Asakusa
kota di Jepang Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
kota di Jepang Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Asakusa (浅草 ) adalah sebuah distrik di Taitō, Tokyo, Jepang. Kawasan ini populer di kalangan wisatawan karena keberadaan Sensō-ji, sebuah kuil Buddha yang dipersembahkan untuk Dewi Kannon. Selain itu, terdapat pula beberapa kuil lain, dan kawasan ini sering mengadakan berbagai perayaan seperti Sanja Matsuri.
Perkembangan Asakusa sebagai pusat hiburan selama zaman Edo tak bisa dilepaskan dari distrik tetangganya, Kuramae. Kuramae merupakan distrik yang menjadi lokasi lumbung beras. Para penjaga (fudasashi) lumbung ini pada awalnya bekerja dengan gaji yang sedikit, tetapi setelah bertahun-tahun mereka mulai menukar beras dengan uang atau menjualnya kepada pemilik toko lokal dengan harga murah.[1] Melalui perdagangan itu, para fudasashi mulai hidup makmur yang perlahan-lahan memunculkan teater dan rumah geisha di Asakusa.
Pada abad ke-20, Asakusa tetap menjadi distrik hiburan utama di Tokyo. Rokku atau "Distrik Keenam" secara khusus terkenal sebagai distrik teater, yang di dalamnya terdapat berbagai bioskop terkenal seperti Denkikan. Masa keemasan Asakusa digambarkan dengan jelas dalam novel karya Yasunari Kawabata yang berjudul The Scarlet Gang of Asakusa. Daerah ini rusak parah akibat serangan bom pasukan AS selama Perang Dunia II, khususnya pada pengeboman Tokyo 10 Maret 1945. Daerah ini dibangun kembali setelah perang, tetapi statusnya sebagai pusat hiburan di Tokyo telah diambil alih oleh Distrik Shinjuku.
Asakusa adalah distrik kota (ward) di Kota Tokyo. Pada tahun 1947, ketika kota tersebut diubah menjadi kota metropolis, Asakusa digabungkan dengan Shitaya membentuk Distrik Taitō. Asakusa sendiri terletak di bagian timur Distrik Taitō.
Asakusa berada di timur laut Tokyo, di ujung timur jalur Tokyo Metro Ginza. Asakusa menjadi daerah utama di kawasan Shitamachi, yang secara harfiah berarti "bawah kota", mengacu pada ketinggiannya yang lebih rendah. Daerah Shitamachi memiliki suasana Jepang yang lebih tradisional daripada beberapa daerah lain di Tokyo karena banyak dihuni oleh rakyat jelata yang hidup sederhana, berbeda dengan daerah Yamanote yang banyak didiami kalangan pejabat.
Karena menyimpan begitu banyak tempat keagamaan, Asakusa sering mengadakan matsuri, di mana baik kuil Shinto maupun Buddha menyelenggarakan setidaknya satu matsuri dalam setahun. Festival yang terbesar dan paling populer adalah Sanja Matsuri yang digelar pada bulan Mei, ketika jalan-jalan ditutup sejak fajar hingga larut malam. Penyair Matsuo Bashō menceritakan kuil Buddha di Asakusa dalam salah satu haiku karyanya.
Asakusa memiliki banyak restoran dan tempat makan untuk mencoba makanan tradisional Jepang. Salah satu suguhan yang terpopuler adalah satsuma imo, olahan ubi jalar. Camilan lainnya adalah chikuwa kamaboko, kue ikan yang dibakar. Asakusa juga terkenal akan rempah-rempah khas seperti shichimi dan sanshō.
Di Asakusa, hanya ada sedikit bangunan berusia lebih dari 50 tahun yang tersisa akibat masifnya pengeboman di masa perang. Asakusa memiliki konsentrasi bangunan yang lebih besar pada tahun 1950-an dan 1960-an daripada daerah lain di Tokyo.
Untuk tempat menginap, terdapat sejumlah ryokan tradisional dan bangunan apartemen berukuran kecil yang tersebar di seluruh penjuru distrik.
Asakusa juga menjadi lokasi sekelompok besar toko peralatan rumah tangga di Kappabashi-dori, yang sering dikunjungi oleh warga Tokyo untuk membeli perabotan. Di sebelah pekarangan kuil Sensō-ji, terdapat taman hiburan kecil bernama Hanayashiki, yang diklaim sebagai taman hiburan tertua di Jepang. Teater di Asakusa kebanyakan menyajikan film-film Jepang klasik, karena kebanyakan turis domestik adalah orang Jepang berusia tua.
Atraksi lainnya termasuk berpesiar menyusuri Sungai Sumida yang bertolak dari pelabuhan yang berjarak lima menit jalan kaki dari Kuil Sensō-ji.
Karena bangunan-bangunan yang beraneka warna, letaknya yang tak jauh dari pusat kota, dan suasananya yang lebih santai, Asakusa adalah tujuan wisata yang populer bagi para turis dengan anggaran terbatas.
Kawasan Asakusa terkenal dengan karnaval budaya Brasil tahunan. Ini karena Asakusa menyimpan komunitas pendatang Brasil dalam jumlah besar. Sebuah sekolah samba juga berdiri di sana.[2][3]
Meskipun ada banyak festival di Asakusa, satu yang paling terkenal adalah Sanja Matsuri, juga dikenal sebagai Festival Sanja, yang berlangsung pada bulan Mei.[4] Dalam festival ini, mikoshi (kuil portabel) dan kendaraan hias diarak mengitari jalan-jalan sambil diiringi teriakan keras. Selama 3 hari festival, 1,5 juta orang datang untuk menyaksikan.[5]
Distrik ini memiliki dua stasiun kereta api dengan nama yang sama:
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.