Remove ads
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Burrhus Frederic Skinner (20 Maret 1904 – 18 Agustus 1990 ) adalah seorang psikolog Amerika Serikat terkenal dari aliran behaviorisme.[1] Inti pemikiran Skinner adalah setiap manusia bergerak karena mendapat rangsangan dari lingkungannya.[1] Sistem tersebut dinamakan "cara kerja yang menentukan" (operant conditioning).[1][2] Setiap makhluk hidup pasti selalu berada dalam proses bersinggungan dengan lingkungannya.[1] Di dalam proses itu, makhluk hidup menerima rangsangan atau stimulan tertentu yang membuatnya bertindak sesuatu.[1] Rangsangan itu disebut stimulan yang menggugah.[1] Stimulan tertentu menyebabkan manusia melakukan tindakan-tindakan tertentu dengan konsekuensi-konsekuensi tertentu.[1]
Burrhus Frederic Skinner | |
---|---|
Lahir | 20 Maret 1904 Susquehanna, Pennsylvania |
Meninggal | 18 Agustus 1990 Cambridge, Massachusetts |
Kebangsaan | Amerika Serikat |
Almamater | Hamilton College Universitas Harvard |
Dikenal atas | Analisis Behaviorisme Kondisi yang Menentukan Behaviorisme Radikal |
Karier ilmiah | |
Bidang | Psikologi |
Institusi | Universitas Minnesota Universitas Indiana Universitas Harvard |
Terinspirasi | Charles Darwin Ivan Pavlov Ernst Mach Jacques Loeb Edward Lee Thorndike William James Jean-Jacques Rousseau |
Skinner percaya bahwa kita tidak memiliki sesuatu yang dinamakan pikiran, tetapi yang ada adalah produk perilaku yang dapat diamati daripada kejadian-kejadian mental yang terjadi secara internal.[3]
Skinner menempuh pendidikan dalam bidang Bahasa Inggris dari Hamilton College.[1] Beberapa tahun kemudian, Skinner menempuh studi dalam bidang psikologi di Universitas Harvard.[1] Pada tahun 1936, Ia mengajar di Universitas Minnesota, dan pada tahun 1948, ia mengajar di Universitas Harvard sampai akhir hayatnya.[1] Salah satu buku terbaik dalam bidang psikologi yang ditulisnya adalah Walden II.[1]
Burrhus Frederic Skinner dilahirkan pada tanggal 20 Maret 1904.[4] Ia dilahirkan di Susquehanna, Pennsylvania.[5] Skinner merupakan anak pertama. Ayahnya bernama William Skinner dan ibunya bernama Grace Mange Burrhus Skinner. Ayahnya bekerja sebagai pengacara sekaligus politikus. Sementara ibunya hanya mengurus rumah tangga. Keluarga Skinner termasuk kelas menengah ke atas sehingga ia memiliki tempat tinggal yang nyaman dan tenteram. Sejak kecil, Skinner diajari tentang nilai-nilai pengendalian diri, pelayanan, kejujuran, dan kerja keras. Keluarganya menganut kepercayaan Gereja Presbiterian. Semasa kecilnya, Skinner dipanggil dengan nama panggilan "Fred". Ia sangat jarang dipanggil dengan nama Burrhus.[6]
Pada awalnya, Skinner tertarik menjadi penulis. Ia mengawali kepenulisannya dengan menulis karya fiksi. Ia mengikuti pelatihan menulis secara intensif. Kegiatan menulis dihentikannya ketika ia menyadari bahwa dirinya tidak memiliki bakat dalam menulis. Ia kemudian mulai tertarik dengan psikologi setelah membaca sebuah buku yang mengulas mengenai behaviorisme. Buku tersebut mengulas pemikiran-pemikiran John Broadus Watson.[7] Analisis percobaan terhadap perilaku menjadi minatnya yang utama.[8]
Skinner memperluas gagasan John Broadus Watson mengenai perilaku yang nyata sebagai objek psikologi.[9] Ia menyatakan bahwa perilaku manusia tidak hanya terbentuk oleh hubungan antara rangsangan dan tanggapan. Ia menambahkan penyebab terbentuknya perilaku akibat hubungan tersebut. Penyebab yang ditetapkannya adalah adanya interaksi dengan lingkungan.[10] Skinner membagi perilaku menjadi dua jenis, yaitu perilaku alami dan perilaku operan. Perilaku alami menurutnya adalah perilaku yang menjadi bawaan lahir dari makhluk hidup. Perilaku alami berbentuk naluri-naluri dan refleks-refleks. Sedangkan perilaku operan menurutnya adalah perilaku yang terbentuk akibat adanya proses belajar.[11]
Teori pengondisian operan merupakan teori yang dikembangkan oleh Skinner.[12] Teori ini dikembangkan dari teori pengondisian klasik yang dikemukakan oleh Ivan Pavlov.[13] Awal pengembangan dari teori pengondisian operan adalah adanya keyakinan dari Skinner bahwa hanya sedikit perilaku yang dapat dipelajari dengan menggunakan teori pengondisian klasik. Ia menyatakan bahwa sebagian besar perilaku manusia adalah operan dan bukan tanggapan.[14]
Pengondisian operan merupakan teori yang menyatakan bahwa perilaku dapat terjadi secara berulang atau tidak berulang sama sekali sesuai dengan keinginan. Hal ini hanya dapat diakibatkan oleh penguatan perilaku operan.[15] Percobaan yang dilakukan Skinner untuk menguji teorinya ini menggunakan tikus.[16]
Teori pengondisian operan mengutamakan peran dari hubungan antara rangsangan dan tanggapan.[17] Teori ini menyatakan bahwa rangsangan dari luar akan memberikan kecenderungan kepada makhluk hidup untuk memberikan tanggapan. Teori ini merupakan salah satu teori yang menjelaskan cara manusia memiliki kemampuan dalam berbahasa.[18]
Teori pengondisian operan yang dikembangkan oleh Skinner menjadi pengaruh yang utama dalam pandangan mengenai pembelajaran di dalam behaviorisme.[19] Teori ini juga dijadikan sebagai dasar bagi pengembangan teori-teori di bidang pendidikan karakter.[20] Skinner menyatakan bahwa pengendalian atas tanggapan peserta didik lebih disebabkan oleh konsekuensi dari perilaku dan bukan dari kejadian yang mendahuluinya. Konsekuensi merupakan rangsangan yang terjadi setelah perilaku dan akan mempengaruhi perilaku berikutnya.[21]
Skinner mengembangkan teori belajar yang dikemukakan oleh Ivan Pavlov, yaitu teori pengondisian. Teori tersebut mendefinisikan belajar sebagai suatu tanggapan dari rangsangan tertentu.[22] Skinner memberikan definisi mengenai belajar sebagai proses adaptasi atau penyesuaian perilaku.[23] Proses belajar menurutnya berlangsung secara progresif.[24] Teori belajar yang dikemukakan Skinner termasuk jenis teori belajar behavioristik yang kemudian mempengaruhi teori belajar kognitif.[25]
Skinner merupakan salah satu tokoh dalam behaviorisme yang menyatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh lingkungan. Dalam paham behaviorisme, konsepsi atas manusia didasarkan kepada tanggapan atas perilaku yang dapat diamati. Perilaku dalam hal ini hanya yang terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.[26] Skinner menetapkan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh ganjaran dan hukuman.[27] Pelatihan atas ganjaran dan hukuman kemudian membentuk perilaku.[28]
Teori ganjaran dan hukuman yang dikemukakan oleh Skinner dapat diterapkan oleh pendidik. Perhatian utamanya pada pemilihan rangsangan yang bersifat diskriminatif dan penggunaan penguatan. Pertimbangan ini memudahkan pendidik dalam menentukan ranah perilaku yang akan diubah pada peserta didik. Ranah yang dapat diubah yaitu ranah afektif atau ranah kognitif.[29]
Konsep pembelajaran terprogram dikemukakan oleh Skinner pada tahun 1950. Program pembelajaran diadakan setelah peserta didik melakukan beberapa tahapan tertentu. Peserta didik kemudian didukung untuk mencapai tujuan dari pembelajaran yang diikutinya.[30]
Skinner merupakan tokoh behaviorisme yang menolak keberadaan teori kepribadian. Baginya, belum tersedia data yang bersifat fakta secara memadai untuk membahas mengenai teori kepribadian dalam segala hal. Ia menyatakan bahwa teori kepribadian hanya menjadi bagian dari beberapa aspek perilaku tertentu di dalam psikologi.[31]
Skinner berpendapat bahwa penguasaan bahasa oleh anak-anak dapat memperoleh penguatan positif maupun penguasaan negatif. Setiap pengucapan kalimat yang benar akan memberikan penguatan yang bersifat positif. Sedangkan setiap pengucapan kalimat yang salah akan memberikan penguatan yang bersifat negatif.[32] Perwujudan teori Skinner di dalam pemerolehan bahasa adalah pada rujukan-rujukan yang digunakan dalam penghafalan dan peniruan pola-pola kalimat. Rangsangan dari lingkungan menjadi pengendali yang menghasilkan perilaku verbal.[33]
Behaviorisme radikal merupakan jenis behaviorisme baru yang dikembangkan oleh Skinner.[34] Tujuannya untuk menjelaskan kerumitan hubungan antara rangsangan dan tanggapan hingga ke pembentukan perilaku. Hubungan ini terjadi melalui interaksi antara rangsangan dan tanggapan dengan lingkungannya. Interaksi ini kemudian menimbulkan perubahan perilaku. Pemunculan perilaku melewati proses penerimaan tanggapan yang sangat rumit. Rangsangan-rangsangan yang diberikan akan saling berinteraksi. Interaksi antar-rangsangan ini akhirnya akan mempengaruhi tanggapan yang dihasilkan. Pada setiap tanggapan yang dihasilkan terdapat konsekuensi-konsekuensi. Perilaku muncul sebagai pengaruh dari keberadaan konsekuensi-konsekuensi tersebut.[35]
Behaviorisme radikal yang dikembangkan oleh Skinner merupakan kebalikan dari pemikiran Wilhelm Wundt mengenai tujuan psikologi. Wilhelm Wundt menyatakan bahwa psikologi bertujuan untuk menjelaskan dan memberikan deskprisi mengenai keadaan-keadaan kejiwaan dalam kesadaran. Sedangkan behaviorisme radikal menjelaskan bahwa tujuan psikologi adalah memperkirakan dan mengendalikan perilaku.[36]
The Behavior of Organisms: An Experimental Analysis diterbitkan pada tahun 1938 oleh Appleton-Century. Penerbitan buku ini dilakukan di Kota New York.[37] Buku ini merupakan buku pertama yang ditulis olehnya yang berkaitan dengan behaviorisme.[38] The Behavior of Organisms: An Experimental Analysis merupakan sebuah artikel yang membahas hasil percobaan Skinner terhadap tikus. Di dalam artikel ini, Skinner memperkenalkan konsep dan prinsip dari pengondisian operan. Ia menyatakan bahwa konsep ini dikembangkan dari pengondisian responden yang dikemukakan oleh Ivan Pavlov.[39]
Walden Two merupakan sebuah novel yang ditulis oleh Skinner dan diterbitkan pada tahun 1948. Novel ini menceritakan tentang utopia. Cerita di dalam novel banyak mempengaruhi psikolog muda serta orang awam utamanya pada dasawarsa 1960-an. Cerita di dalam Walden Two mewakili keilmuan di bidang psikologi pada pertengahan abad ke-20.[40]
Skinner merupakan salah satu tokoh behaviorisme.[41] Kontribusi penting dari Skinner adalah penerapan prinsip penguatan dan pengondisian operan. Keduanya sangat berpengaruh di dalam behaviorisme. Prinsip penguatan dan pengondisian operan digunakan dalam menjelaskan permasalahan-permasalahan psikologi yang berkaitan dengan perubahan perilaku manusia.[42]
Skinner memberikan pengaruh terhadap pengembangan teori behaviorisme berkaitan dengan psikologi belajar yaitu teori belajar behavioristik.[43] Ia menjadi salah satu tokoh behaviorisme yang tidak menggunakan teori-teori awal dari pendiri behaviorisme dalam identifikasi faktor khusus yang berpengaruh terhadap proses belajar. Karena kemutakhiran pemikirannya ini, pemikiran Skinner mempengaruhi proses pembelajaran yang diterapkan di bidang pendidikan.[44]
Skinner juga turut mengembangkan sebuah teori bernama teori modifikasi perilaku kognitif. Teori ini digunakan untuk pengelolaan stres akibat belajar. Peran Skinner dalam hal ini adalah mengembangkan teori tersebut. Teori ini awalnya digagas oleh John Broadus Watson pada tahun 1920 dan diadopsi oleh Ivan Pavlov. Pada tahun 1950-an, Skinner bersama dengan Hans Eysenck mengembangkan teori ini melalui penelitian klinis. Hasil pengembangannya kemudian memunculkan satu pendekatan baru yang disebut kognitif behaviorisme.[45]
Prinsip penguatan yang menjadi bagian dari teori pengondisian operan yang dikemukakan oleh Skinner, diterapkan dalam teknik ekonomi token. Teknik ini merupakan sebuah teknik konseling. Dalam teknik token ekonomi, penguatan dihindari untuk diberikan secara langsung. Penguatan diberikan dengan menggunakan token sebagai sebuah penghargaan yang dapat dtukar menjadi barang. Peran token adalah menimbulkan harapan kepada individu untuk mendapatkan lagi barang melalui token. Penguatan dengan token merupakan penguatan dalam adapatasi perilaku. Setelah individu mampu menyesuaikan diri, pemberian token mulai dikurangi secara bertahap.[46]
Skinner pertama kali mengenal pemikiran Jacques Loeb ketika masih menjadi mahasiswa karena di Hamilton College. Perkenalannya diawali oleh permintaan dosennya yang bernama Albro D. Morril untuk mencari buku Loeb yang berjudul Comparative Physiology of the Brain and Comparative Psychology. Buku ini diterbitkan pada tahun 1900. Skinner kemudian lebih mendalami pemikiran Loeb setelah bekerja sama dengan William John Crozier yang merupakan pendukung Loeb. Crozier pada saat itu menjabat sebagai Kepala Departemen Fisiologi Universitas Harvard. Pada saat itu, Skinner berstatus sebagai mahasiswa pascasarjana dan rekan pascadoktoral di laboratorium Crozier. Crozier memperkenalkan pemikiran mengenai sistem saraf. Melalui Crozier, Skinner terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran Loeb khususnya mengenai sifat dan tujuan dari sains.[47]
Pemikiran Skinner memiliki kesamaan dengan Ivan Pavlov dan Edward Lee Thorndike. Kesamaan ketiga tokoh ini adalah pada pemikiran mengenai cara pembentukan perilaku. Mereka bertiga meyakini bahwa perilaku dibentuk melalui pengondisian atau kebiasaan. Pembentukan perilaku dengan pengondisian atau kebiasaan, juga diterapkan oleh ketiganya dalam teori belajar. Pemikiran mereka tidak sama persis, tetapi juga tidak memiliki perbedaan yang berarti. Teori pengondisian dari Pavlov dikenal dengan pengondisian klasik. Teori pengondisian dari Skinner disebut pengondisian operan. Sedangkan teori pengondisian Thorndike disebut pengondisian instrumental. Kemiripan antara teori pengondisian yang dikemukakan oleh Thorndike dan Skinner, membuat teori pengondisian Thorndike juga disamakan dengan teori pengondisian Skinner.[48]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.