Ayub 12
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Ayub 12 (disingkat Ayb 12) adalah bagian dari Kitab Ayub di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini menceritakan riwayat Ayub, seorang yang saleh, dan pencobaan yang dialaminya.[1][2]
Ayub 12 | |
---|---|
![]() Kitab Ayub lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008. | |
Kitab | Kitab Ayub |
Kategori | Ketuvim |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Lama |
Urutan dalam Kitab Kristen | 18 |
Teks
- Naskah sumber utama: Masoretik, Septuaginta dan Naskah Laut Mati.
- Pasal ini terdiri dari 25 ayat.
- Berisi jawaban Ayub atas perkataan pertama Zofar, orang Naama, mengenai pencobaan yang dialami Ayub dalam pembicaraan antara Ayub dengan ketiga sahabatnya.
- Merupakan satu rangkaian dengan pasal 13 dan 14.
Struktur
- Ayub 12:1 = Judul
- Ayub 12:2–25 = Ayub mengakui kekuasaan dan hikmat Allah
Ayat 13
Ringkasan
Perspektif
- "Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian."[3]
Manusia harus percaya bahwa Allah itu bijaksana dan berkuasa sehingga cara-cara-Nya menghadapi manusia itulah yang terbaik dan yang paling tepat untuk mencapai yang paling baik bagi manusia (bandingkan Ayub 9:4; 36:5; Yesaya 40:26,28; Daniel 2:20; Roma 8:28; 16:25,27)
- 1) Orang percaya tidak boleh berpikir bahwa Allah menjanjikan hidup tanpa kesukaran (bandingkan Mazmur 34:20). Allah mungkin mengirim baik kesenangan maupun kesusahan supaya melepaskan kasih manusia akan hal-hal dari dunia ini dan mengikat kasih itu kepada diri-Nya.
- 2) Allah mengarahkan semua peristiwa di dalam kehidupan manusia percaya yang mengabdi dengan tujuan pengudusan pribadi dan menggenapi pelayanannya di dalam kerajaan Allah (bandingkan Yakub dalam Kejadian 28:1–35:29; Yusuf dalam Kejadian 37:28)
- 3) Di dalam hidup ini manusia percaya tidak pernah dapat memahami sepenuhnya tujuan akhir dari segala sesuatu yang menimpa diri mereka, demikian pula tidak senantiasa jelas bagaimana Allah bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan (Pengkhotbah 3:11; 7:13; 11:5; Roma 8:28). Selama saat-saat itu, ketika manusia tidak bisa mengerti sepenuhnya cara Allah menangani manusia, manusia harus menyerahkan diri kepada Bapa sorgawi, sama seperti yang dilakukan Kristus ketika Ia disalibkan (bandingkan Matius 27:46; Lukas 23:46).[4]
Referensi
Lihat pula
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.