Divestasi
Pengurangan Beberapa Jenis Aset Baik dalam Bentuk Finansial Atau Barang Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Pengurangan Beberapa Jenis Aset Baik dalam Bentuk Finansial Atau Barang Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Dalam finansial dan ekonomi, divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh perusahaan sebagai upaya pemilik perusahaan untuk menjual aset atau sebuah divisi kerjanya kepada pihak lain yang mampu memberikan harga penawaran paling tinggi.[1] Ini adalah kebalikan dari investasi pada aset yang baru.
Sebuah perusahaan melakukan divestasi dengan tujuan sebagai berikut:[2]
Perusahaan memiliki beberapa motif atau alasan tertentu untuk divestasi. Motif divestasi terbagi menjadi dua yaitu motif internal dan motif eksternal. Adapun motif internal sebuah perusahaan melakukan divestasi adalah:[3]
Alasan eksternal sebuah perusahaan maupun individu melakukan divestasi biasanya berasal dari pihak berwajib. Seperti pemerintah setempat atau kreditur dari bank yang digunakan oleh pemilik usaha. Motif eksternal sebuah perusahaan melakukan divestasi adalah:[3]
Contoh kasus divestasi di Indonesia dapat dilihat pada perusahaan BUMN Inalum dengan PT. Vale Indonesia (PTVI). PTVI mendivestasikan 20% sahamnya ke Inalum. Divestasi 20% saham PTVI merupakan kewajiban dari amandemen Kontrak Karya (KK) pada tahun 2014 antara PTVI dan pemerintah yang harus dilaksanakan lima tahun setelah amandemen tersebut. Kontrak karya PTVI akan berakhir pada akhir 2025 dan dapat diubah atau diperpanjang menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sesuai peraturan perundang-undangan.[4]
Selain itu, kasus divestasi dapat ditemui pula pada divestasi PT Freeport Indonesia dengan Inalum. Inalum kini memegang 51,23% saham Freeport. Kepemilikan saham tersebut terdiri dari 41.23% untuk Inalum dan 10% untuk Pemerintah Daerah Papua. Saham Pemerintah Daerah Papua akan dikelola oleh perusahaan khusus PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPPM) yang 60% sahamnya akan dimiliki oleh Inalum dan 40% oleh BUMD Papua.[5] Sementara itu, untuk mendapatkan 51,23% saham tersebut memerlukan dana sebesar 54 triliun rupiah. Untuk mendapatkan saham tersebut, Inalum menerbitkan surat utang global sebanyak US$ 4 miliar. Dimana, sebanyak US$ 3,85 miliar digunakan untuk membeli saham dan US$ 150 juta untuk refinancing.[6] Selain divestasi saham sebesar 51%, Freeport juga berkomitmen untuk membangun smelter dalam 5 tahun ke depan hingga Januari 2022 atau 5 tahun sejak Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) diterbitkan.[7]
Beberapa perusahaan menggunakan teknologi untuk memfasilitasi proses divestasi beberapa divisi. Mereka mempublikasikan informasi tentang divisi mana saja yang ingin mereka jual pada situs resmi mereka sehingga dapat dilihat oleh perusahaan lain yang sekiranya tertarik untuk membeli divisi tersebut. Sebagai contoh, Alcoa telah mendirikan sebuah ruang pamer daring yang menampilkan divisi yang mereka jual. Dengan melakukan komunikasi secara online, Alcoa telah mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk membiayai divisi yang bergerak pada hotel, usaha transportasi, dan urusan pertemuan.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.