Remove ads
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Front Mahasiswa Nasional (FMN) lahir pada 18 Mei 2003, merupakan organisasi massa mahasiswa berskala nasional yang anti imperialisme, feodalisme dan kapitalis birokrat. FMN mempunyai tugas untuk membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakkan mahasiswa agar terlibat aktif dalam perjuangan massa. FMN berjuang untuk mewujudkan pendidikan yang ilmiah, demokratis dan mengabdi kepada rakyat. FMN juga memperjuangkan pemuda mahasiswa sebagai tenaga produktif untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di dalam bekerja. FMN sebagai ormas legal-demokratis akan selalu didorong untuk bertalian erat dengan gerakan rakyat, utamanya buruh dan tani. FMN tergabung dalam International League of People’s Struggle (Liga Perjuangan Rakyat Internasional, ILPS). Selain itu, FMN juga menjadi anggota dari Asian Student Association (ASA).[1]
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Singkatan | FMN |
---|---|
Tanggal pendirian | 18 Mei 2003 |
Tipe | Organisasi mahasiswa ekstrakampus |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Ketua Umum | L. Muhammad Rizaldy |
Sekjen | Rikmadenda Arya Mustika |
Situs web | https://fmnpusat.wordpress.com/ |
Akhir tahun 80-an, kelompok studi dianggap tidak mampu lagi menjadi wadah yang efektif untuk memperjuangkan kepentingan mahasiswa dan melawan pemerintahan orde baru, para mahasiswa yang berpikir patriotis dan demokratis kemudian mentransformasikan bentuk organisasinya dan berhimpun dalam wadah serikat-serikat mahasiswa. Akhir tahun 80-an hingga awal tahun 90-an adalah masa dimana serikat-serikat mahasiswa muncul sebagai alternatif bentuk organisasi yang maju pada waktu itu.[2]
Pada tahun 1997 berkumpul perwakilan komite aksi mahasiswa dari lima kota (Bandung, Yogyakarta, Malang, Jombang dan Surabaya), dan bersepakat membentuk sebuah jaringan gerakan mahasiswa nasional yang disebut Forum Mahasiswa Nasional (FMN). Pada masa ini FMN masih sebatas jaringan komunikasi antar kota, dan belum mempunyai kesamaan garis politik. Selain itu, kepemimpinan organisasi yang dibentuk masih bersifat Pokja (Kelompok Kerja) yang memimpin di kota-kota yang aktif terlibat menjatuhkan rezim Orde Baru. Meski demikian, komite-komite aksi yang tergabung dalam jaringan FMN telah berperan dalam membuka arus demokratisasi di era Soeharto.[3][4]. Organisasi-organisasi tingkat kota yang bergabung dengan FMN antara lain FMKR Palembang, SMBL di Lampung, Front Indonesia Muda Bandung, KIBLAT Yogya, KMPR Jombang, SMPR Surabaya, SAMUDRA Malang, maupun Forum Komunikasi Mahasiswa Mataram.[1]
Pada November 2002 di Solo, diadakan Workshop Pembangunan Organisasi Nasional yang dihadiri oleh perwakilan-perwakilan kota FMN, yaitu Padang, Palembang, Lampung, Bandung, Yogyakarta, Purwokerto, Malang, Surabaya, Jombang, dan Mataram. Workshop diadakan di tengah keinginan yang semakin kuat untuk membangun organisasi massa berskala nasional yang memiliki kepemimpinan dan garis perjuangan yang tegas.[3][4]
Kongres Pendirian atau Founding Kongres FMN tanggal 18 Mei 2003, di Balai Rakyat Utan Kayu Jakarta yang merupakan satu tonggak kemajuan gagasan, dimana semangat perjuangan nasional mulai dipatri dalam diri anggota-anggota FMN.[5] Seluruh komponen organisasi menyadari bahwasanya perjuangan mahasiswa skala nasional adalah kunci atas jawaban dari kebuntuan pergerakan mahasiswa selama itu. Pada Founding Kongres itulah, semua level organisasi dilebur dalam satu identitas Front Mahasiswa Nasional. Semua menggunakan satu identitas organisasi dan berada di bawah kepemimpinan yang sama, yaitu Komite Pimpinan Pusat FMN.[3][4]
Dideklarasikannya FMN sebagai ormas skala nasional, berarti pula merubah bentuk organisasi serta langgam organisasi.Tidak lagi menggunakan langgam semi legal seperti yang dulu pernah digunakan. Sejak Founding Kongres FMN, yang ada adalah bertemunya program perjuangan FMN dengan organisasi yang lainnya, yaitu program FMN untuk menarik dukungan dari sebanyak-banyaknya organisasi ataupun individu dalam perjuangannya, serta program solidaritas atau dukungan terhadap perjuangan rakyat, dari mulai buruh, petani, kaum miskin kota, perempuan, dan rakyat tertindas lainnya di Indonesia.[3][4]
Hingga saat ini, FMN telah menggelar 6 kali Kongres yang merupakan forum tertinggi dalam organisasi. Kongres I diselenggarakan pada 2004 di Kota Metro Bandar Lampung. Sementara itu, Kongres II FMN dilaksanakan di Kota Bandung pada tahun 2006. FMN kembali menyelenggarakan Kongres III nya pada tahun 2009 di Kota Mataram, NTB. Selanjutnya, pada tahun 2014 di Jakarta FMN kembali menyelenggarakan Kongres-nya yang ke 4. Lalu, pada tahun 2017 FMN menyelenggarakan Kongres V di Yogyakarta[4][6] dan Kongres VI dilangsungkan di Kota Mataram pada tahun 2024.[7]
Kongres V dilaksanakan di Yogyakarta pada 8-15 Maret 2017 dengan tema “Perkuat dan Perluas Organisasi untuk Memajukan Perjuangan Massa demi Mewujudkan Pendidikan yang Ilmiah, Demokratis, dan Mengabdi Kepada Rakyat“. Kongres V ini memilih Sympathi Dimas Rafi’I sebagai ketua, dan Badarudin sebagai Sekretaris Jenderal.
Pasca Kongres V, terdapat keadaan luar biasa yang mengancam keberlangsungan FMN baik secara politik maupun organisasi. Kemunduran ini dimulai sejak pandemi Covid-19 yang membuat rencana kongres VI pada 2019 harus ditunda. Di saat yang bersamaan, kolektif PP dan DPP FMN berangsur-angsur lulus dari status kemahasiswaannya, fokus menjadi professional, atau telah bekerja di sektor lainnya. FMN kehilangan kepemimpinan secara nasional, kembali menjadi jaringan-jaringan antar kota. Sejak 2020-2023 telah banyak aspirasi penyelenggaraan kongres VI dari berbagai cabang dan ranting, namun Pimpinan Pusat yang tersisa satu orang tak mampu memenuhi aspirasi tersebut.
Untuk merangkum, menilai, dan merespon situasi luar biasa ini, pada 28-29 Desember 2023 diadakan Pertemuan Nasional FMN oleh perwakilan Cabang Bandung, Solo, Purwokerto (UMP), Pontianak, Makassar, Palu, Luwuk Banggai, Denpasar, Mataram, Lombok Timur, dan Kupang di kota Mataram. Pertemuan Nasional ini menghasilkan resolusi untuk membentuk Steering Committee Kongres VI.
Pada 27-29 April 2024, terselenggara Kongres VI Luar Biasa FMN di kota Mataram-NTB dengan tema “Betulkan Cara Berpikir dan Cara Bekerja yang Salah, Perhebat Perjuangan Massa Rakyat Demokratis Nasional untuk Memperkuat dan Memperbesar Organisasi”, dan menetapkan L. M. Rizaldy sebagai Ketua Umum dan Rikmadenda Arya Mustika sebagai Sekretaris Jenderal. Pasca Kongres VI Luar Biasa, FMN mengirimkan 3 delegasi ke Kongres Internasional ke-7 ILPS.
Pada saat ini, FMN sudah tersebar di ratusan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, baik perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta, seperti di Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Airlangga (UNAIR), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Udayana (UNUD), Universitas Nasional (UNAS), Universitas Sebelas Maret (UNS) dan perguruan tinggi lainnya.[8][9][10][11][12][13][14][15][16]
Bagi FMN, perjuangan pokok mahasiswa di kampus adalah mengkampanyekan sistem pendidikan yang ilmiah, demokratis dan mengabdi kepada rakyat sebagai wujud penolakan kita atas dominasi imperialis AS dan tuan tanah feodal. Melalui berbagai perdebatan ilmiah, orasi politik, tulisan, pamflet, kampanye, aksi massa, dan acara kebudayaan, FMN mengangkat berbagai persoalan dan menghubungkannya dengan isu-isu rakyat di ruang kuliah. Dengan cara inilah FMN membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakkan massa luas pemuda mahasiswa ke dalam Perjuangan Demokratis Nasional melalui organisasinya. FMN juga sering menyelenggarakan aksi-aksi massa dalam momentum pergerakan tahunan seperti Hari Buruh Sedunia, Hari Perempuan Sedunia, dan Hari Pendidikan Nasional, juga merespon kebijakan pemerintah tertentu.[17]
FMN juga mendukung perjuangan kelas buruh, kaum tani, nelayan, perempuan, buruh migran Indonesia, serta suku bangsa minoritas yang sama-sama mempunyai persoalan akibat dominasi imperialis AS dan feodalisme di Indonesia. Bagi FMN, untuk mewujudkan pendidikan ilmiah, demokratis, dan mengabdi kepada rakyat, persatuan pemuda mahasiswa bersama rakyat adalah sebuah keharusan. Hanya dengan persatuan sajalah, persoalan-persoalan rakyat dan pemuda mahasiswa dapat diselesaikan.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.