Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Basilius dari Kaisarea (bahasa Yunani: Άγιος Βασίλειος ο Μέγας; kadang disebut Basil), yang juga dijuluki Santo Basilius Agung dalam Gereja Katolik, adalah seorang teolog, Bapa Gereja sekaligus Pujangga Gereja pada abad ke-4.[1][2] Salah satu sumbangan darinya adalah melakukan integrasi kebudayaan klasik ke dalam agama Kristen.[2]
Basilius dilahirkan di Kaisarea, Kapadokia dalam sebuah keluarga yang kaya dan saleh pada tahun 329.[1] Ia adalah anak sulung dalam keluarga dan memiliki kondisi fisik yang lemah.[1] Seluruh keluarganya giat dalam bidang kegerejaan.[1] Bahkan, ia dan dua saudara laki-lakinya, yakni Gregorius dari Nyssa dan Petrus dari Sebaste menjadi uskup.[1]
Basilius menerima pendidikan dasarnya dari ayahnya sendiri karena ayahnya adalah seorang guru retorika.[1] Kemudian, ia pergi ke Konstantinopel dan belajar pada Libanus, seorang guru retorika yang terkemuka pada masa itu.[1] Setelah itu, ia pergi ke Athena untuk mempelajari retorika, matematika, dan filsafat.[1] Ia belajar filsafat pada kelompok Sofis, yakni kepada Himerius dan Proaeresius.[1] Setelah itu, ia kembali ke Kappadokia dan mengajar retorika selama beberapa waktu.[1][3]
Karena kecerdasannya sebagai guru retorika, ia menjadi sombong.[1] Setelah saudara perempuannya mengingatkan dia mengenai kesombongannya, ia bertobat dan dibaptiskan.[1]
Demikianlah kutipan pernyataan spiritualitasnya dalam sebuah surat:
Aku telah menyia-nyiakan banyak waktu pada kebodohan dan menghabiskan hampir semua tenaga kerja muda saya pada kesia-siaan, dan pengabdian kepada kearifan yang telah dibuat bodoh oleh Allah. Tiba-tiba, aku terbangun dari tidur nyenyak. Aku melihat cahaya indah dari kebenaran Injil, dan aku mengenali kehampaan kebijaksanaan para pangeran di dunia ini.[4]
Setelah itu, ia meninggalkan pekerjaannya sebagai guru retorika dan melakukan perjalanan ke Mesir, Siria dan Palestina untuk belajar kehidupan bertapa.[1] Kemudian, ia kembali ke negerinya dan membagi-bagikan kekayaannya pada orang miskin karena merasa tertarik dengan kehidupan para pertapa.[1] Ia lalu pergi ke tempat yang sunyi di Pontus dan mengajar di sana.[1] Dalam khotbah-khotbahnya, ia selalu menegaskan prinsip-prinsip sosial.[1] Ia berpendapat bahwa semua orang diciptakan Allah dan dikasihi Allah.[1] Oleh karena itu, semua orang pada dasarnya sama dan memiliki martabat yang sama.[1]
Pada tahun 364, ia diangkat menjadi seorang presbiter di Kaisarea[1] dan ditahbiskan menjadi uskup di tempat yang sama pada tahun 370.[5] Pada masa ini, Basilius terus berjuang untuk melawan Arianisme yang mencoba mengambil alih Kappadokia sebagai salah satu dari wilayah mereka.[1]
Kondisi fisiknya yang kurang baik diperparah dengan cara hidup asketis yang keras.[1] Makanannya hanyalah roti, garam, dan sayuran.[1] Dalam hidup asketisnya, ia menekankan keseimbangan antara bekerja dan berdoa.[6] Selain itu, ia juga memberikan perhatian yang sangat besar bagi orang miskin dan menderita.[1][3] Salah satu bentuk perhatiannya adalah dengan membangun sebuah rumah sakit besar yang ditujukan untuk merawat orang-orang yang sakit kusta.[1]
Ia meninggal pada tahun 379.[1] Salah satu peninggalannya bagi Gereja Timur adalah liturgi yang masih dipergunakan oleh Krisostomus.[1][meragukan]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.