Batalyon Artileri Pertahanan Udara 1/Purwa Bajra Cakti (disingkat Yon Arhanud 1/Rajawali) merupakan batalyon artileri pertahanan udara di bawah komando Divisi Infanteri 1/Kostrad. Didirikan pada tanggal 5 April 1950. Danyon Arhanud 1 Purwa Bajra Cakti Kostrad Letkol Arh Roma Laksana Yudha, S.A.P., M.Sos. Sebelumnya nama satuan ini adalah Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1/Purwa Bajra Cakti (disingkat Yon Arhanudri 1/Rajawali), namun saat ini nama Batalyon berubah menjadi Batalyon Artileri Pertahanan Udara 1/Purwa Bajra Cakti (Yonarhanud 1/1 Kostrad)
Fakta Singkat Batalyon Artileri Pertahanan Udara 1/ Purwa Bajra Cakti, Dibentuk ...
Batalyon Artileri Pertahanan Udara 1/ Purwa Bajra Cakti |
---|
Lambang Batalyon Arhanud 1/Purwa Bajra Sakti |
Dibentuk | 5 April 1950 |
---|
Negara | Indonesia |
---|
Cabang | Arhanud |
---|
Tipe unit | Ringan |
---|
Peran | Pasukan Artilleri Udara |
---|
Bagian dari | Divisi Infanteri 1/Kostrad |
---|
Markas | Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten |
---|
Julukan | Yonarhanud 1/PWS |
---|
Moto | Purwa Bajra Cakti |
---|
Baret | Coklat |
---|
Maskot | Burung Rajawali |
---|
Ulang tahun | 5 April |
---|
Tutup
Sejak 10 April 1979, Yon Arhanud 1/PBC berpangkalan di Desa Pakulonan Kecamatan Serpong, Tigaraksa, Tangerang Selatan bersampingan dengan Markas Komando Yonkav 9 Cobra Brigkav 1 Kodam Jaya.
Pada tanggal 5 Maret 1950, terjadi penyerahan meriam 40 MM SU MK I dan 40 MM SU MK II dari militer Belanda kepada Indonesia yang diterima oleh Lettu Art Ali Toha yang kemudian menjadi komandan batalyon pertama dengan personel 72 orang di daerah Tanjung Priok dan Pasar Baru. Selanjutnya disusun satu batalyon artileri penangkis serangan udara pada tanggal 5 April 1950 dengan nama Batalyon Artileri Brigade 23 yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Yon Arhanud 1 dengan sesanti Purwa Bajra Cakti
Garis waktu
- 17 April 1951, Brigade 23 menjadi CTU (Corp Tjadangan Umum) dan sebutan Batalyon Artileri Brigade 23 diubah menjadi Batalyon Artileri CTU/PSU 1.
- 1952, Batalyon Artileri CTU/PSU baik organik maupun Administrasinya dipindahkan ke Komando Artileri Angkatan Darat tanggal 23 Desember 1952 menjadi Batalyon Artileri PSU 1.
- 7 Juni 1956, dilaksanakan upacara serah terima Batalyon Artileri PSU 1 dari Inspektorat Artileri Angkatan Darat kepada Kepala TT-III Siliwangi.
- 4 Desember 1958, Batalyon Artileri PSU I berganti nama Yon Arsu 1/VI Siliwangi.
- 30 Juli 1963, serah terima organik dan administrasi Yon Arsu 1 dari kodam VI/Siliwangi ke Kodam/V Jaya maka Yonarsu 1/Siliwangi berubah menjadi Yonarsu 1/V/Jaya selanjutnya berganti nama menjadi Yonarhanudri 1/V/Jaya
- 1975, awal persiapan alih status organik dan administrasi ke Kostrad.
- 1978, Pelaksanaan alih Status dari Kodam V/ Jaya ke Kostrad menjadi Yonarhanudri 1 Kostrad.
- 22 Desember 1985, menjadi organik Divisi Infanteri 1/Kostrad dengan sebutan Yon Arhanudri 1/Divif 1/Kostrad..
- 11 Juli 2016, perubahan sebutan nama dari Batalyon Arhanudri 1/1 Kostrad menjadi Batalyon Arhanud 1/1 Kostrad.
Pergantian baret
- (1950 - 1951) Peci dengan simbol kepala domba
- (1951 - 1952) Baret Hitam dengan simbol kepala domba
- (1952 - 1966) Baret Coklat dengan simbol Tri Sandhya Yudha
- (1966 - 1986) Baret Coklat dengan simbol Vyati Rakca Bhala Cakti
- (1986 - 2007) Baret Coklat dengan simbol Tri Sadhya Yudha
- (2007 - 2010) Baret Coklat dengan simbol Vyati Rakca Bhala Cakti
- (2010 - Sekarang) Baret Hijau dengan simbol Cakra/Dharma Putra
Perubahan nama Batalyon Arhanudri 1/1 Kostrad yang digunakan mulai tahun 1976 telah berubah nama. Berdasarkan Perkasad No 66 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tugas Batalyon Artileri Pertahanan Udara Komposit-1 (Orgas Yonarhanud Komposit-1). Kemudian diperkuat dengan Sprint Pangkostrad dan Sprint Pangdivif 1 Kostrad tentang perubahan sebutan nama Batalyon Arhanudri 1/1 Kostrad menjadi Batalyon Arhanud 1/1 Kostrad. Perubahan nama ini merupakan implikasi dari perubahan rencana strategis kekuatan TNI AD khususnya di bidang Pertahanan Udara dan pembaharuan Alut Sista Arhanud TNI AD, yang mana kedepannya nanti seluruh Batalyon Arhanud di Indonesia akan menjadi Batalyon Arhanud komposit, dengan senjatanya berupa Meriam dan Rudal.[1][2]
- 23 Maret 1951, 2 Minggu setelah terbentuknya batalyon pindah dari Jalan Pembangunan 1 Jakarta ke barak darurat di depan sekolah polisi Kramat Jati tanggal .
- 7 Januari 1951, Pindah dari barak darurat ke Jl. Jogja no 16 Jakarta Pusat.
- 11 April 1973, Sesuai dengan planologi Kota Metropolitan Jakarta, Yonarhanudri 1 pindah ke Bintaro Kebayoran lama, Jakarta Selatan.
- 10 April 1979, Yon Arhanud 1/Divif 1/Kostrad berpangkalan di Desa Pakulonan Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan sampai sekarang.
- 1950, Operasi APRA, tanggal 3 Juni 1950 ikut aktif dalam penumpasan APRA dengan pengamanan di daerah Kampung Melayu, Medan Merdeka, Gunung Sahari, Matraman dan Kramat Jati dipimpin oleh Lettu Art Ali Toha.
- 1955, Pengamanan Pemilu wilayah Jakarta.
- 1956, Satu Kompi Yon Arhanudri 1 dimpimpin Lettu Art Kusnindar melaksanakan operasi penumpasan DI/TII di daerah Cimalak Sumedang (27 Juni 1956).
- 1958, Operasi PRRI/PERMESTA mendapat perintah untuk mempertahankan pangkalan Husein Sastra Negara, Kemayoran dan Pelabuhan Tanjung Priok.
- 1960, Dalam Operasi Trikora sebagai pertahanan udara wilayah ibu kota RI.
- 1961, Dalam menghadapi gangguan DI/TII di daerah Kuningan, satu kompi dipimpin Peltu Moejoeri, Di daerah Ujung Berung 1 kompi dipimpin Lettu Art E. Djoehandar, di daerah Garut 1 kompi dipimpin Lettu Art M. Harahap.
- 1962, 43 personel ikut tergabung dalam Kontingen Garuda 3 ke Kongo, Afrika.
- 1963, Satu Detasemen 12,7 mm tanggal 14 Desember 1963 dipimpin Capa S. Rochadi berangkat ke Kalimantan Barat Operasi Dwi Kora.
- 1964, Operasi Siap Siaga Kalimantan Barat. 13 orang anggota Yonarhanudri 1 dipimpin Capa Munandar BP Brigif 5/Diponegoro, melaksanakan tugas mulai 19 Desember 1964. 2 Orang mendapat kenaikan pangkat luar biasa karena berhasil menembak 2 helikopter musuh yaitu Koptu Maryo S dan 1 Orang gugur A.n Kopda Supar.
- 1965, Penumpasan Gerakan 30 September / PKI.
- 1971, Operasi Jaya Wibawa II.
- 1972, Operasi penumpasan PGRS/PARAKU 2 gelombang, gelombang 1 dipimpin Letda Art Handoyo, kekuatan 42 orang, gelombang 2 dipimpin Lettu Art GL tobing kekuatan 60 orang.
- Brigjen TNI Soenarso (?-1978)⭐
- Brigjen TNI Mazni Harun (1991-1993)⭐
- Mayjen TNI Tubagus Hasanuddin (1993-1995)⭐⭐
- Brigjen TNI Hamim Tohari, M.A.⭐
- Kolonel Arh Marthen Verny Rorintulus (2013-2014)
- Kolonel Arh Anang Hasto Utomo, S.Ip. (2016-2017)
- Kolonel Arh Yogi Nugroho, BS., M.P.M. (2017-2018) [3][4]
- Kolonel Arh Choirul Huda, S.Sos., M.I.Pol. (2018-2020)
- Letkol Arh Helmy Ariansyah, S.E. (2020-2022)
- Letkol Arh Pramono, S.Sos. (2022-2023)
- Letkol Arh Roma Laksana Yudha, S.A.P., M.Sos. (2023-Sekarang)