Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
36th adalah Studio Album keenam yang dirilis oleh grup musik God Bless yang dirilis pada tahun 2009 dengan label Nagaswara dan Kharisma Entertainment. Judul album menandakan usia group musik God Bless sejak mulai terbentuk pada tahun 1973. Tulisan "God Bless" pada sampul depan menggunakan jenis huruf yang sama seperti pada album pertama God Bless.
36th | ||||
---|---|---|---|---|
Album studio karya God Bless | ||||
Dirilis | 16 Agustus 2009 | |||
Direkam | Gong Studio | |||
Genre | Rock | |||
Durasi | 39:04 | |||
Label | Nagaswara Kharisma Entertainment | |||
Produser | Ian Antono | |||
Kronologi God Bless | ||||
|
Pada album ini, lagi-lagi God Bless tampil dengan formasi baru. Kali ini karena pengunduran diri Teddy Sujaya, Jockie Surjoprajogo dan Eet Syahranie yang mengundurkan diri dengan alasan berbeda pada tahun 2001. Jockie Surjoprajogo pergi karena merasa sudah tidak puas lagi dengan God Bless. Teddy Sujaya mengundurkan diri karena ketidak-cocokan dengan Log Zhelebour. Eet Syahranie pergi untuk membentuk kembali grup EdanE setelah mendapat tawaran kontrak dari Sony BMG. Pengunduran mereka ini menyebabkan pembuatan album baru menjadi terkatung-katung. Setelah mencoba merekrut beberapa pemain baru dan gagal, akhirnya Ian Antono mengajak Abadi Soesman bergabung kembali pada tahun 2006. Yaya Moektio yang pernah bersama Ian Antono pada grup Gong 2000, kemudian diajak bergabung menggantikan posisi Teddy Sujaya.[1]
Album 36th ini mengakhiri tidur panjang group God Bless - sekitar 12 tahun (sejak merilis album Apa Kabar) - dan kembali mengusung musik rock progresif. Walau tidak bermain segarang album-album sebelumnya, God Bless tetap mampu menghasilkan lagu-lagu enerjik dan dinamis seperti "N.A.T.O. (No Action Talk Only)", "Prahara Timur Tengah", "Biarkan Hidup" atau "Rock 'N' Roll Hidupku".
Sama seperti album Apa Kabar, hampir semua lirik pada album ini ditulis oleh orang lain. Siapapun penulis liriknya - oleh orang lain atau oleh personel God Bless sendiri - satu ciri kuat yang selalu melekat pada semua lagu God Bless adalah lirik lagu yang tidak merusak bahasa, dengan nada yang pas & tidak dipaksakan. Ini berlawanan dengan anggapan banyak orang yang berpendapat bahwa Bahasa Indonesia kurang cocok untuk lagu rock. God Bless telah membuktikan anggapan itu tidak tepat bahkan sejak album God Bless.
Majalah RollingStone Indonesia (RSI) berperan penting dalam promosi album ini. Sebelum album ini muncul di pasaran, CD versi demo (berisi 4 lagu) diedarkan sebagai bonus CD pada majalah RollingStone Indonesia (RSI), no 49, Mei 2009, yang juga memuat satu wawancara dan satu artikel tentang perjalanan grup God Bless.[2] Ini semua berkaitan dengan perayaan 4 tahun majalah tersebut yang jatuh pada tanggal 7 Mei 2009. Pada hari itu, pihak RSI menyelenggarakan pesta musik RollingStone Private Party yang diadakan di markas RSI dengan menampilkan grup God Bless dan EdanE - serta grup-grup yang lebih belia, yaitu The Changcuters, Alexa dan CUTS. Menjelang pesta musik tersebut, Managing Editor RSI Adib Hidayat mengatakan "Kami ingin melakukan perubahan di musik Indonesia yang berkualitas dengan God Bless sebagai wakil dari musik berkualitas tersebut."[3]
Versi demo lagu dengan tanda * lebih dahulu diedarkan oleh majalah RollingStone Indonesia.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.