Loading AI tools
kelompok etnik nomaden yang berasal dari Mongolia dan Manchuria Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Orang Khitan (Khitan: Hanzi: 契丹; Pinyin: Qìdān), atau Khitai, adalah kelompok etnik nomaden yang menghuni Mongolia dan Manchuria (Timur Laut Tiongkok) sejak abad ke-4. Mereka mendominasi wilayah di Tiongkok Utara pada abad ke-10 di bawah dinasti Liao, tetapi hanya meninggalkan sedikit relik yang masih ada hingga kini.[1] Setelah runtuhnya Liao pada tahun 1125, banyak orang Khitan pindah ke barat dan mendirikan negara Kara Khitai yang akan dihancurkan oleh Kekaisaran Mongol pada tahun 1218.
Daerah dengan populasi signifikan | |
---|---|
Asia Tengah dan Timur | |
Bahasa | |
Khitan | |
Agama | |
Syamanisme, Buddhisme, Tengrisme, Kekristenan, Islam | |
Kelompok etnik terkait | |
Mongol, Daur |
Terdapat beberapa pendapat tentang etimologi nama Khitan. Feng Jiasheng berpendapat bahwa Khitan adalah nama kepala puak Yuwen. Zhao Zhenji berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari Xianbei dan berarti "tempat tinggal orang Xianbei". Cendekiawan Jepang Otagi Matsuo percaya bahwa nama asli Khitan adalah "Xidan", yang berarti "orang yang mirip dengan orang Xi" atau "orang yang tinggal di antara orang Xi".[2]
Pemimpin Khitan bernama Abaoji mempersatukan puak-puak Khitan dan mendirikan dinasti Liao pada tahun 907. Wilayahnya meliputi Manchuria, Mongolia, dan beberapa wilayah Tiongkok. Meskipun transisi ke organisasi sosial dan politik kekaisaran merupakan perubahan yang signifikan bagi orang Khitan, mereka mempertahankan tradisi leluhur dan kebiasaan nomaden mereka. Catatan Tiongkok menunjukkan bahwa ibu kota dinasti berpindah-pindah menunjukkan kebiasaan nomaden.[3]
Dinasti Liao menjadi kekuatan yang signifikan di utara Tiongkok daratan, dan bergerak ke selatan dan barat, mendapatkan kendali atas bekas wilayah Tiongkok dan Turk-Uyghur.[3] Pada 1005, Perjanjian Chanyuan ditandatangani menandai perdamaian antara dinasti Liao dan dinasti Song selama 120 tahun berikutnya.[4] Selama masa pemerintahan Kaisar Daozong, korupsi merajalela sehingga memicu ketidakpuasan di antara banyak orang, termasuk orang Jurchen. Dinasti Liao akhirnya jatuh ke tangan dinasti Jin Jurchen pada tahun 1125.[5][6]
Bahasa Khitan telah punah. Bahasa Khitan digolongkan ke dalam bahasa Para-Mongolik, dan terkadang Proto-Mongolik.[7] Terdapat banyak kata serapan dari bahasa Uyghur[8] dan bahasa-bahasa Korea.[9] Terdapat dua sistem penulisan bahasa Khitan, aksara besar dan aksara kecil. Keduanya berkembang secara terpisah dan digunakan secara bersamaan di dinasti Liao. Contoh tulisan terdapat pada epitaf dan monumen. Naskah Khitan belum sepenuhnya dipahami dan lebih banyak penelitian diperlukan untuk memahami bahasa mereka.[10][11]
Orang Khitan menganut syamanisme. Bagi mereka, hewan memiliki peran penting. Pemburu mempersembahkan korban kepada roh hewan yang mereka buru dan mengenakan bulu dari hewan yang sama selama perburuan. Ada festival untuk menandai permulaan musim tangkap ikan dan angsa liar, pengorbanan hewan untuk langit, bumi, leluhur, gunung, dan sungai setiap tahun. Setiap laki-laki Khitan mengorbankan kuda putih, domba putih, dan angsa putih saat titik balik matahari musim dingin. Darahnya kemudian dicampur ke dalam minuman mereka.[12]
Ketika seorang bangsawan meninggal, sesajian dipersembahkan kepada bulan purnama dan bulan baru. Tubuhnya dibiarkan selama tiga tahun di pegunungan, setelah itu tulangnya akan dikremasi. Orang Khitan percaya bahwa jiwa orang mati beristirahat di suatu tempat yang disebut Gunung Hitam, dekat Provinsi Jehol.[13]
Permukiman Khitan berupa tenda-tenda yang selalu menghadap ke timur, sebagai penghormatan terhadap matahari.[14] Mereka juga mempraktikkan ramalan pada saat berperang.[12]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.