Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Dato' Sri Anifah bin Haji Aman (kelahiran 16 November 1953) adalah Menteri Luar Negeri Malaysia sejak 2009 hingga 2018. Ia adalah anggota dari UMNO, yang merupakan bagian dari koalisi pemerintahan Barisan Nasional dan Anggota Parlemen mewakili Kimanis di Sabah. Ia juga dulunya adalah Deputi Menteri Perencanaan Industri dan Komoditas Malaysia.
Anifah Haji Aman | |
---|---|
Menteri Luar Negeri Malaysia ke-10 | |
Masa jabatan 10 April 2009 – 10 Mei 2018 | |
Perdana Menteri | Najib Tun Razak |
Anggota Parlemen Malaysia dapil Kimanis, Sabah | |
Masa jabatan 21 Maret 2004 – 16 Agustus 2019 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 16 November 1953 Keningau, Borneo Utara Britania (sekarang Keningau, Sabah, Malaysia) |
Partai politik | Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) |
Afiliasi politik lainnya | Barisan Nasional (BN) |
Suami/istri | Siti Rubiah Datuk Abdul Samad |
Anak | 3 |
Pekerjaan | Anggota Parlemen |
| |
Sunting kotak info • L • B |
Anifah menikah dengan Siti Rubiah Datuk Abdul Samad dan memiliki tiga putra. Anifah juga saudara dari mantan Ketua Menteri Sabah, Datuk Seri Panglima Musa Aman.
Anifah pertama kali terpilih menjadi anggota Parlemen dalam pemilihan umum 1999 , memenangkan kursi Beaufort . Ia langsung diangkat menjadi Wakil Menteri Industri Primer dalam pemerintahan Mahathir Mohamad. Ia beralih ke, dan memenangkan, kursi Kimanis dalam pemilihan umum 2004 dan menjadi Wakil Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas. Setelah memenangkan pemilihan ulang dalam pemilihan umum 2008 , Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi mengangkatnya sebagai Wakil Menteri Transportasi. Namun, Anifah menolak, dengan mengatakan ia merasa sudah "waktunya memberi jalan" bagi orang lain. Laporan menunjukkan ini adalah pertama kalinya seseorang menolak pengangkatan sebagai Wakil Menteri setelah pengangkatan tersebut telah diumumkan ke publik.[1] Sehari kemudian, New Straits Times melaporkan bahwa Anifah dan calon Wakil Menteri lainnya, Tengku Azlan Abu Bakar, telah "mengamuk ... mengklaim mereka 'cukup senior' untuk diangkat menjadi menteri penuh". Abdullah dilaporkan mengatakan kepada mereka bahwa ia telah "memilih orang-orang terbaik", yang menyebabkan pengunduran diri mereka.[2]
Setelah Najib Razak menggantikan Abdullah sebagai Perdana Menteri pada tahun 2009, Anifah dipromosikan dari bangku belakang ke Kabinet sebagai Menteri Luar Negeri. Selama masa jabatan Anifah sebagai Menteri Luar Negeri, Malaysia memenangkan pemilihan sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk masa jabatan 2015–2016.[3]
Tahun | Pemerintahan | Suara | Persen | Oposisi | Suara | Persen | Lain-lain | Suara | Persen | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2004 | Anifah Aman (UMNO) | 9,655 | 66% | Awang Tengah Awang Amin (PKR) | 4,547 | 31% | ||||||
2008 | Anifah Aman (UMNO) | 10,242 | 59% | Ismail Bongsu (PKR) | 1,615 | 9% | Jaafar Ismail (Ind) Benjamin Basinta (Ind) |
4,789 205 |
28% 1% | |||
2013 | Anifah Aman (UMNO) | 13,754 | Jaafar Ismail (PKR) | 8031 | Jamil William Core (SAPP) Lusin Balangon (STAR) |
650 240 |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.