Abdullah bin Abbas
Saudara Sepupu dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Abdullah bin Abbas (عبد الله بن عباس, ca 619 - Thaif, ca 687 (68 H)) adalah seorang sahabat Nabi Muhammad sekaligus saudara sepupunya.[1] Nama Ibnu Abbas (ابن عباس) juga digunakan untuknya untuk membedakannya dari Abdullah yang lain.
![]() | Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
![]() | |
Nama dalam bahasa asli | (ar) عبد الله بن عبَّاس |
---|---|
Biografi | |
Kelahiran | k. 619 (Kalender Masehi Gregorius) Makkah |
Kematian | k. 687 (67/68 tahun) Ta'if |
Data pribadi | |
Agama | Islam |
Kegiatan | |
Spesialisasi | Mazhab-Mazhab Teologi Islam, tafsir al quran, Fikih, Ilmu Al-Qur'an, Sharia Sciences (en) dan Ulum hadis |
Pekerjaan | mufasir, muhaddith (en) , Faqih, sejarawan, penulis |
Murid dari | Muhammad |
Murid | Atha bin Abi Rabah, Wahb bin Munabbih, Thawus bin Kaisan, Anas bin Malik, Al-Qasim bin Muhammad, Ibnu Sirin, Mujahid bin Jabir, Nafi bin al-Azraq dan Bukayr ibn al-Àkhnas al-Sadussí (en) |
Karya kreatif | |
Karya terkenal
| |
Keluarga | |
Anak | Ali bin Abdullah, Lubaba bint Abd Allah ibn Abbas (en) |
Orang tua | Abbas bin Abdul-Muththalib , Lubabah binti al-Harith |
Saudara | Al-Fadhl bin Abbas, Tammam bin Abbas, Qutsam bin Abbas, Ma'bad bin Abbas, Abdurrahman bin Abbas, Katsir bin Abbas, Umayma bint Abbas (en) , Umm Habib bint Abbas (en) , Umm Kulthum bint Abbas (en) dan Ubaidillah bin Abbas |
Ibnu Abbas merupakan salah seorang sahabat yang berpengetahuan luas, sangat banyak hadis yang diriwayatkan melalui Ibnu Abbas, beliau juga merupakan kakek dari Imam Muhammad al-Abbasi yang menjadi ayah dari satu Imam Revolusi Abbasiyah, yakni Ibrahim al-Imam dan dua Khalifah dari Kekhalifahan Abbasiyah, yakni Abu Abbas Abdullah As-Saffah dan Abu Ja'far Abdullah Al Mansur. Ibnu Abbas lahir saat Nabi sudah 10 tahun menjalankan dakwah dan sedang diblokasi ekonomi oleh Quraisy.
Silsilah
- Silsilahnya adalah: Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib[2] bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr[3] bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan. Ayahnya, Al-Abbas, adalah paman Nabi Muhammad, sehingga silsilahnya bertemu dengan Nabi Muhammad pada Abdul Muthalib bin Hasyim.[4]
- Ibunya: Lubabah al-Kubra al-Hilaliyah. Namanya adalah Ummu al-Fadhl binti al-Harits bin Hazn bin al-Bujair bin al-Huzam bin Ru'aibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha'sha'ah bin Muawiyah bin Bakar bin Hawazin bin Manshur bin Ikrimah bin Khashafah bin Qais bin Ailan bin Mudhar.[5] Dia adalah saudara perempuan Maimunah binti al-Harits, istri Nabi Muhammad.[6]
- Kunyah: Abu al-Abbas.[4]
Biografi
Ringkasan
Perspektif
Saat Ibnu Abbas masih dalam kandungan, Nabi meminta pada ibunya agar membawanya saat lahir. Ketika lahir Nabi sendiri yang memberikannya nama Abdullah, "engkau akan melihatnya sebagai orang yang cerdas," kata Nabi pada Ummu al-Fadhl.
Doa Nabi
Nabi Shalallahu alaihi wasallam mendoakan Ibnu Abbas kecil yang menyediakan wudhu Nabi di tengah malam:
"Ya Allah, berikan dia keahlian dalam agama-Mu, dan ajarilah ia tafsir kitab-Mu."
Pandangan Sahabat
Sa’ad bin Abi Waqqash melukiskannya dengan kalimat-kalimat seperti ini :
"Tak seorang pun yang kutemui lebih cepat mengerti, lebih tajam berfikir dan lebih banyak dapat menyerap ilmu dan lebih luas sifat santunnya dari Ibnu Abbas.
Dan sungguh, kulihat Umar memanggilnya dalam urusan-urusan pelik, padahal sekelilingnya terdapat peserta Badar dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Maka tampillah Ibnu Abbas menyampaikan pendapatnya, dan Umar pun tak hendak melampaui apa katanya!”
Ketika membicarakannya, Ubaidillah bin Utbah berkata:
“Tidak seorang pun yang lebih tahu tentang Hadits yang diterimanya dari Rasulullah shallallahu alaihi wasalam daripada Ibnu Abbas.
Dan tak kulihat orang yang lebih mengetahui tentang putusan Abu Bakar, Umar dan Utsman dalam pengadilan daripadanya … ! Begitu pula tak ada yang lebih mendalam pengertiannya daripadanya.
Ibnu Abi Mulaikah berkata, "Aku menemani Ibnu Abbas dari Mekkah ke Madinah, maka ketika dia singgah, dia tidak meninggalkan shalat di sebagian malamnya. Ia membaca surah Qaf ayat 19 tentang sakaratul maut hingga ia menangis."[7]
Masa Fitnah
Ibnu Abbas mendukung Ali bin Abi Thalib dan berpartisipasi dalam Pertempuran Jamal dan Pertempuran Shiffin.
Bahkan ia berhasil membuat 20.000 Khawarij bertaubat setelah mendapatkan penjelasan dari Ibnu Abbas, tentang kekecewaan mereka pada Ali dan Muawiyah.[8]
Ibnu Abbas mengingatkan Husain bin Ali agar tidak pergi ke Karbala, namun Husain tetap berangkat. Beliau bersedih mendengar kabar kematian Husain.
Wafat
Ibnu Abbas wafat pada tahun 68 H dalam usia 71 tahun. Dari Ibnu Jubair menceritakan, bahwa Ibnu Abbas wafat di Thaif.
Ketika Ibnu al-Hanafiyah menguburkan Ibnu Abbas, ia berkata, "Hari ini telah wafat cendekiawan umat ini."[9]
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.