Remove ads
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Felice Beato (lahir di Venesia, tahun 1832 – meninggal di Firenze, 29 Januari 1909 pada usia 77 tahun) atau juga dikenal sebagai Felix Beato[catatan 1] adalah fotografer Italia–Britania. Ia adalah salah satu orang pertama yang memotret di Asia Timur dan salah satu fotografer perang pertama. Dia terkenal dengan foto-foto genre art, potret, serta pemandangan dan panorama arsitektur dan lanskap di Asia dan wilayah Mediterania. Perjalanan Beato memberinya kesempatan untuk menciptakan gambaran dari negara-negara, orang-orang, serta peristiwa yang waktu itu terjadi di tempat yang jauh dan tidak akrab bagi kebanyakan orang di Eropa dan Amerika Utara. Foto-fotonya memberikan gambaran tentang berbagai peristiwa, seperti Pemberontakan di India 1857 dan Perang Candu Kedua, serta termasuk salah satu karya foto jurnalistik pertama.
Felice Beato | |
---|---|
Lahir | 1832 Venesia |
Meninggal | 29 Januari 1909 Firenze |
Kebangsaan | Britania |
Nama lain | Felix Beato |
Pekerjaan | Fotografer |
Dikenal atas | Salah satu dari orang pertama yang memotret di Asia Timur dan salah satu dari fotografer perang |
Kerabat | Antonio Beato (adik laki-laki) |
Sertifikat kematian yang ditemukan tahun 2009 menunjukkan bahwa Beato lahir pada tahun 1832 di Venesia dan meninggal dunia di Firenze, 29 Januari 1989. Sertifikat itu juga menunjukkan ia warga negara Persemakmuran Inggris dan masih lajang.[3][5] Ketika masih kecil, Beato dan keluarga tampaknya pindah ke Corfu yang waktu itu bagian dari protektorat Britania di Kepulauan Ionia, sehingga Beato adalah warga Persemakmuran Inggris.[3][4][catatan 2]
Keberadaan sejumlah foto karya "Felice Antonio Beato" dan "Felice A. Beato" membuat dulunya sering diperkirakan bahwa foto-foto tersebut adalah karya seorang fotografer yang entah bagaimana dapat memotret pada waktu bersamaan di tempat-tempat jauh seperti Mesir dan Jepang. Pada tahun 1983, Chantal Edel menyatakan[7] bahwa "Felice Antonio Beato" adalah nama yang dipakai dua kakak beradik, Felice Beato dan Antonio Beato yang kadang-kadang bekerja sama, dan menggunakan tanda tangan yang sama. Kebingungan soal nama ini terus menimbulkan masalah dalam mengidentifikasi sebuah foto sebagai karya Felice atau Antonio Beato.
Tahap awal perkembangan Felice Beato sebagai fotografer tidak banyak diketahui, tetapi ia diberitakan membeli lensa pertama dan satu-satunya lensa miliknya, di Paris pada tahun 1851.[8] Ia kemungkinan bertemu fotografer Britania James Robertson di Malta pada tahun 1850 dan menemaninya ke Konstantinopel pada tahun 1851. Robertson sebelumnya adalah pengukir klise di Percetakan Uang Logam Kekaisaran Ottoman sejak 1843 dan kemungkinan belajar fotografi pada tahun 1840-an.[9] Beato dan Robertson mulai memotret bersama, dan keduanya membentuk perkongsian bernama "Robertson & Beato", mungkin pada tahun 1853 atau tahun 1854, ketika Robertson membuka sebuah studio foto di Pera, Konstantinopel. Antonio adik Beato bergabung dengan Robertson dan Beato ketika keduanya melakukan ekspedisi fotografi ke Malta pada 1854 atau 1856, dan ke Yunani dan Yerusalem pada tahun 1857. Sejumlah foto dari perkongsian ini yang diproduksi pada tahun 1850-an ditulis sebagai karya "Robertson, Beato and Co.", dan "and Co." konon merujuk kepada Antonio.[10]
Pada akhir 1854 atau awal 1855 James Robertson menikah dengan adik perempuan Beato yang bernama Leonilda Maria Matilda Beato. Keduanya memiliki tiga anak perempuan, Catherine Grace (l. 1856), Edith Marcon Vergence (l. 1859), and Helen Beatruc (l. 1861).[8]
Pada tahun 1855, Felice Beato dan Robertson melakukan perjalanan ke Balaklava, Krimea, untuk meliput Perang Krimea sepeninggal Roger Fenton. Bertolak belakang dengan penggambaran Fenton soal martabat dalam perang, Beato dan Robertson memperlihatkan kehancuran.[11] Keduanya memotret jatuhnya Sevastopol pada September 1855 dalam kira-kira 60 lembar foto.[12]
Pada Februari 1858, Felice Beato tiba di Kalkutta dan memulai perjalanannya di India Utara untuk mendokumentasikan akibat dari Pemberontakan di India 1857.[13][catatan 3] Sewaktu berada di India, mayat-mayat yang dipotretnya mungkin merupakan foto mayat yang pertama.[15] Salah satu fotonya yang diambil di istana Sikandar Bagh di Lucknow menampilkan sisa-sisa kerangka pemberontak India yang sebelumnya digalinya dari kubur dan diatur kembali agar memberi dampak dramatis pada foto.[16] (lihat peristiwa di Benteng Taku). Ia juga sampai di kota-kota seperti Delhi, Cawnpore, Meerut, Benares, Amritsar, Agra, Simla, dan Lahore.[17] Antonio adiknya, menyusul ke India pada bulan Juli 1858, tetapi tidak bertahan lama. Pada Desember 1859, Antonio meninggalkan India karena alasan kesehatan. Petualangan Antonio berakhir di Mesir pada tahun 1860. Ia mendirikan sebuah studio foto di Thebes pada tahun 1862.[18]
Pada 1860, Felice Beato keluar dari kongsi Robertson & Beato, meskipun Robertson masih bertahan menggunakan nama itu hingga 1867. Beato dikirim ke India untuk memotret ekspedisi militer Inggris-Prancis ke Tiongkok selama Perang Candu Kedua. Ia tiba di Hong Kong pada bulan Maret[19] dan segera mulai memotret kota Hong Kong dan daerah sekelilingnya hingga sampai di Kanton.[20] Foto-foto karya Beato termasuk beberapa foto terawal yang dipotret di Tiongkok.[21]
Ketika berada di Hong Kong, Beato bertemu Charles Wirgman, seorang seniman sekaligus koresponden untuk Illustrated London News. Keduanya ikut tentara Inggris-Prancis yang bergerak ke utara menuju Teluk Talien, kemudian ke Pehtang dan Benteng Taku di muara Sungai Peiho, sampai ke Peking dan Qingyi Yuan, serta pinggiran kota Istana Musim Panas.[20] Foto-foto Beato sepanjang rute ini dan nantinya foto tempat-tempat lain di Jepang sering digunakan oleh Wirgman (dan lain-lain) sebagai ilustrasi majalah mingguan Illustrated London News.[catatan 4]
Foto-foto Perang Candu Kedua karya Beato adalah foto pertama yang mendokumentasikan berlangsungnya sebuah kampanye militer[22] secara kronologis. Foto-foto Bentang Taku karyanya bagaikan menceritakan kembali pertempuran yang telah terjadi. Rangkaian foto dimulai dari jalan menuju Benteng Taku, dampak bombardemen terhadap dinding luar dan kubu-kubu pertahanan, dan akhirnya kehancuran di dalam benteng, termasuk mayat-mayat prajurit Tiongkok.[22] Beato sebenarnya tidak memotret secara berturutan seperti ini karena mayat para prajurit yang tewas harus dipotret lebih dulu sebelum tiba orang yang menangani mereka, baru setelah itu Beato bebas mengambil foto bagian luar dan bagian dalam benteng.[23]
Foto-foto prajurit Tiongkok yang tewas dan cara Beato menyajikannya secara khusus mengungkap aspek ideologisfoto jurnalistik yang dimiliknya. Dr. David F. Rennie, salah seorang anggota ekspedisi mencatat dalam memoarnya mengenai perang ini, "Aku berjalan mengitari dinding luar benteng pada sisi barat. Aku melihat banyak mayat berserakan--di sebelah barat laut, tiga belas mayat berkumpul bersama-sama di dekat sebuah meriam. Signor Beato tiba dengan kegembiraan yang sangat, menyebut kelompok [mayat] tadi sebagai 'indah', dan memohon agar tidak diganggu hingga selesai diabadikan oleh alat-alat fotografi miliknya, yang selesai dilakukannya beberapa menit kemudian."[24]
Di luar kota Peking, Beato memotret Qingyi Yuan (Istana Musim Panas) milik pribadi Kaisar Tiongkok yang terdiri dari paviliun istana, kuil, danau buatan berukuran besar, dan taman-taman. Beberapa dari foto-foto ini diambil antara 6 Oktober hingga 18 Oktober 1860, sehingga merupakan foto-foto terakhir bangunan-bangunan yang mulai dijarah dan dirampok oleh tentara Inggris-Prancis pada 6 Oktober 1860. Pada 18–19 Oktober 1860, bangunan-bangunan istana semuanya dibakar oleh Divisi Pertama Britania atas perintah Lord Elgin sebagai pembalasan terhadap kaisar untuk penyiksaan dan kematian dua puluh anggota korps diplomatik Sekutu. Bennet menulis bahwa "[Foto-foto] ini tampaknya merupakan foto-foto Peking yang paling tua yang ditemukan hingga kini, dan memiliki nilai budaya dan sejarah yang sangat penting."[25]
Di antara foto-foto terakhir yang dipotret Beato di Tiongkok pada waktu itu adalah Lord Elgin di Peking menandatangani Konvensi Peking bersama Pangeran Kung yang mewakili Kaisar Xianfeng.[22]
Beato pulang ke Inggris pada Oktober 1861. Pada musim dingin tahun 1861, ia menjual 400 lembar koleksi foto India dan Tiongkok miliknya kepada Henry Hering, seorang fotografer komersial di London.[26]
Pada tahun 1863, Beato pindah ke Yokohama, Jepang, bergabung dengan Charles Wirgman, rekannya ketika melakukan perjalanan dari Bombay ke Hong Kong.[27] Keduanya membentuk kongsi bernama "Beato & Wirgman, Artists and Photographers" dari tahun 1864 hingga 1867,[28] salah satu studio foto komersial paling awal[29] dan paling penting[15] di Jepang. Wirgman kembali membuat ilustrasi dari foto-foto Beato, sebaliknya Beato memotret beberapa dari sketsa Wirgman dan karya-karya lainnya. (Foto-foto Beato juga dipakai untuk percetakan gambar foto dalam buku Aimé Humbert, Le Japon illustré[30] dan karya-karya lainnya.) Foto-foto Beato mengenai Jepang mencakup potret, genre art, lanskap, pemandangan kota, serta sebuah seri foto yang mendokumentasikan pemandangan dan tempat-tempat di sepanjang Jalan Tōkaidō yang mengingatkan orang dengan ukiyo-e karya Hiroshige dan Hokusai. Semasa periode ini, izin masuk ke Jepang dan bepergian di dalam negeri sangat dibatasi oleh keshogunan. Beato dapat sampai di tempat-tempat yang hanya pernah dikunjungi segelintir orang Barat dengan cara mengiringi delegasi duta[31] dan memanfaatkan kesempatan lainnya yang tercipta karena kepopulerannya secara pribadi dan hubungan dekatnya dengan militer Britania. Selain memotret tema-tema yang menyenangkan, ia juga memotret objek-objek yang mengerikan dan mencari sensasi, seperti potongan kepala yang dipamerkan setelah dipenggal.[32] Foto-foto karyanya luar biasa bukan hanya karena kualitasnya, melainkan juga langka karena menggambarkan pemandangan Jepang pada periode Edo.[33]
Sebagian besar dari karya-karya Beato di Jepang sangat bertolak belakang dari karya-karya sebelumnya di India dan Tiongkok yang "menggarisbawahi dan bahkan mengagung-agungkan konflik dan kemenangan kekuatan imperial Britania".[34] Selain Portrait of Prince Kung, potret-potret orang Tiongkok pada karya awal Beato termasuk kurang penting (sepele, kabur, atau keduanya) atau mayatnya saja. Kecuali karyanya ketika bertugas sebagai fotografer resmi ekspedisi militer Britania ke Shimonoseki pada September 1864,[27] Beato sangat berminat memotret orang Jepang, dan tidak menempatkan dirinya pada kedudukan yang lebih tinggi ketika memotret mereka, dan bahkan berhasil mengabadikan wajah-wajah mereka yang tampak menantang saat berhadapan dengan orang Barat yang berstatus lebih tinggi.[35]
Beato sangat aktif ketika berada di Jepang. Pada tahun 1865, ia menghasilkan sejumlah pemandangan kota Nagasaki dan sekelilingnya.[27] Dari tahun 1866, ia sering dijadikan bahan karikatur di majalah Japan Punch yang didirikan dan disunting oleh Wirgman.[36] Ketika terjadi kebakaran yang menghanguskan sebagian besar kota Yokohama pada Oktober 1866, Beato kehilangan studio foto bersama sebagian besar, dan mungkin semua klise-klise miliknya.[27]
Meski Beato adalah fotografer pertama di Jepang yang menjual album berisi karya-karyanya, ia dengan cepat menyadari potensi komersial dari karyanya.[37] Pada sekitar tahun 1870, penjualan foto-foto telah menjadi inti bisnisnya.[38] Walaupun pembeli dapat memilih foto dari isi album-album yang lebih lama, Beato beralih ke menjual album berisi foto-foto yang telah dipilihnya sendiri. Ia mungkin tokoh yang memperkenalkan kepada Jepang, konsep ganda tentang pemandangan dan pakaian/adat istiadat yang umum pada fotografi di Mediterania.[39] Pada tahun 1868, Beato telah menyelesaikan dua volume buku foto, "Native Types" yang berisi 100 potret dan genre art, serta "Views of Japan" yang berisi 98 foto lanskap dan pemandangan kota.[40]
Sebagian besar foto dari album-album Beato diwarnai dengan tangan. Teknik pewarnaan ini berhasil disempurnakannya dari penggabungan lukisan cat air dan cetak blok kayu Jepang yang diterapkan untuk fotografi Eropa.[33]
Sejak sekitar berakhirnya kemitraan dengan Wirgman pada tahun 1869, Beato mencoba pensiun dari pekerjaan sebagai fotografer dan berupaya mencari bisnis lain,[1][33] serta mendelegasikan pekerjaan fotografi kepada pegawainya di studio "F. Beato & Co., Photographers"[41] miliknya di Yokohama. Studio tersebut dikelolanya bersama asisten bernama H. Woollett beserta empat fotografer Jepang dan empat seniman Jepang.[42] Kusakabe Kimbei kemungkinan adalah salah seorang dari seniman/asisten Beato sebelum dapat mandiri menjadi seorang fotografer.[43] Bisnis-bisnis baru yang dimulainya ternyata gagal. Meskipun demikian, keterampilan fotografi dan popularitas pribadinya masih dapat dijadikan jaminan. Beato sukses kembali ke pekerjaan lamanya sebagai fotografer.[1]
Beato memotret bersama-sama Ueno Hikoma,[44] dan kemungkinan mengajar fotografi kepada Raimund von Stillfried.[45]
Pada tahun 1871, Beato berdinas sebagai fotografer resmi ekspedisi Angkatan Laut Amerika Serikat ke Korea di bawah pimpinan Laksamana Rodgers.[36] Meskipun sebelumnya, mungkin sudah ada orang Prancis tidak dikenal yang memotret di Korea semasa invasi Prancis ke Pulau Ganghwa tahun 1866,[46] foto-foto karya Beato di Korea dapat dikatakan sebagai foto-foto tertua mengenai Korea yang sumbernya diketahui dengan jelas.[47]
Bisnis Beato di Jepang dulu banyak jumlahnya. Ia memiliki tanah[48] dan beberapa studio, berusaha sebagai konsultan properti, memiliki kepentingan finansial di Grand Hotel di Yokohama,[36] serta antara lain menjadi menjadi penyalur karpet impor dan tas wanita. Ia juga tampil di pengadilan dalam beberapa kesempatan, misalnya menjadi penggugat, tergugat, dan sebagai saksi.[49] Pada 6 Agustus 1873, Beato ditunjuk sebagai konsul jenderal Yunani di Jepang.[42]
Pada 1877, Beato menjual sebagian besar sahamnya kepada firma Stillfried & Andersen,[33] yang kemudian pindah ke studio milik Beato. Stillfried & Andersen kemudian menjual saham tersebut kepada Adolfo Farsari pada tahun 1885.[50] Setelah sahamnya dijual kepada Stillfried & Andersen, Beato tampaknya pensiun selama beberapa tahun dari memotret, dan berkonsentrasi sebagai spekulator finansial dan pialang.[51] Pada 29 November 1884, ia meninggalkan Jepang, dan akhirnya mendarat di Port Said, Mesir.[52] Sebuah surat kabar Jepang memberitakan bahwa uang Beato ludes di bursa perak Yokohama.[53]
Dari tahun 1884 hingga 1885, Beato menjadi fotografer resmi pasukan ekspedisi pimpinan Baron (nantinya Viscount) G.J. Wolseley ke Khartoum, Sudan yang diangkat sebagai pengganti Jenderal Charles Gordon.[53]
Setelah kembali ke Inggris pada tahun 1886, Beato untuk untuk beberapa lama mengajar teknik fotografi di London and Provincial Photographic Society.[53] Pada tahun 1888, ia kembali memotret di Asia, kali ini di Burma,[54] negara tempatnya membuka sebuah foto studio (bernama "The Photographic Studio") pada tahun 1896, berikut sebuah bisnis mebel dan barang antik di Mandalay dengan sebuah kantor cabang di Rangoon.[55] Pada tahun 1899, ia keluar dari F. Beato Ltd (kemudian perusahaan ini dilikuidasi pada tahun 1907),[56] tetapi dia tetap bekerja untuk "The Photographic Studio" hingga tahun 1904 dan mungkin terus bekerja dengan memakai namanya sendiri atau nama lainnya setelah itu.[56] Meskipun sebelumnya Beato dipercaya meninggal dunia di Rangoon atau Mandalay pada tahun 1905 atau 1906,[57] sertifikat kematiannya yang ditemukan pada tahun 2009 menunjukkan bahwa Beato meninggal dunia 29 Januari 1909 di Firenze, Italia.
Karya Beato baik berupa foto-foto yang diketahui sebagai karya sendiri, maupun dijual dengan memakai nama Stillfried & Andersen's, atau dalam bentuk cetakan anonim, semuanya memiliki pengaruh besar:
Selama lebih dari lima puluh tahun pada awal abad kedua puluh, foto-foto Beato mengenai Asia telah dijadikan ilustrasi standar untuk buku harian perjalanan, surat kabar bergambar, dan catatan lainnya yang diterbitkan, dan ikut membantu pengertian "Barat" tentang beberapa masyarakat di Asia.[58]
Fotografi abad ke-19 kadang-kadang memperlihatkan keterbatasan teknologi pada waktu itu. Meskipun demikian, Felice Beato berhasil berkarya di tengah keterbatasan tersebut dan bahkan mengatasinya. Sebagian besar karyanya berupa cetak perak albumen dari negatif pelat gelas kolodion basah.[59]
Beato merintis dan menyempurnakan teknik mewarnai foto dengan tangan[31] dan membuat panorama.[60] Ia mungkin mulai mewarnai foto dengan tangan atas saran Wirgman, atau mungkin sebelumnya pernah melihat foto yang diwarnai dengan tangan buatan kongsi Charles Parker dan William Parke Andrew.[61] Dari manapun inspirasinya, foto lanskap yang diwarnai Beato tampak lembut dan alami, sementara potret berwarnanya yang diwarnai lebih jelas daripada foto pemandangan dinilai baik sekali.[catatan 5] Selain menyajikan pemandangan berwarna, Beato berusaha menyajikan objek yang sangat luas dengan cara yang dapat memberi kesan keluasannya. Sepanjang kariernya, karya-karya Beato diwakili oleh foto-foto panorama yang spektakuler yang dibuatnya dengan memotret bagian demi bagian dari sebuah pemandangan yang luas, lalu menyambung beberapa lembar foto hasilnya menjadi satu sehingga terlihat foto pemandangan yang lebar.[63] Versi lengkap dari panorama di Pehtang terdiri dari 7 foto yang dijalin bersama hampir terlihat tanpa sambungan dengan total panjang lebih dari 2 meter.[63]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.