Jenis biawak terbesar dan terkenal di dunia ialah komodo (Varanus komodoensis), yang panjangnya dapat melebihi 3 m. Biawak ini memburu hewan-hewan berukuran menengah dan besar seperti rusa, babi hutan dan anak kerbau. Bahkan ada kasus-kasus Komodo menyerang manusia, meskipun jarang. Biawak ini hanya menyebar terbatas di beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara, seperti di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, dan di pantai barat Pulau Flores.[3]nis Varanus salvator. Panjang tubuhnya (moncong hingga ujung ekor) umumnya hanya sekitar 1 meter, meskipun ada pula yang dapat mencapai 2,5 meter.[4]
Biawak biasanya tinggal tidak jauh dari perairan, biasanya di hutan lembap, padang rumput, dan sekitar hilir sungai. Di daerah perkotaan, biawak kerap ditemukan di gorong-gorong saluran air yang bermuara ke sungai. Biawak memakan meragam jenis makanan, mulai dari serangga, ketam, berbagai jenis kodok, ikan, reptilia kecil, burung, serta mamalia kecil seperti tikus dan cerurut. Jenis-jenis besar seperti Komodo juga memangsa hewan besar seperti rusa atau babi hutan.Biawak juga kerap mencuri dan memakan telur atau memangsa anak burung. Sering ditemui biawak mengambil dan memakan telur kura-kura, penyu atau telur buaya.[5][6][7]
Biawak sangat pandai memanjat dan berenang. Di musim kawin, biawak jantan biasanya berkelahi lebih dulu untuk memperlihatkan kekuasaannya atau untuk memperebutkan biawak betina. Pertarungan biawak dilakukan sambil ‘berdiri’. Kedua biawak itu lalu saling memukul atau saling tolak sambil berdiri pada kaki belakangnya, sehingga tampak seperti menari bersama. Perkembangbiakan biawak adalah dengan bertelur. Telur-telur biawak disimpan di pasir atau lumpur di tepian sungai, bercampur dengan daun-daun busuk dan ranting. Temperatur di sekitar sarangnya sangat mempengaruhi jenis kelamin dari bayi biawak yang akan menetas. Jika temperaturnya tinggi, bayi jantan akan menetas lebih banyak, dan sebaliknya, apabila rendah, maka bayi betina lebih banyak menetas.[8][9]
Sejak ribuan tahun, biawak menjadi salah satu buruan manusia. Biawak diburu untuk dimanfaatkan kulitnya sebagai bahan perhiasan, dan dagingnya sebagai bahan makanan atau untuk obat. Perdagangan kulit biawak telah menghidupi beribu-ribu orang, mulai dari penangkap biawak di desa-desa, pengumpul, pengolah, eksportir, hingga industri kulit. Tidak kurang dari satu juta potong kulit biawak air dikumpulkan setiap tahunnya dari berbagai penjuru dunia.[10] Biawak ditangkap orang dengan cara dijerat. Jerat atau kail tersebut dipasang di tempat yang sering didatangi biawak. Umpan yang digunakan umumnya daging hewan lain.[11][12][13][14]
Berikut adalah jenis-jenis biawak menurut situs Reptile Database (2018).
Clemente, C. J.; Thompson, G. G.; Withers, P. C. (2009). "Evolutionary relationships of sprint speed in Australian varanid lizards". Journal of Zoology. 278 (4): 270–280. doi:10.1111/j.1469-7998.2009.00559.x.
Ghimire, H. R., Phuyal, S., & Shah, K. B. (2014). "Protected species outside the protected areas: People's attitude, threats and conservation of the Yellow Monitor (Varanus flavescens) in the Far-western Lowlands of Nepal". Journal for Nature Conservation. 22 (6): 497–503. doi:10.1016/j.jnc.2014.08.003.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)