.
Album kedua dari Funky Kopral ini diberi nama Funkadelic Rhythm And Distortion dan dirilis pada bulan Desember 2000. Lewat album kedua inilah titik pergantian formasi dimulai. Pada album kedua ini hanya menyisakan 4 personil yaitu Anggara Mulia (vokalis), Bondan Prakoso (bassist & vokalis), Oncy (gitaris) dan Robby Wibowo (drummer).
Sebelumnya, Kristo Perwira (gitaris) menyelesaikan pembuatan album kedua ini dan pada akhirnya memilih hengkang dari Funky Kopral. Kepergian Kristo, membuat Oncy menjadi gitaris utama di Funky Kopral. Sebelum hengkang dari Funky Kopral, Kristo terlibat dan berkontribusi dalam 2 album awal Funky Kopral yaitu Funchopat (1999) dan Funkadelic Rhythm And Distortion (2000).
Kedewasaan secara musik dari grup ini mulai terlihat dengan aransemen yang lebih fokus daripada album pertama. Pada album tersebut hits single andalannya adalah Bagian Yang Hilang, Super Funk dan Drop Dead Down. Album studio kedua band ini kembali diproduksi oleh Universal Music Indonesia. Meski menimbulkan kontroversi pada video klip Bagian Yang Hilang dan Drop Dead Down, tetapi grup musik ini tetap sukses dengan angka penjualan sekitar 200.000 kopi.
Setahun setelah rilisnya album kedua, tepatnya pada tahun 2001, Oncy (gitaris) mengundurkan diri dari Funky Kopral. Faktanya, Oncy bukan mengundurkan diri, melainkan dipecat dari Funky Kopral. Oncy dipecat lantaran sudah berbeda visi misi dan jenuh dengan aktivitas bermusik di Funky Kopral. 2 tahun berikutnya, dia menjadi gitaris grup band Ungu. Dengan kepergian kedua gitarisnya yaitu Kristo & Oncy, membuat Funky Kopral resmi tampil bertiga dan menyisakan 3 personil yaitu Angga (vokalis), Bondan Prakoso (bassist & vokalis) dan Robby Wibowo (drummer).
Pada tahun 2002, Funky Kopral memutuskan tidak melanjutkan kontrak dengan Universal Music Indonesia. Kelompok yang dimotori 2 orang personil yaitu Robby Wibowo dan mantan penyanyi cilik Bondan Prakoso itu mengaku tidak lagi sejalan dengan perusahaan rekaman tersebut. Bahkan, pemain bass ini mengaku sejak lama ketidaksinkronan itu terjadi. "Selama ini ternyata kita nggak nyambung," kata penyanyi yang ketika kecil populer dengan tembang "Lumba-Lumba" ini. Menurut Bondan, kelompok funk rock yang pernah merebut 3 penghargaan untuk Album, Lagu dan Grup Terbaik dalam Anugerah Musik Indonesia Sharp Award 2001 ini menginginkan Universal serius untuk mempromosikan Funky Kopral kepada publik. Sayangnya, personel grup yang sudah mengeluarkan 2 album itu tidak melihat pihak Universal mempromosikan Funky Kopral sesuai keinginan. Saat dikonfirmasi, Universal membantah tuduhan Funky Kopral. Menurut Inge Bachrens yang mewakili Universal, perusahaan mereka telah mempromosikan kelompok yang dikenal dengan lagu "Bagian Yang Hilang" itu. "Bahkan, kita mempromosikan dengan menjadikan mereka grup band pembuka Ronan Keating dan Aqua", ujar Inge. Dia melanjutkan, Funky Kopral menandatangani perjanjian kontrak hanya membuat 2 album: "Funchopat" (1999) dan "Funkadelic Rhythm And Distortion" (2000). Namun begitu, dalam perjanjian tersebut, tetap diberikan opsi seandainya Funky Kopral berniat memperpanjang kontrak. Nah, pada perundingan terakhir, kedua pihak menyepakati untuk tidak memperpanjang kontrak. Artinya, Funky Kopral harus mencari perusahaan rekaman lain buat mengeluarkan album ketiga mereka yang kabarnya sudah siap.
Setelah Oncy memilih keluar dari Funky Kopral, band ini kemudian merekrut Iman Taufik Rachman. Sebelumnya, Iman menjadi gitaris pembantu (additional guitarist) untuk mengisi posisi gitar yang kosong karena ditinggalkan Oncy. Setahun berikutnya, band ini masuk ke rekaman studio untuk menggarap sebuah album, tetapi kali ini mereka memilih untuk masuk di Airo Records dimana album kolaborasi tersebut, band ini berkolaborasi dengan seniman legendaris Setiawan Djodi dan Toto Tewel yang juga mengisi sebagai gitaris pembantu.
Album kolaborasi Funky Kopral sekaligus album kedua Setiawan Djodi telah dirilis dengan judul Misteri Cinta pada bulan November 2002 di bawah naungan Airo Records. Selain Setiawan Djodi, band ini juga dibantu oleh gitaris Toto Tewel (gitaris grup band Elpamas) sebagai gitaris pembantu dan produser. Ada juga Yockie Suryoprayogo sebagai produser dan Nicky Astria sebagai guest star (bintang tamu).
Sebelum album ini kelar proses rekamannya, Iman Taufik Rachman atau Iman sebenarnya sudah bergabung menjadi gitaris Funky Kopral. Namun, Iman tidak terlibat dalam rekaman album ini. Hal ini terlihat dari cover di album Misteri Cinta, dimana pada bagian foto personelnya tidak tampak adanya sosok Iman di foto album itu. Robby (drum) pernah mengatakan bahwa posisi Iman hanya "additional player".
Namun pada awal tahun 2004, band ini memutuskan untuk rehat sejenak dari dunia musik dikarenakan keempat anggota tersebut dituntut untuk menyelesaikan kuliah mereka masing-masing yang sempat terbengkalai akibat padat nya jadwal manggung mereka. Sehingga pada tahun yang sama, band ini memasuki masa vakum dan bubar.
Pada tahun 2005, band ini comeback dan sempat tampil di festival musik A Mild Live Soundrenaline Reborn Republic (2005) dengan formasi terbaru yaitu Angga (vokal), Echank (gitar), Ilham (bass) dan Robby (drum). Proses comeback ini berawal dari keinginan Angga untuk bermain lagi bersama personel lain Funky Kopral, dan semua mantan anggota Funky Kopral saat itu telah menyelesaikan kuliah mereka. Robby kemudian mengajak Bondan, namun dikarenakan Bondan sudah membuat project bernama Bondan Prakoso & Fade2Black yang akhirnya membuat Robby memutuskan untuk mencari bassist baru, dan kemudian terpilihlah Ilham (yang kebetulan adik dari mantan gitaris Iman Taufik Rachman) untuk menggantikan posisi Bondan di bass, dan kemudian dilanjutkan masuknya Echank di gitar setelah melakulan beberapa audisi secara tertutup.
Album ketiga diberi nama Lembaran Baru dirilis tahun 2006 di bawah naungan Aquarius Musikindo dan nama Funky Kopral berubah menjadi Funkop. Namun, setelah Funky Kopral merilis album keempat ini, Anggara Mulia dan Echank memilih mengundurkan diri dari band. Angga kemudian "menghilang" dari dunia musik Indonesia dan memilih menjadi seorang karyawan swasta di sebuah perusahaan logistik di Jakarta, sedangkan Echank kemudian membantu menjadi gitaris beberapa musisi ternama, salah satu nya adalah Ari Lasso.
Pada tahun 2008, band ini melakukan pencarian pengganti Angga dan Echank yang sudah keluar pada tahun 2007. Namun, setelah melakukan proses audisi yang lama dan panjang, akhirnya mereka mendapatkan 2 anggota baru yang bersiap menggantikan posisi kedua mantan anggota tersebut. Yaitu Hendry menggantikan posisi Angga dan Iqbal menggantikan posisi Echank.[1]
Album keempat band ini diberi nama yang sama dengan nama band ini pada awal tahun 2010 di bawah naungan Nagaswara.
Salah satu singlenya berjudul Soul Brother Number One memang didedikasikan untuk penyanyi funk Amerika Serikat, James Brown di mana setiap liriknya memberikan rasa dukacita atas meninggalnya James Brown.
Kali ini giliran Iqbal harus keluar dari band ini, karena dia mementingkan aktivitas di luar band ini. Namun pada tahun yang sama band ini meluncurkan single lagu bernama To All People di akhir tahun 2011. Pada lagu tersebut, memiliki aliran yang sangat berbeda karena lagu ini bertemakan kemanusiaan. Menurut, Robby (drum) berkata bahwa lagu tersebut dibawakan untuk orang-orang yang terkena gempa merapi di Jogjakarta.[2][3][4]
Funky Kopral kembali mengalami pergantian formasi, kini Audio Asyofa alias Dio masuk sebagai gitaris baru mereka. Funky Kopral menepis isu bubar dengan merilis album kelima yang berjudul Street Funk yang kali ini berada di bawah naungan Greenland Indonesia.[5] Namun, 3 bulan setelah album tersebut diluncurkan, Ilham (bass) meninggal dunia akibat penyakit tifus.[6]
Tahun 2015, menjadi tahun yang cukup sulit bagi Funky Kopral untuk membuat album keenam. Meskipun hadir personel tetap yang menggantikan Ilham yaitu Wisnu (bass), tetap ada perbedaan visi misi yang membuat Hendry (vokal) dan Dio (gitar) hengkang dari Funky Kopral.
Akhirnya, pada awal tahun 2016, Funky Kopral dengan formasi baru yang beranggotakan 4 personel Fajar (vocal), Coco (gitar), Wisnu (bass) dan Robby (drum) kembali mengeluarkan single terbaru "Barbie" yang diproduksi Greenland Indonesia.
Selain menjadi single pertama Funky Kopral pada tahun 2016, single Barbie juga akan menjadi jembatan Funky Kopral menuju album keenam yang akan dirilis dalam waktu dekat.
Lirik lagu Barbie milik Funky Kopral bercerita tentang maraknya fenomena operasi plastik yang ada di Indonesia, segala cara dilakukan agar terlihat lebih cantik demi mendapatkan pengakuan dari teman dan lingkungannya. Secara musikalitas, single ini dikemas secara fun, catchy serta easy listening, menjadikan pandangan Funky Kopral terhadap fenomena itu dengan cuek dan santai tanpa meninggalkan ciri khas funk-nya.
Setelah meluncurkan single "Barbie", sangat disayangkan tidak lama setelah itu harus terjadi pergantian personil lagi dimana Fajar (vokal) memilih keluar dari Funky Kopral. Audisi pun diadakan oleh pihak Greenland Indonesia dan Funky Kopral untuk mengisi posisi vokalis.
Banyak penyanyi-penyanyi berbakat yang turut berpartisipasi dalam audisi tersebut. Setelah melalui beberapa tahap audisi dan penyaringan, terpilihlah Cornelius Indra sebagai vokalis Funky Kopral. Dengan formasi yang baru, kini Funky Kopral sedang dalam proses melanjutkan album keenam. Karakter vokal yang dimiliki Indra, diyakini para fans Funky Kopral yaitu Funchopat memiliki kemiripan dengan Angga, vokalis pertama Funky Kopral.
Band yang kini digawangi oleh Robby (drum), Wisnu Pamungkas (bass), Indra (vokal), dan Coco (gitar) ini kembali meramaikan industri musik Indonesia dengan merilis sebuah single terbarunya bertajuk “Orang Gila” pada 1 Desember 2018 dan bertepatan dengan hari berdirinya Funky Kopral yang ke 20 tahun.
Lagu yang dipersembahkan untuk Funchopat (Fans dari Funky Kopral) dan diproduseri oleh Bayu Randu ini menceritakan tentang orang yang tergila gila akan eksistensinya di lingkungan dia sendiri yang akhirnya menghalalkan segala cara untuk tetap eksis dan dipandang wah di mata orang orang disekitarnya.
Kondisi ini sering kita temui pada era millenial ini, dan fenomena ini yang membuat Funky Kopral berekspresi sehingga terciptalah single "Orang Gila" ini.
Single ini juga mendapat balutan musik funk era 80-an hingga 90-an, sehingga kental dengan aransemen yang bebas dan liar.
“Dari tema liriknya ini sebenarnya orang gila ini sendiri menggambarkan situasi sosial di masyarakat kita lah ya, ini kita sekarang lebih universal, banyak orang disana gila, menghalalkan segala cara” ujar Indra (vokal).
Anggota
|
Mantan Anggota
|
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.