Loading AI tools
perusahaan asal Amerika Serikat Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Warner Bros. Entertainment, Inc. (dikenal juga sebagai Warner Bros.[lower-alpha 1] atau disingkat WB atau WBEI) adalah sebuah perusahaan film dan industri hiburan asal Amerika Serikat yang berkantor pusat di kompleks Warner Bros. Studios di Burbank, California, dan Warner Bros. merupakan anak perusahaan dari Warner Bros. Discovery. Didirikan pada tahun 1923 oleh empat bersaudara: Harry, Albert, Sam, dan Jack Warner, perusahaan ini memantapkan dirinya sebagai pemimpin dalam industri film Amerika, sebelum akhirnya perusahaan tersebut melakukan diversifikasi ke industri animasi, televisi, dan video game Warner Bros.' merupakan salah satu dari "Big Five" utama dalam studio film Amerika serta merupakan anggota Motion Picture Association (MPA).
Sebelumnya | Daftar
|
---|---|
Anak Perusahaan | |
Industri | Hiburan |
Pendahulu | Warner Features Company |
Didirikan | 4 April 1923 |
Pendiri | |
Kantor pusat | 4000 Warner Blvd., , Amerika Serikat |
Wilayah operasi | Seluruh dunia |
Tokoh kunci | |
Produk | |
Merek | |
Pendapatan | US$12,15 miliar (2020) |
US$2,07 miliar (2020) | |
Karyawan | Perkiraan sekitar 8,000 (2014) |
Induk | Warner Bros. Discovery |
Divisi |
|
Anak usaha |
|
Situs web | warnerbros |
Catatan kaki / referensi [1][2][3][4] |
Perusahaan Warner Bros. lebih dikenal sebagai divisi studio film Warner Bros. Pictures Group yang meliputi Warner Bros. Pictures, New Line Cinema, Warner Animation Group, Castle Rock Entertainment, dan DC Films. Beberapa aset lainnya termasuk perusahaan produksi televisi Warner Bros. Television Studios; pengembangan dan penerbitan video game Warner Bros. Interactive Entertainment; dan 50% kepemilikan di jaringan televisi siaran The CW yang dimiliki bersama dengan Paramount Global. Warner Bros. juga mengoperasikan berbagai divisi yang berspesialisasi dalam penerbitan, merchandising, musik, teater, dan taman hiburan.[5] Bugs Bunny merupakan karakter kartun yang dibuat oleh Ben Hardaway, Cal Dalton, Charles Thorson (versi prototipe) Tex Avery, Chuck Jones, Bob Givens dan Robert McKimson (versi resmi) sebagai bagian dari seri film Looney Tunes, karakter Bugs Bunny merupakan maskot resmi dari perusahaan.
Didirikan pada tahun 1918, menjadikan Warner Bros sebagai studio film tertua ketiga di Amerika Serikat yang masih beroperasi, setelah Paramount Pictures yang didirikan pada tahun 1912 di bawah nama Famous Players, dan Universal Studios yang juga didirikan pada tahun 1912.
Nama perusahaan berasal dari pendiri Warner bersaudara (lahir dengan nama Wonsal, Woron dan Wonskolaser[6][7][8] sebelum penamaannya dianglifikasi)[9][10] yaitu Harry, Albert, Sam, dan Jack Warner. Harry, Albert, dan Sam merupakan anak kecil yang beremigrasi bersama[11][12][13][14] Ibu kandung etnis Yahudi-Polandia menuju Amerika Serikat dari Krasnosielc, Polandia (saat itu merupakan bagian dari Ketsaran Polandia dalam Kekaisaran Rusia) pada Oktober 1889, ayah mereka telah beremigrasi ke Amerika Serikat setahun yang lalu dan menetap di Baltimore, Maryland. Seperti di banyak keluarga imigran lainnya, anak-anak Wonsal yang lebih tua secara bertahap memperoleh nama bahasa Inggris dari nama yang awalnya terdengar berasal dari bahasa Yiddish mereka: Szmuel Wonsal menjadi Samuel Warner (dijuluki "Sam"), Hirsz Wonsal menjadi Harry Warner, dan Aaron Wonsal (meskipun lahir dengan nama yang terdengar umum di Amerika) menjadi Albert Warner.[15] Jack merupakan adik bungsu, lahir di London, Ontario, selama dua tahun keluarganya beresidensi di Kanada.
Ketiga kakak laki-laki tersebut memulainya dengan bisnis bioskop, hal tersebut terjadi setelah mereka memperoleh proyektor film yang digunakan untuk memutar film di kota pertambangan Pennsylvania dan Ohio. Pada awalnya,[16] Sam dan Albert Warner menginvestasikan $150 untuk mempersembahkan film Life of an American Fireman dan The Great Train Robbery. Mereka membuka gedung teater pertama mereka di Cascade, New Castle, Pennsylvania pada tahun 1903. Pada era modern, ketika bangunan aslinya terancam dihancurkan, Warner Bros. memanggil pemilik bangunan di masa sekarang serta mengurus bangunan tersebut untuk menyelamatkannya. Pemiliknya mencatat bahwa orang-orang di seluruh negeri telah meminta mereka untuk melindunginya karena memiliki nilai akan signifikansi historisnya.[17]
Pada tahun 1904, Warners mendirikan Duquesne Amusement & Supply Company[18][19] yang berbasis di Pittsburgh untuk mendistribusikan film. Pada tahun 1912, Harry Warner mempekerjakan seorang auditor bernama Paul Ashley Chase. Pada saat Perang Dunia I mereka mulai memproduksi film. Pada tahun 1918 mereka membuka Studio Warner Brothers pertama di Sunset Boulevard di Hollywood. Sam dan Jack memproduksi film-film tersebut, sementara Harry dan Albert, bersama Chase auditor mereka dan sebagai pengontrol, menangani keuangan dan distribusi di New York City. Selama Perang Dunia I film sindikasi nasional pertama mereka adalah My Four Years in Germany, diambil berdasarkan buku populer karya mantan duta besar James W. Gerard yang dirilisnya. Pada tanggal 4 April 1923 dengan bantuan uang yang dipinjamkan kepada Harry oleh bankirnya Motley Flint,[20] mereka secara resmi didirikan sebagai Warner Bros Pictures, Incorporated. (Hingga tahun 1960-an, Warner Bros mengklaim tahun 1905 sebagai tanggal pendiriannya.)[21]
Kesepakatan penting pertama perusahaan Warner Bros. adalah`akuisisi hak atas drama Broadway tahun 1919 milik Avery Hopwood berjudul The Gold Diggers, dari impresario teater David Belasco. Bagaimanapun juga, dengan kehadiran Rin Tin Tin,[22] seekor anjing yang dibawa dari Prancis setelah Perang Dunia I oleh seorang tentara Amerika, membangun reputasi perusahaan.[23] Film ketiga Rin Tin Tin merupakan film panjang/utama yang berjudul Where the North Begins sangat sukses sehingga Jack mengontrak anjing tersebut untuk membintangi lebih banyak film seharga $1.000 per minggu.[22] Rin Tin Tin menjadi bintang top studio.[22] Jack menjulukinya "The Mortgage Lifter"[22] dan kesuksesannya mendongkrak karir Darryl F. Zanuck.[24] Zanuck akhirnya menjadi produser top[25] dan antara tahun 1928 dan 1933 Zanuck menjabat sebagai tangan kanan Jack dan produser eksekutif dengan tanggung jawab termasuk produksi film dari hari-ke-hari.[26] Lebih banyak perusahaan mendatangkan kesuksesan setelah Ernst Lubitsch dipekerjakan sebagai direktur utama;[24] sedangkan penggantinya Harry Rapf meninggalkan studio untuk bergabung dengan Metro-Goldwyn-Mayer.[27] Film Lubitsch berjudul The Marriage Circle merupakan film dari studio Warner Bros. yang paling sukses tahun 1924, dan masuk dalam daftar terbaik menurut The New York Times untuk tahun tersebut.[24]
Terlepas dari kesuksesan Rin Tin Tin dan Lubitsch, Warner's tetap menjadi studio yang lebih kecil jika dibandingkan dengan kompetitornya.[28] Sam dan Jack memutuskan untuk menawarkan aktor Broadway John Barrymore menjadi peran utama dalam film Beau Brummel.[28] Film tersebut sangat sukses sehingga Harry menandatangani kontrak jangka panjang dengan Barrymore;[29] untuk membintangi film seperti The Marriage Circle, film Beau Brummel sehingga film tersebut dinobatkan sebagai salah satu dari sepuluh film terbaik tahun tersebut oleh Times.[29] Pada akhir tahun 1924, Warner Bros. bisa dibilang menjadi studio independen paling sukses di Hollywood,[29] di mana Warner Bros. bersaing dengan studio "The Big Three" (First National, Paramount Pictures, dan Metro-Goldwyn-Mayer).[30] Hasil dari kesuksesan tersebut, Harry Warner—saat berbicara di konvensi dengan 1.500 peserta pameran independen di Milwaukee, Wisconsin—mampu meyakinkan para pembuat film untuk membelanjakan $500.000 untuk iklan di surat kabar,[31] dan Harry melihat antusiasme konvensi tersebut sebagai kesempatan untuk mendirikan teater di tempat-tempat seperti New York City dan Los Angeles.[31]
Sebagai studio yang makmur serta mendapat dukungan dari Wall Street. Pada tahun 1924 Goldman Sachs mengatur pinjaman besar untuk Warner Bros. Dengan uang baru tersebut, Warners membeli studio film perintis Vitagraph Company yang memiliki sistem distribusi nasional.[31] Pada tahun 1925, Warners juga bereksperimen di industri radio, mendirikan stasiun radio yang sukses yaitu KFWB di Los Angeles.[32]
Warner Bros. adalah bagian dari perusahaan pelopor film dengan suara yang disinkronkan (kemudian dikenal sebagai "gambar berbicara" atau "film suara (talkies)"). Pada tahun 1925 atas desakan Sam, Warner setuju untuk menambahkan fitur tersebut ke produksi mereka.[33] Pada Februari 1926, studio melaporkan kerugian bersih sebesar $333.413.[34]
Setelah sekian lama menolak usulan permintaan fitur suara yang disingkronkan dari Sam, Harry akhirnya setuju untuk berubah keputusan, selama dengan syarat bahwa penggunaan suara yang disinkronkan oleh studio hanya untuk keperluan musik latar.[33] Warners bros. menandatangani kontrak dengan perusahaan sound engineer Western Electric dan menerapkan sistem Vitaphone untuk menerapkan fitur suara yang disingkronkan.[35] Pada tahun 1926, Vitaphone mulai membuat film dengan musik dan efek rekaman musik, terutama dalam film panjang/utama Don Juan yang dibintangi oleh John Barrymore. Film tersebut merupakan bisu, tetapi menampilkan sejumlah besar penggunaan fitur sistem Vitaphone yang pendek di awalnya. Demi menghebohkan perilisan Don Juan, Harry mengakuisisi Teater besar Piccadilly di Manhattan, New York City, dan menamainya dengan Warners' Theatre.[36]
Don Juan ditayangkan perdana di Warners' Theatre di New York pada 6 Agustus 1926.[36] Sepanjang sejarah awal distribusi film, pemilik teater menyewa orkestra untuk menghadiri pertunjukan film, di mana mereka orkestra menampilkan alunan musik soundtrack film. Melalui sistem Vitaphone, Warner Bros. memproduksi delapan sountrack pendek (yang dimainkan di awal setiap pertunjukan Don Juan di seluruh negeri) pada tahun 1926. Banyak perusahaan produksi film mempertanyakan perlunya penggunaan sistem Vitaphone di dalam film.[37] Keuntungan film Don Juan tidak menutup biaya produksinya[38] dan Lubitsch keluar dari Warner Bros. dan pergi ke MGM.[28] Pada April 1927, studio ''Big Five'' (First National, Paramount, MGM, Universal, dan Producers Distributing) telah menghancurkan perusahaan Warner's,[39] dan Western Electric memperbaharui kontrak sistem Vitaphone untuk Warner Bros. dengan persyaratan yang memungkinkan perusahaan film lain untuk menguji pensuaraan Vitaphone.[39]
Akibat dari masalah keuangan perusahaan, Warner Bros mengambil langkah selanjutnya untuk memulihkan keuangannya dengan merilis film The Jazz Singer yang dibintangi oleh Al Jolson. Film tersebut mencakup sedikit dialog suara, tetapi menampilkan segmen suara dari nyanyian Jolson, hal tersebut menjadi hal yang sensasional. Film tersebut menandai dimulainya era "film suara" dan senjanya era film bisu. Namun, Sam meninggal pada malam sebelum pembukaan film The Jazz Singer, demi menengahkan agar saudara-saudaranya menghadiri pemutaran perdana. Jack menjadi satu-satunya kepala produksi.[40] Kematian Sam juga berdampak besar pada keadaan emosional Jack,[41] karena Sam bisa dibilang menjadi inspirasi dan menjadi saudara favorit Jack.[42] Di tahun-tahun mendatang, Jack menjaga studio dengan di bawah kendali yang ketat.[41] Pemecatan karyawan adalah hal biasa.[43] Di antara mereka yang dipecat Jack adalah Rin Tin Tin (tahun 1929) dan Douglas Fairbanks Jr. (tahun 1933) yang belakangan menjadi aktor bintang papan atas dari studio film First National sejak Warner Bros. mengakuisisi studio tersebut pada tahun 1928.[43]
Berkat kesuksesan film The Jazz Singer, studio tersebut menjadi makmur. Film dengan akotr Jolson berikutnya untuk Warner Bros. berjudul The Singing Fool juga turut sukses.[44] Dengan keberhasilan film suara pertama tersebut (The Jazz Singer, Lights of New York, The Singing Fool dan The Terror), Warner Bros. menjadi studio papan atas dan Warner Bros. dapat pindah dari Poverty Row di Hollywood dan memperoleh banyak studio yang jauh lebih besar di Burbank.[45] Warner Bros. berkembang dengan mengakuisisi Stanley Corporation yang merupakan jaringan teater utama.[46] Akuisisi tersebut memberi Warner Bros bagian di dalam perusahaan First National Pictures yang merupakan saingannya, hal tersebut karena sepertiganya First National Pictures dimiliki Stanley.[47] Dalam perang penawaran dengan William Fox, Warner Bros. membeli lebih banyak saham First National pada 13 September 1928;[48] Jack juga menunjuk Zanuck sebagai manajer First National Pictures.[48]
Pada tahun 1928, Warner Bros. merilis film Lights of New York, menjadikan film panjang/utama tersebut sebagai film yang semuanya bersuara. Karena kesuksesannya, industri film berubah sepenuhnya menjadi bersuara dalam hampir sekejap. Pada akhir tahun 1929, semua studio besar secara eksklusif membuat film suara. Pada tahun 1929, First National Pictures merilis film pertama mereka dengan Warner Bros. yang berjudul Noah's Ark.[49] Meskipun anggarannya mahal, film Noah's Ark tetap menguntungkan.[50] Pada tahun 1929, Warner Bros. merilis film On with the Show!, film panjang/utama pertama dengan semuanya bersuara dan penuh dengan warna. Lalu, diikuti dengan film Gold Diggers of Broadway yang akan diputar di bioskop hingga tahun 1939. Keberhasilan film-film tersebut disebabkan karena revolusi warna dalam film. Film berwarna Warner Bros. dari tahun 1929 hingga 1931 diantaranya The Show of Shows (1929), Sally (1929), Bright Lights (1930), Golden Dawn (1930), Hold Everything (1930), Song of the Flame (1930), Song of the West (1930), The Life of the Party (1930), Sweet Kitty Bellairs (1930), Under a Texas Moon (1930), Bride of the Regiment (1930), Viennese Nights (1931), Woman Hungry (1931) , Kiss Me Again (1931), 50 Million Frenchmen (1931) dan Manhattan Parade (1932). Selain itu, sejumlah film panjang/utama dirilis dengan rangkaian yang menggunakan teknik Technicolor, serta banyak film pendek menggunakan Technicolor Specials. Mayoritas film berwarna tersebut merupakan film bergenre musikal.
Pada tahun 1929, Warner Bros. membeli jaringan teater yang berbasis di St. Louis yaitu Skouras Brothers Enterprises. Setelah pengambilalihan ini, Spyros Skouras yang merupakan kekuatan pendorong penggerak rantai menjadi manajer umum Sirkuit Teater Warner Brothers di Amerika. Dia bekerja dengan sukses di pos jabatan tersebut selama dua tahun dan mengubah beban kerugian menjadi keuntungan. Harry memproduksi adaptasi musikal milik Cole Porter yang diberi judul Fifty Million Frenchmen.[51] Melalui First National, keuntungan studio meningkat secara substansial.[52] Setelah kesuksesan dari film milik studio First National berjudul Noah's Ark tahun 1929, Harry setuju untuk menjadikan Michael Curtiz sebagai sutradara utama di studio Burbank.[53] Mort Blumenstock yang merupakan penulis skenario First National menjadi penulis top di kantor pusat New York milik Warner Bros tersebut.[54] Pada kuartal ketiga, Warner Bros. memperoleh kendali penuh atas First National, ketika Harry membeli sepertiga saham perusahaan yang tersisa dari Fox.[48] Departemen Kehakiman setuju untuk mengizinkan pembelian jika First National dipertahankan sebagai perusahaan terpisah.[55] Ketika Depresi Besar melanda, Warner meminta dan mendapat izin untuk menggabungkan dua studio yaitu Warner Bros. dan First National. Segera setelah itu Warner Bros pindah ke rombongan First National di Burbank. Meskipun perusahaan bergabung, Departemen Kehakiman mengharuskan Warner untuk merilis beberapa film setiap tahun dengan nama First National hingga tahun 1938. Selama tiga puluh tahun, Karya produksi tertentu dari Warner diidentifikasi (terutama untuk tujuan pajak) sebagai 'A Warner Bros.–First National Picture .'
Di penghujung tahun 1929, Jack Warner mempekerjakan George Arliss untuk membintangi film Disraeli,[56] dan meraih kesuksesan.[56] Arliss memenangkan Academy Award untuk Aktor Terbaik dan kemudian membintangi sembilan film lagi untuk studio Warner Bros.[56] Pada tahun 1930, Harry memperoleh lebih banyak teater di wilayah Atlantic City, meskipun saat itu merupakan awal Depresi Hebat.[57] Pada Juli 1930, bankir studio, Motley Flint, dibunuh oleh investor yang tidak puas karena investasinya di perusahaan lain yang melibatkan Flint.[58]
Harry mengakuisisi serangkaian penerbitan musik (termasuk diantaranya M. Witmark & Sons, Remick Music Corp., dan T.B. Harms, Inc.) untuk membentuk perusahaan Warner Bros. Music. Pada bulan April tahun 1930, Warner Bros. mengakuisisi Brunswick Records. Harry memperoleh perusahaan radio, paten suara dari luar negeri, dan perusahaan litograf.[48] Setelah mendirikan Warner Bros Music, Harry menunjuk putranya, Lewis, untuk mengelola perusahaan tersebut.[59]
Pada tahun 1931, studio mulai merasakan efek dari Depresi Hebat, dilaporkan perusahaan meraup kerugian $8 juta dan tambahan $14 juta pada tahun berikutnya.[60] Pada tahun 1931, kepala Warner Bros. Music Lewis Warner meninggal karena infeksi gigi bungsu.[58] Sekitar waktu itu, Zanuck menyewa penulis skenario Wilson Mizner[61] yang kurang menghormati otoritas dan merasa sulit untuk bekerja dengan Jack,[61] tetapi Mizner menjadi aset bagi perusahaan. Seiring berjalannya waktu, Warner menjadi lebih toleran terhadap Mizner dan membantu berinvestasi restoran di Brown Derby milik Mizner.[61] Mizner meninggal karena serangan jantung pada 3 April 1933.[62]
Pada tahun 1932, film bergrenre musikal lagi menurun popularitasnya, dan studio terpaksa memotong nomor musik dari banyak produksi dan mengiklankannya sebagai komedi langsung. Masyarakat mulai mengasosiasikan musikal dengan warna/citra dari studio Warmer, dan dengan demikian studio mulai meninggalkan penggunaannya citra musikal dalam studio Warner Bros.[butuh rujukan] Warner Bros. memiliki kontrak dengan Technicolor untuk memproduksi dua film lagi dalam keberjalanannya. Hasilnya, film horor pertama berwarna diproduksi dan dirilis oleh studio Warner Bros. adalah: Doctor X (1932) dan Mystery of the Wax Museum (1933). Di penghujung tahun 1931, Harry Warner menyewa Teddington Studios di London, Inggris.[63] Studio berfokus pada pembuatan film "quota quickies" untuk pasar domestik Inggris[64] dan Irving Asher ditunjuk sebagai kepala produser studio untuk pasar domestik inggris. Pada tahun 1934, Harry secara resmi membeli Teddington Studios.[63]
Pada Februari 1933, Warner Bros. memproduksi film 42nd Street, sebuah film musikal yang sangat sukses di bawah arahan Lloyd Bacon. Warner menugaskan Bacon untuk "memproduksi film yang lebih mahal diantaranya film Footlight Parade, Wonder Bar, Broadway Gondolier" (yang juga dibintanginya), dan Gold Diggers[65][66] yang menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.[67] Setelah kesuksesan 42nd Street, studio menghasilkan film musikal yang menguntungkan.[68] Film 42nd Street tersebut dibintangi Ruby Keeler dan Dick Powell dan sebagian besar disutradarai oleh Busby Berkeley.[69] Pada tahun 1935, kebangkitan perusahaan dipengaruhi oleh penangkapan Berkeley karena membunuh tiga orang saat mengemudi dalam keadaan mabuk.[70] Menjelang akhir tahun, orang-orang kembali bosan dengan musikal Warner Bros.[68] dan studio — setelah keuntungan besar yang dihasilkan oleh film Captain Blood tahun 1935 — mulai mengalihkan fokusnya ke aktor Errol Flynn yang lebih memiliki subgenre swashbucklers.[71]
Dengan runtuhnya pasar genre musikal, Warner Bros. di bawah Zanuck mulai beralih ke alur cerita yang lebih realistis secara sosial. Karena banyak film Warner Bros. tentang gangster,[72] Warner Bros segera dikenal sebagai "studio gangster".[73] Film gangster pertama studio Warner Bros. adalah Little Caesar yang sukses besar di box office[74] dan Edward G. Robinson membintangi banyak film gangster Warner setelahnya.[75] Upaya studio berikutnya yaitu menampilkan film The Public Enemy[76] yang bisa dibilang membantu membuat James Cagney sebagai bintang top studio Warner yang baru,[77] dan Warner Bros. membuat lebih banyak film bertema gangster.[76]
“Film demi film, Warners adalah sumber hiburan yang paling dapat diandalkan selama tiga puluhan dan empat puluhan, meskipun itu jelas yang paling hemat anggaran dari semuanya.”
— Sejarawan film Andrew Sarris di dalam buku“You Ain’t Heard Nothin’ Yet.”: The American Talking Film History & Memory, 1927–1949.[78]
Film gangster lainnya yang diproduksi studio Warner berjudul I Am a Fugitive from a Chain Gang, film tersebut mendapat pujian kritis dan berdasarkan kisah nyata serta dibintangi oleh Paul Muni,[79] menjadikan Muni sebagai salah satu bintang gangster top studio tersebut bergabung dengan Cagney dan Robinson,[80] setelah penampilan Muni di film sukses[76] dikarenakan meyakinkan penonton untuk mempertanyakan sistem hukum Amerika.[81] Pada Januari 1933, artis film protagonis Robert Elliot Burns— ketika masih dipenjara di New Jersey—dan tahanan geng berantai lainnya di seluruh negeri mengajukan banding dan dibebaskan.[82] Pada Januari 1933, sipir geng berantai Georgia J. Harold Hardy—yang juga dijadikan karakter dalam film tersebut—menggugat studio tersebut karena menampilkan "serangan yang kejam, tidak benar, dan salah" terhadapnya di dalam film tersebut.[83] Setelah muncul film Warner Bros. berjudul The Man Who Played God, Bette Davis menjadi bintang top.[84]
Pada tahun 1933, bantuan untuk studio Warner Bros. datang setelah Franklin D. Roosevelt menjadi presiden dan memulai kebijakan New Deal.[85] Rebound ekonomi tersebut memungkinkan Warner Bros untuk kembali menjadi perusahaan yang menguntungkan.[85] Pada tahun yang sama, Zanuck berhenti. Hubungan Harry Warner dengan Zanuck menjadi tegang setelah Harry sangat menentang untuk mengizinkan film Zanuck berjudul Baby Face untuk melangkah di luar batas yang diatur dalam Hays Code.[86] Studio tersebut mengurangi gaji Zanuck sebagai akibat kerugian dari Depresi Hebat,[87] dan Harry menolak untuk mengembalikan gaji yang dikurangi saat perusahaan pulih.[88] Zanuck[89] mendirikan perusahaannya sendiri. Harry kemudian menaikkan gaji untuk karyawan studio.[88]
Pada tahun 1933, Warner dapat bergabung dengan Cosmopolitan Films milik konglomerat surat kabar William Randolph Hearst.[90] Hearst sebelumnya bekerja dengan MGM,[91] tetapi mengakhiri hubungan tersebut setelah perselisihan dengan kepala produser Irving Thalberg atas perlakuan terhadap nyonya lamanya Hearst, yaitu aktris Marion Davies yang sedang berjuang untuk kesuksesannya di box office.[92] Melalui kemitraannya dengan Hearst, Warner menandatangani kontrak studio dengan Davies.[90] Perusahaan Hearst dan film Davies, bagaimanapun, tidak meningkatkan keuntungan bagi studio Warner Bros.[91]
Pada tahun 1934, studio Warner mengalami kerugian lebih dari $2,5 juta,[93] di mana $500.000 adalah akibat dari kebakaran tahun 1934 di studio Burbank, menghancurkan film-film awal Vitagraph milik Warner Bros. dan First National yang setara dengan 20 tahun produksi.[93] Tahun berikutnya, film adaptasi Hearst berjudul A Midsummer Night's Dream (1935) dari karya William Shakespeare yang gagal di box office dan kerugian bersih studio Warner Bros. menjadi semakin meningkat.[94] Selama waktu tersebut, Harry dan enam tokoh studio film lainnya didakwa atas konspirasi untuk melanggar Undang-Undang Antitrust Sherman, melalui upaya dalam mendapatkan monopoli atas bioskop St Louis.[95] Pada tahun 1935, Harry diadili; namun sidang dinyatakan tidak sah,[93] Harry menjual bioskop dari perusahaan Warner Bros. Akhirnya kasus itu tidak pernah dibuka kembali.[93] Pada tahun 1935 studio Warner Bros. menghasilkan laba bersih $674.158,00.[93]
Pada tahun 1936, kontrak bintang musik dan bintang film bisu tidak diperpanjang, melainkan digantikan oleh tipe kelas pemain yang dapat berbicara keras dan lebih cocok dengan film-film bersuara. Akibatnya, Dorothy Mackaill, Dolores del Río, Bebe Daniels, Frank Fay, Winnie Lightner, Bernice Claire, Alexander Gray, Alice White, dan Jack Mulhall yang telah mencirikan sikap karakteristik urban kota, modern, dan canggih di tahun 1920-an memberi jalan kepada James Cagney, Joan Blondell, Edward G. Robinson, Warren William dan Barbara Stanwyck yang akan lebih dapat diterima oleh orang pada umumnya. Studio Warner adalah salah satu produsen film Pre-Code yang paling produktif dan memiliki banyak masalah dengan sensor begitu mereka mulai mengencangkan apa yang mereka anggap tidak senonoh (sekitar tahun 1934).[96] Akibatnya, Warner Bros beralih ke film sejarah dari sekitar tahun 1935 untuk menghindari konfrontasi dengan kantor Breen. Pada tahun 1936, menyusul kesuksesan film The Petrified Forest, Jack menandatangani kontrak studio dengan aktor Humphrey Bogart.[97] Warner, bagaimanapun, tidak berpikir Bogart adalah aset bintang[98] dan akhirnya melemparkan Bogart dalam sedikit peran dan sebagai penjahat, hal ini berkebalikan dengan posisi James Cagney atau Edward Robinson dalam lima tahun ke depan.[97]
Setelah Hal B. Wallis menggantikan Zanuck pada tahun 1933,[99] dan Hays Code mulai diberlakukan pada tahun 1935, studio terpaksa meninggalkan pendekatan realistis tersebut untuk menghasilkan film yang lebih bermoral dan ideal. Studio dengan drama sejarah, melodrama (atau "film wanita"), swashbucklers, dan adaptasi film dari buku terlaris dengan bintang-bintang seperti Bette Davis, Olivia de Havilland, Paul Muni, dan Errol Flynn dilakukan untuk menghindari sensor. Pada tahun 1936, Bette Davis, yang sekarang bisa dibilang sebagai bintang top studio[100] tidak senang dengan perannya. Dia pergi ke Inggris dan mencoba untuk memutuskan kontraknya.[100] Davis kalah dalam gugatan dan kembali ke Amerika.[101] Meskipun banyak karyawan studio memiliki masalah dengan Jack Warner, karyawan studio malah menganggap Albert dan Harry sebagai sosok yang adil.[102]
Pada dekade tahun 1930-an banyak aktor dan aktris yang mencirikan dirinya dalam era pra-Code yang realistis, tetapi tidak cocok dengan tren baru di era code yang cenderung kepada film-film yang lebih mengandung moral dan ideal, aktor dan aktris yang berciri era pra-Code mulai menghilang. Warner Bros. tetap menjadi studio papan atas di Hollywood, tetapi hal tersebut berubah setelah tahun 1935 karena studio lain, terutama MGM, dengan cepat membayangi prestise dan kemewahan yang sebelumnya menjadi ciri Warner Bros. Namun, pada akhir dekade tahun 1930-an, Bette Davis menjadi aktris studio Warner Bros. yang paling menarik dan bahkan dijuluki sebagai "The Fifth Warner Brother."[butuh rujukan]
Pada tahun 1935, Cagney menggugat Jack Warner karena pelanggaran kontrak.[103] Cagney mengklaim Warner telah memaksanya untuk membintangi lebih banyak film daripada yang disyaratkan di dalam kontraknya.[103] Cagney akhirnya membatalkan gugatannya setelah adanya upaya pembayaran ganti tunai.[104] Namun demikian, Cagney memutuskan meninggalkan studio Warner Bros. untuk mendirikan perusahaan film independen bersama saudaranya, Bill.[105] The Cagneys merilis film mereka melalui Grand National Films, namun akhirnya mereka tidak bisa mendapatkan pembiayaan yang baik[105] dan kehabisan uang setelah film ketiga mereka.[105] Cagney kemudian setuju untuk kembali ke Warner Bros, setelah Jack menyetujui kontrak yang menjamin Cagney akan diperlakukan dengan persyaratannya sendiri.[105] Setelah kesuksesan film Yankee Doodle Dandy di box office, Cagney kembali mempertanyakan apakah studio akan memenuhi permintaan gajinya[106] dan akhirnya Cagney kembali berhenti untuk membentuk perusahaan produksi dan distribusi filmnya sendiri bersama Bill.[106]
Karyawan lain yang bermasalah dengan Warner adalah produser studio Bryan Foy.[107] Pada tahun 1936, Wallis mempekerjakan Foy sebagai produser untuk film-film studio tipe-B berbiaya rendah yang menyebab Foy mendapat julukan "penjaga B (the keeper of the B's)".[102] Foy mampu menghasilkan lebih banyak keuntungan daripada produser tipe-B-film lainnya pada saat itu.[102] Selama waktu Foy di studio, bagaimanapun, Warner memecatnya tujuh kali dalam waktu yang berbeda.[107]
Selama tahun 1936, film The Story of Louis Pasteur membuktikan kesuksesannya dalam box office.[108] dan bintang Paul Muni memenangkan Oscar untuk Aktor Terbaik pada Maret 1937.[108] Film studio Warner Bros. tahun 1937 berjudul The Life of Emile Zola memberikan studio Warner Bros. satu dari tujuh Best Picture Oscars.[108]
Pada tahun 1937, studio Warner menyewa penyiar radio Ronald Reagan dari Midwestern yang akhirnya menjadi Presiden Amerika Serikat. Meskipun Reagan awalnya adalah aktor film tipe-B, Warner Bros terkesan dengan penampilannya di adegan terakhir film Knute Rockne, All American, dan setuju untuk memasangkannya dengan Flynn di film Santa Fe Trail (1940). Reagan kemudian kembali lagi ke film tipe-B.[109] Setelah penampilannya di film Kings Row pada tahun 1942 di studio, Warner memutuskan untuk menjadikan Reagan sebagai bintang top dan menandatangani kontrak baru dan Reagan mendapatkan tiga kali lipat dari gaji sebelumnya.[110]
Pada tahun 1936, Doris, putri dari Harry Warner membaca salinan novel Margaret Mitchell berjudul Gone with the Wind dan tertarik untuk membuat adaptasi filmnya.[111] Doris menawarkan Mitchell $50.000 untuk hak layar. Jack memveto kesepakatan penawaran dan menyadari bahwa penawaran tersebut akan menjadi produksi yang mahal.[111]
Bintang utama Paramount, George Raft juga akhirnya terbukti menjadi masalah bagi Jack.[112] Warner telah mengontraknya pada tahun 1939 yang akhirnya membuat Raft menjadi aktor gangster ketiga teratas pada dekade tahun 1930-an di dalam kelompok Warners, mengetahui bahwa Raft dapat membawa peran film gangster apa pun ketika Robinson atau Cagney sedang diskors.[112] Raft mengalami kesulitan bekerja dengan Bogart dan menolak untuk menjadi lawan mainnya.[113] Akhirnya, Warner setuju untuk melepaskan Raft dari kontraknya pada tahun 1943.[114] Setelah Raft menolak peran tersebut, studio Warner Bros. memberi Bogart peran "Mad Dog" Roy Earle dalam film High Sierra tahun 1941,[114] yang membantu menjadikannya sebagai bintang top.[115] Setelah film High Sierra dan setelah Raft sekali lagi menolak peran tersebut, Bogart diberi peran utama dalam pembuatan ulang film karya John Huston yang sukses tahun 1941 dari film pra-Code studio tahun 1931 berjudul The Maltese Falcon,[116] berdasarkan novel karya Dashiell Hammett.
Unit kartun Warner Bros. berasal dari studio independen Harman dan Ising. Dari tahun 1930–1933, alumni Disney Hugh Harman dan Rudolf Ising memproduksi musik kartun untuk Leon Schlesinger, lalu menjualnya ke Warner. Harman dan Ising memperkenalkan karakter mereka yaitu Bosko dalam kartun Looney Tunes pertama dalam seri Sinkin' in the Bathtub, dan mereka membuat seri kartun saudara perempuannya berjudul Merrie Melodies, pada tahun 1931.[117]
Harman dan Ising memisahkan diri dari Schlesinger pada tahun 1933 dikarenakan perselisihan kontrak, Harman dan Ising membawa karakter kartun Bosko bersamanya ke Studio MGM. Akibatnya, Schlesinger memulai dan membuka studionya sendiri, Leon Schlesinger Productions serta melanjutkan Merrie Melodies sambil memulai produksi di Looney Tunes yang dibintangi karakter Buddy, karakter tiruan dari Bosko. Pada akhir Perang Dunia II, tim produksi Schlesinger yang baru, termasuk direktur Friz Freleng (dimulai pada 1934), Tex Avery (dimulai pada 1935), Frank Tashlin (dimulai pada 1936), Bob Clampett (dimulai pada 1937), Chuck Jones (dimulai pada 1938), dan Robert McKimson (dimulai pada 1946), terbentuk. Staf Schlesinger mengembangkan produksi kartun dengan gaya yang serba cepat dan tidak lazim yang membuat kartun mereka populer secara global.
Pada tahun 1935, Avery menyutradarai kartun Porky Pig yang menjadikan karakter tersebut sebagai bintang animasi pertama di studio Leon Schlesinger Productions.[118] Selain karakter Porky, terdapat karakter Daffy Duck (memulai debutnya pada film kartun Porky's Duck Hunt tahun 1937), Elmer Fudd (Elmer's Candid Camera, 1940), Bugs Bunny (A Wild Hare, 1940), dan Tweety (A Tale of Two Kitties, 1942) yang akan memperoleh kekuatan bintang.[119] Pada tahun 1942, studio Schlesinger telah melampaui Walt Disney Studios sebagai produser film pendek animasi paling sukses.[120]
Warner Bros. membeli unit perusahaan kartun milik Schlesinger pada tahun 1944 dan menamainya Warner Bros. Cartoons. Namun, manajemen senior memperlakukan unit tersebut dengan acuh tak acuh, dimulai dengan pelantikan Edward Selzer sebagai produser senior, staf kreatif menganggap Selzer sebagai pengganggu yang tidak kompeten. Jack Warner kurang memperhatikan produk film pendek perusahaan Warner Bros. Cartoons dan konon Jack begitu tidak paham tentang divisi animasi studio sehingga dia keliru dengan keyakinannya bahwa unit Warner Bros. Cartoons memproduksi kartun Mickey Mouse, karakter unggulan Walt Disney Productions.[121] Jack menjual perpustakaan pra-Agustus 1948 seharga $ 3.000 untuk masing-masing unit yang terbukti merupakan transaksi yang tidak bijaksana mengingat hasil penjualan nilai akhirnya.[121]
Warner Bros. Cartoons terus berlanjut namun dengan keadaan interupsi intermiten sampai pada tahun 1969 ketika perusahaan induknya menghentikan produksi film pendek sepenuhnya. Karakter seperti Bugs Bunny, Daffy Duck, Tweety, Sylvester, dan Porky Pig menjadi pusat citra perusahaan dalam dekade berikutnya. Bugs Bunny khususnya tetap menjadi maskot Warner Bros., di berbagai divisi dan Six Flags (yang pernah dimiliki Time Warner). Keberhasilan film kompilasi The Bugs Bunny/Road Runner Movie pada tahun 1979 yang menampilkan film arsip dari karakter-karakternya, mendorong Warner Bros. untuk mempersiapkan Warner Bros. Animation sebagai divisi produksi baru untuk memulai kembali produksi materi originalnya.
Menurut otobiografi milik Warner, sebelum Amerika Serikat masuk dalam Perang Dunia II, Philip Kauffman, kepala penjualan Warner Bros. untuk Jerman dibunuh oleh Nazi di Berlin pada tahun 1936.[122][123][124] Harry memproduksi film anti-Jerman yang sukses berjudul The Life of Emile Zola (1937).[125] Setelah itu, Harry mengawasi produksi lebih banyak film anti-Jerman, termasuk film Confessions of a Nazi Spy (1939),[126] The Sea Hawk (1940), yang menjadikan Raja Philip II setara dengan Hitler,[127] film Sersan York,[128] dan You're In The Army Now (1941).[128] Harry kemudian memutuskan untuk fokus memproduksi film perang.[129] Warners memangkas produksi filmnya menjadi setengah selama perang dunia II, menghilangkan unit B Pictures pada tahun 1941. Bryan Foy kemudian bergabung dengan Twentieth Century Fox.[130]
Selama era perang dunia, studio Warner Bros. membuat film Casablanca, Now, Voyager, Yankee Doodle Dandy (semuanya tahun 1942), This Is the Army, dan Mission to Moscow (keduanya tahun 1943);[131] yang akhirnya film-film tersebut menjadi kontroversial beberapa tahun kemudian. Pada pemutaran perdana Yankee Doodle Dandy (di Los Angeles, New York, dan London), penonton membeli $15,6 juta obligasi perang untuk pemerintah Inggris dan Amerika Serikat. Namun, pada pertengahan tahun 1943, para penonton sudah bosan dengan film perang, tetapi Warner Bros. terus memproduksinya, dan akhirnya mencatatkan kerugian bagi perusahaan. Untuk menghormati kontribusi studio Warner Bros untuk tujuan pembuatan film perang, Angkatan Laut menamai Liberty Ship setelah ayah dari Warner Brothers, Benjamin Warner menamai kapal tersebut. Harry melakukan upacara pemberian nama atas kapal tersebut. Pada saat perang berakhir, $20 juta obligasi perang dibeli melalui studio Warner, Palang Merah mengumpulkan 5.200 liter plasma darah dari karyawan studio Warner[131] dan 763 karyawan studio bertugas di angkatan bersenjata, termasuk menantu Harry Warner, Milton Sperling dan putra Jack, Jack Warner Jr.[129] Sesudah perselisihan kepemilikan Penghargaan Oscar Casablanca untuk Film Terbaik, Wallis mengundurkan diri. Setelah film Casablanca menjadikan Bogart sebagai bintang top, hubungan Bogart dengan Jack memburuk.[106]
Pada tahun 1943, Olivia de Havilland (aktris yang sering dipinjamkan Warner ke studio lain) menggugat Warner Bros. karena melanggar kontrak.[132] De Havilland telah menolak untuk memerankan diri sebagai abolisionis terkenal Elizabeth Blackwell dalam film mendatang untuk studio Columbia Pictures.[132] Warner menanggapi hal tersebut dengan mengirimkan 150 telegram ke berbagai perusahaan produksi film untuk memperingatkan mereka agar tidak mempekerjakan de Havilland untuk peran apa pun.[132] Setelah itu, de Havilland menemukan bahwa hukum kontrak kerja di California hanya bisa bertahan tujuh tahun; de Havilland telah terikat kontrak dengan studio Warner Bros. sejak 1935.[133] Pengadilan memutuskan mendukung de Havilland dan dia meninggalkan studio Warner Bros. demi RKO Radio Pictures dan akhirnya ke Paramount.[132] Karena kemenangan de Havilland, banyak aktor lama studio pada era tersebut dibebaskan dari kontrak mereka, dan Harry memutuskan untuk menghentikan kebijakan penangguhan pemeran film ke berbagai studio.[132][134]
Pada tahun yang sama, Jack menandatangani aktris Joan Crawford dari MGM yang baru dilepas, mantan bintang top yang merasa karirnya memudar.[135] Peran pertama Crawford dengan studio Warner Bros. adalah film Hollywood Canteen tahun 1944,[136] Peran utama pertamanya di studio Warner terdapat dalam film yang berjudul Mildred Pierce (1945), menghidupkan kembali karirnya[136] dan membuatnya mendapatkan Oscar untuk Aktris Terbaik.[137]
Pada tahun-tahun pascaperang, Warner Bros. berkembang pesat dan terus menciptakan bintang-bintang baru, termasuk Lauren Bacall dan Doris Day.[138] Pada tahun 1946, penggajian perusahaan mencapai $600.000 per minggu[138] dan laba bersih mencapai $19,4 juta. Jack Warner terus menolak untuk memenuhi tuntutan gaji Screen Actors Guild.[139] Pada bulan September 1946, karyawan melakukan pemogokan selama sebulan.[139] Sebagai pembalasan, Warner—semasa kesaksiannya di tahun 1947 di hadapan Kongres tentang film Mission to Moscow—menuduh banyak karyawan memiliki hubungan dengan Komunis.[140] Pada akhir tahun 1947, studio tersebut mencapai rekor laba bersih sebesar $22 juta.[141]
Pada tanggal 5 Januari 1948, Warner menawarkan film berita warna pertama, meliput kegiatan Tournament of Roses Parade dan Rose Bowl Game. Pada tahun 1948, Bette Davis yang saat itu masih menjadi aktris papan atas Warner bros, berseteru dengan Jack, hal tersebut merupakan masalah besar bagi Harry setelah Davis dan yang lainnya meninggalkan studio ketika setelah menyelesaikan film Beyond the Forest.[142]
Warner merupakan pihak dalam kasus antimonopoli Amerika Serikat v. Paramount Pictures, Inc. pada tahun 1940-an. Dugaan tindakan aksi monopoli tersebut dibawa oleh Departemen Kehakiman dan Federal Trade Commission, mengklaim lima kombinasi rantai studio-teater yang terintegrasi menahan terjadinya persaingan. Mahkamah Agung mendengar kasus monopoli tersebut pada tahun 1948, dan sengketa tersebut diatur dengan aturan oleh pemerintah. Akibatnya, Warner dan empat studio besar lainnya terpaksa memisahkan produksi dari pameran. Pada tahun 1949, laba bersih studio Warner Bros. hanya $10 juta.[141]
Warner Bros. memiliki dua perusahaan produksi semi-independen yang merilis filmnya melalui studio Warner Bros.[butuh rujukan] Salah satunya adalah United States Pictures milik Sperling.[143]
Pada awal 1950-an, ancaman film dari pertelevisian muncul. Pada tahun 1953, Jack memutuskan untuk meniru[144] film 3D United Artists berjudul Bwana Devil yang sukses, serta merilis film 3D-nya sendiri yang dimulai dengan film House of Wax.[145] Namun, film 3D segera kehilangan daya tariknya di kalangan penonton bioskop.[146]
Fenomena 3D dalam perfilman hampir menyebabkan kematian studio kartun Warner Bros. Setelah menyelesaikan kartun Bugs Bunny 3D yang berjudul Lumber Jack-Rabbit, Jack Warner memerintahkan unit animasi untuk ditutup, hal tersebut terjadi karena kepercayaan yang keliru bahwa semua kartun akan diproduksi dalam proses 3D. Beberapa bulan kemudian, Warner mengalah dan membuka kembali studio kartun tersebut. Warner Bros. memiliki cukup banyak kartun dan program penerbitan ulang yang sehat sehingga tidak ada gangguan yang nyata dalam jadwal perilisan.
Pada tahun 1952, Warner Bros. membuat film pertama mereka (Carson City) dalam "Warnercolor" sebuah nama pewarnaan dari studio Warner dengan menggunakan teknologi Eastmancolor.
Setelah kejatuhan film 3D, Harry Warner memutuskan untuk menggunakan CinemaScope di film Warner Bros. di kemudian hari.[147] Salah satu film yang menggunakan CinemaScope pertama di studio Warner Bors. berjudul The High and the Mighty (dimiliki oleh perusahaan John Wayne, Batjac Productions) yang memungkinkan studio Warner untuk menampakkan keuntungan.[148]
Pada awal tahun 1953, kepemilikan Warners' Theatre dipisah menjadi Stanley Warner Theaters; Kepemilikan non-teater Stanley Warner dijual ke Simon Fabian Enterprises,[149] dan Stanley Warner Theaters bergabung dengan RKO Theatres menjadi RKO-Stanley Warner Theatres.[150]
Pada tahun 1956, studio Warner Bros merugi,[151] mengalami penurunan dari laba bersih tahun 1953 sebesar $2,9 juta[152] dan dua tahun berikutnya antara $2 dan $4 juta.[153] Pada 13 Februari 1956, Jack Warner menjual hak atas semua film studio pra-1950 ke Associated Artists Productions (yang bergabung dengan United Artists Television pada tahun 1958 dan kemudian diakuisisi oleh Turner Broadcasting System pada awal tahun 1986 sebagai bagian dari kegagalan pengambilalihan MGM/UA oleh Ted Turner).[154][155][156]
Pada bulan Mei 1956, Warner Brohter mengumumkan mereka menempatkan Warner Bros di bursa saham.[157] Jack diam-diam mengorganisir sindikat—dipimpin oleh bankir Boston Serge Semenenko[151] – untuk membeli 90% saham.[151] Setelah ketiga bersaudara itu menjualnya, Jack—melalui kesepakatan di bawah meja—bergabung dengan sindikat Semenenko[158] dan membeli kembali semua sahamnya.[158] Tak lama setelah kesepakatan itu selesai pada bulan Juli,[159] Jack—sekarang pemegang saham terbesar perusahaan itu—mengangkat dirinya sendiri sebagai presiden baru.[160][159] Tak lama setelah kesepakatan ditutup, Jack mengumumkan bahwa perusahaan dan anak perusahaannya akan "lebih giat menempatkan pada akuisisi properti kisah penting, talenta, dan produksi film terbaik yang memungkinkan."[161]
Pada tahun 1949, keberhasilan televisi semakin mengancam industri film, Harry Warner memutuskan untuk memberikan perhatian khusus pada produksi televisi.[144] Namun, Federal Communications Commission (FCC) tidak mengizinkannya.[144] Setelah upaya yang gagal untuk meyakinkan bos studio film lain untuk beralih ke produk televisi, Harry meninggalkan upaya perhatiannya ke produksi televisinya.[145]
Jack memiliki masalah dengan aktor Milton Berle yang gagal dalam perannya di film Always Leave Them Laughing padahal merupakan puncak popularitas televisi Berle. Warner merasa bahwa Berle tidak cukup kuat untuk membawakan film dan orang tidak akan membayar untuk melihat pria yang dapat mereka lihat di televisi secara gratis. Namun, Jack ditekan untuk menggunakan aktor Berle untuk menggantikan Danny Kaye.[162] Perilaku keterlaluan Berle di lokasi syuting dan kegagalan besar film tersebut menyebabkan Jack melarang perlengkapan film untuk perlengkapan televisi.[163]
Pada tanggal 21 Maret 1955, studio Warner Bros. akhirnya dapat terlibat dalam pertelevisian melalui unit Warner Bros. Television yang sukses dijalankan oleh William T. Orr yang merupakan menantu Jack Warner. Warner Bros. Television memberi ABC acara mingguan yaitu Warner Bros. Presents. Acara tersebut menampilkan pertunjukan bergilir berdasarkan tiga film yang sukses, Kings Row, Casablanca dan Cheyenne, diikuti dengan promosi untuk sebuah film baru.[164][165] Tetapi acara tersebut tidak sukses.[166] Upaya studio berikutnya adalah membuat serial mingguan dari film Cheyenne.[167] Cheyenne merupakan acara TV bergenre koboi yang berdurasi satu jam. Dua episode ditempatkan bersama untuk rilis film panjang/utama di luar Amerika Serikat. Dalam tradisi film B-nya, studio Warner Bros. menindaklanjuti dengan serangkaian film koboi populer yang diproduksi dengan cepat, seperti film Maverick yang dipuji oleh penulis/produser Roy Huggins sebaik fim Sugarfoot, Bronco, Lawman, The Alaskans dan Colt .45.[167] Keberhasilan seri tersebut membantu menebus kerugian perusahaan dalam bisnis film.[167] Akibatnya, Jack Warner memutuskan untuk memberikan perhatian khusus pada produksi televisi.[168] Warner's memproduksi serangkaian acara detektif swasta populer yang dimulai dengan 77 Sunset Strip (1958–1964) diikuti oleh Hawaiian Eye (1959–1963), Bourbon Street Beat (1960) dan Surfside 6 (1960–1962).
Dalam beberapa tahun, studio Warner Bros. melakukan provokasi permusuhan di antara bintang TV mereka seperti Clint Walker dan James Garner yang menggugat perselisihan kontrak yang berujung pada kemenangan dari Clint Walker dan James Garner.[169] Edd Byrnes tidak seberuntung itu dan membawa dirinya sendiri keluar dari kontraknya. Jack marah karena mereka dianggap tidak tahu berterima kasih. Aktor/aktris televisi ternyata lebih menunjukkan kemandirian daripada aktor film, memperdalam penghinaannya terhadap Jack dari pertelevisian sebagai media baru.[170] Banyak bintang televisi Warner Bros. muncul dalam pemeran perilisian sinema Warner Bros. Pada tahun 1963, keputusan pengadilan memaksa Warner Bros. untuk mengakhiri kontrak dengan bintang televisi mereka dan berhenti melibatkan mereka untuk peran serial atau film tertentu. Tahun itu, Jack Webb, yang paling dikenal sebagai pencetus peran Sersan. Joe Friday di lisensi dari serial televisi dan film Dragnet, menjadi kepala divisi studio televisi.[171]
Pada tahun 1958, studio Warner Bros. meluncurkan Warner Bros. Records. Awalnya, label Warner Bros. Records merilis rekaman yang dibuat oleh bintang televisi mereka—apakah mereka bisa menyanyi atau tidak—dan rekaman berdasarkan soundtrack televisi. Warner Bros sudah menjadi pemegang kepemilikan penerbitan musik yang luas yang lagu-lagunya telah muncul di acara televisi (diatur oleh Max Steiner) dan kartun yang tak terhitung jumlahnya (diatur oleh Carl Stalling).[172] Pada tahun 2004, Time Warner menjual Warner Music Group, bersama dengan Warner Bros. Records, ke grup ekuitas swasta yang dipimpin oleh Edgar Bronfman Jr.[173] Pada tahun 2019, divisi rekaman Warner Bros. yang dipisahkan dan dinamai ulang menjadi Warner Records, karena Warner Music Group memegang lisensi jangka pendek untuk menggunakan nama dan merek dagang Warner Bros; oleh karena itu, label saat ini menerbitkan kembali katalog kebelakang Warner Bros pra-2019.
Pada tahun 1963, Warner menyetujui "pengambilalihan penyelamatan" dari Reprise Records milik Frank Sinatra.[174] Kesepakatan itu memberi Sinatra US$1,5 juta dan sebagian kepemilikan Warner Bros. Records serta menjadikan Reprise sebagai sub-label.[174] Yang paling signifikan, kesepakatan tersebut membawa manajer Reprise Morris "Mo" Ostin masuk ke dalam perusahaan Warner Bros. Records. Pada tahun 1964, setelah melihat keuntungan perusahaan rekaman yang dibuat dari musik film Warner Bros. Records., Warner memutuskan untuk mengklaim kepemilikan soundtrack film studio.[175] Dalam delapan belas bulan pertama, Warner Bros. Records mengalami kerugian sekitar $2 juta.[176]
Warner Bros. bangkit kembali pada akhir dekade tahun 1950-an, mengkhususkan diri dalam adaptasi drama populer seperti film The Bad Seed (1956), No Time for Sergeants (1958), dan Gypsy (1962).
Saat Jack perlahan pulih dari kecelakaan mobil yang terjadi saat berlibur di Prancis pada tahun 1958, Jack kembali ke studio dan memastikan namanya ditampilkan dalam siaran jumpa pers. Antara tahun 1961–1963, laba bersih tahunan studio meningkat sedikit di atas $7 juta.[177] Warner membayar $5,5 juta yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk hak film atas musikal berjudul Broadway My Fair Lady pada Februari 1962. Pemilik sebelumnya, direktur CBS William S. Paley menetapkan persyaratan termasuk setengah dari keuntungan kotor distributor "ditambah kepemilikan negatif di akhir kontrak."[178] Pada tahun 1963, laba bersih studio turun menjadi $3,7 juta.[177] Pada pertengahan 1960-an, produksi film mengalami penurunan, karena industri ini berada di tengah-tengah transisi yang menyakitkan dari Zaman Keemasan Hollywood ke era yang sekarang dikenal sebagai Hollywood Baru. Beberapa film studio Warner Bros. dibuat untuk mendukung produksi bersama (dimana Warner menyediakan fasilitas, uang dan distribusi), dan pengambilan film independen.
Dengan keberhasilan film drama Broadway tahun 1964 dari studio Warner Bros. yang memainkan drama My Fair Lady,[176] serta soundtracknya,[176] Warner Bros. Records menjadi anak perusahaan yang menguntungkan. Film tahun 1966 berjudul Who's Afraid Of Virginia Woolf? menjadi film yang sukses besar.[179]
Pada November 1966, Jack menyerah pada kemajuan zaman dan perubahan zaman,[180] Jack menjual kendali atas studio Warner Bros. dan bisnis musik Warner Bros. Records ke Seven Arts Productions, yang dijalankan oleh investor asal Kanada yaitu Elliot dan Kenneth Hyman, seharga $32 juta.[181] Perusahaan, termasuk studio Warner Bros, berganti nama menjadi Warner Bros.-Seven Arts. Jack Warner tetap menjadi presiden sampai musim panas tahun 1967, ketika film Camelot gagal di box office dan Jack menyerahkan posisinya kepada direktur publisitas lamanya, Ben Kalmenson;[182] Warner tetap di menjabat sebagai produser independen dan wakil presiden. Dengan kesuksesan film Bonnie and Clyde pada tahun 1967, Warner Bros.-Seven Arts kembali mendapatkan keuntungan.[183]
Dua tahun kemudian Hyman lelah dan muak dengan Jack Warner dan tindakannya.[183] Eliot Hyman dan Kenneth Hyman menerima tawaran tunai dan saham dari Kinney National Company seharga lebih dari $64 juta.[183] Kinney memiliki agensi bakat Hollywood, Ashley-Famous[184] yang didirikan oleh Ted Ashley membimbing Steve Ross yang merupakan kepala Kinney untuk membeli Warner Bros.-Seven Arts; Ashley-Famous segera dipisahkan karena undang-undang antimonopoli melarang kepemilikan simultan dari studio film dan agen bakat. Ashley menjadi kepala studio dan mengubah namanya menjadi Warner Bros. Inc. lagi.[185] Jack Warner marah dengan penjualan Eliot Hyman dan Kenneth Hyman dan Jack memutuskan untuk pindah ke produksi independen (film paling berhasil berjudul 1776 di Columbia). Jack pensiun pada tahun 1973 dan meninggal karena komplikasi kesehatan yang serius dari peradangan jantung pada bulan September 1978.
Meskipun penonton film telah menyusut, manajemen baru Warner percaya pada kekuatan bintang film serta menandatangani kesepakatan produksi bersama dengan beberapa nama besar saat itu, termasuk diantaranya Paul Newman, Robert Redford, Barbra Streisand, dan Clint Eastwood, hal tersebut membawa studio Warner Bros. Inc dengan sukses sepanjang dekade tahun 1970-an dan 1980-an. Kesuksesan di awal dekade tahun 1970-an termasuk yang dibintangi oleh aktor-aktor tersebut, seperti yang film Blazing Saddles karya komedian Mel Brooks, film Deliverance, A Clockwork Orange karya Stanley Kubrick, The Exorcist karya John Boorman, dan film produksi dari Martin Scorsese berjudul Mean Streets dan Alice Don't Live Here Anymore. Warner Bros. Inc. juga mendapat untung besar dari film dan acara televisi yang dikembangkan di sekitar karakter Superman, Batman dan Wonder Woman yang dimiliki oleh anak perusahaan Warner Bros. Inc. yaitu DC Comics. Dekade tahun 1970-an juga terlihat bahwa Warner Bros. Records menjadi salah satu label rekaman besar di seluruh dunia, dan perusahaan Warner Bros. Records memperoleh label bersama di Elektra Records dan Atlantic Records.
Pada akhir tahun 1973, Warner Bros. Inc mengumumkan bahwa mereka telah bermitra dengan 20th Century Fox untuk ikut memproduksi satu film: The Towering Inferno karya produser Irwin Allen.[186] Kedua studio mencari kepemilikan hak atas buku-buku tentang gedung pencakar langit yang terbakar: Warner Bros. Inc mencoba untuk mengadaptasi novel karya Thomas N. Scortia dan Frank M. Robinson berjudul The Glass Inferno dan Fox mempersiapkan sebuah adaptasi dari novel The Tower karya Richard Martin Stern. Allen bersikeras pada pertemuan dengan kepala kedua studio dan mengumumkan bahwa karena Fox yang akan memimpin dengan hak kepemilikan mereka, akan lebih baik untuk menyatukan keduanya sebagai satu film, dengan Fox memiliki hak domestik dan Warner Bros. menangani film tersebut dalam hal distribusi luar negeri. Kemitraan tersebut menghasilkan film terlaris kedua pada tahun 1974, menghasilkan keuntungan bagi Warner Bros. Inc dan 20th Century, hal tersebut mempengaruhi sistem produksi bersama di masa depan diantara studio besar. Meskipun Allen akan membuat film lanjutan untuk Warner Bros., Allen tidak akan mengulangi kesuksesannya dengan film The Towering Inferno.
Kinney kembali fokus mengubah nama untuk menghormati perusahaan induknya yang sangat terkenal menjadi Warner Communications. Sepanjang dekade tahun 1970-an dan dekade 1980-an Warner Communications bercabang ke industri bisnis lain, seperti perusahaan permainan video Atari, Inc. pada tahun 1976 dan kemudian ke taman hiburan Six Flags.
Pada tahun 1972, dalam langkah pemotongan biaya, Warner Bros. dan Columbia Pictures membentuk perusahaan ketiga bernama The Burbank Studios (TBS).[187] Warner Bros. dan Columbia Pictures akan berbagi perlengkapan di lokasi Warner Bros. di Burbank.[187] Kedua studio secara teknis menjadi entitas produksi, memberikan The Burbank Studios tanggung jawab harian sebagai pekarangan studio dan pemeliharaannya.[187] Columbia Ranch (sekitar satu mil di utara lahan Warner Communications) merupakan bagian dari kesepakatan kerjasama tersebut.[187] Hubungan Warner Bros.–Columbia Pictures sangat sengit, keengganan kedua studio untuk menyetujui atau membelanjakan uang untuk peningkatan modal sehingga mereka hanya membantu satu sama lain jika memang memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan, hal tersebut untuk mempertahankan fungsi utama perlengkapan Warner Bros. sebagai fasilitas pembuatan film, sementara produksinya relatif sedikit selama tahun 1970-an dan 1980-an.[187] (Kebanyakan film yang diproduksi setelah tahun 1968 difilmkan di lokasi tersebut, setelah kegagalan film Camelot yang sebagiannya lebih disebabkan oleh fakta bahwa film tersebut dibuat di Inggris tetapi jelas difilmkan di Burbank.)[187] Dengan kontrol atas perlengkapannya sendiri yang terikat di The Burbank Studios,[187] Warner Bros. akhirnya mempertahankan sebagian besar perlengkapan pekarangan studio filmnya, sementara Fox menjual perlengkapan pekarangan studio filmnya untuk menciptakan Century City, Universal dengan mengubah sebagian perlengkapan pekarangan studio menjadi taman hiburan dan pusat perbelanjaan, dan Disney mengganti perlengkapan pekarangan studio dengan gedung perkantoran dan mengasingkan departemen animasinya ke taman industri di Glendale.
Pada tahun 1989, sebuah solusi dari situasi menjadi jelas ketika Warner Bros. mengakuisisi Lorimar-Telepictures dan menguasai bekas studio MGM di Culver City. Pada tahun yang sama, Sony membeli Columbia Pictures.[187] Sony dibanjiri uang tunai dan Warner Communications sekarang memiliki dua kavling studio.[187] Pada tahun 1990, The Burbank Studios berakhir ketika Sony membeli perlengkapan MGM dari Warner Bros. dan memindahkan Columbia Pictures ke Culver City.[187] Namun, Warner Communications mempertahankan Columbia Ranch yang sekarang dikenal sebagai Warner Bros. Ranch.[187]
Robert A. Daly bergabung dengan Warner Bros. pada 1 Desember 1980 mengambil alih jabatan dari Ted Ashley. Jabatannya Daly adalah Chairman of the Board dan Co-Chief Executive Officer. Satu tahun kemudian, Daly diangkat sebagai Chairman of the Board dan Chief Executive Officer beserta penunjukan Terry Semel sebagai President dan Chief Operating Officer.
Pada tahun 1989 Warner Communications bergabung dengan perusahaan perusahaan sepatu putih Time Inc. Time mengklaim sebagai perusahaan dengan tingkat prestise yang lebih tinggi, sementara Warner Bros. dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Penggabungan perusahaan menjadi Time Warner hampir tergelincir ketika Paramount Communications (sebelumnya bernama Gulf+Western yang kemudian dijual ke Viacom), meluncurkan tawaran pengambilalihan yang berlawanan senilai $12,2 miliar untuk Time Inc., memaksa Time untuk mengakuisisi Warner dengan penawaran uang tunai/saham $14,9 miliar. Paramount menanggapi aksi penggabungan Time Warner dengan gugatan yang diajukan di pengadilan Delaware dengan tujuan untuk membubarkan penggabungan perusahaan Time. Inc dan Warner Communications. Paramount kalah dan penggabungan Time Warner tetap berlanjut.
Pada tahun 1992, Warner Bros. Family Entertainment dibentuk dengan tujuan untuk memproduksi berbagai film berorientasi keluarga. Pada tahun 1994, Jon Peters, bersama dengan perusahaan Peters Entertainment milik Peters memiliki kesepakatan non-eksklusif di Sony Pictures serta menerima kesepakatan pembiayaan non-eksklusif lainnya di studio Warner Bros., kesepakatan non-ekslusif tersebut dapat terjadi dengan alasan bahwa presiden Terry Samel dan produser Jon Peters saat itu merupakan teman dekat.[188]
Pada tahun 1995, Warner dan pemilik stasiun televisi Tribune Company of Chicago meluncurkan The WB Television Network dengan tujuan mencari ceruk pasar di kalangan remaja. Pemrograman awal WB mencakup banyak suguhan film remaja, seperti Buffy the Vampire Slayer, Smallville, Dawson's Creek dan One Tree Hill. Dua drama yang diproduksi oleh Spelling Television berjudul 7th Heaven dan Charmed, turut membawa The WB menjadi sorotan. Charmed berlangsung selama delapan musim, menjadi drama terlama dengan pemeran utamanya wanita. 7th Heaven berjalan selama sebelas musim dan merupakan drama keluarga terlama dan pertunjukan terlama untuk jaringan tersebut. Pada tahun 2006, Warner dan CBS Corporation memutuskan untuk menutup The WB Television Network dan UPN CBS serta bersama-sama meluncurkan The CW Television Network.
Pada tahun 1996, Turner Pictures digabungkan dengan Warner Bros melalui merger Turner-Time Warner dan membawa proyek Turner ke dalam pengembangan seperti film City of Angels dan You've Got Mail ke dalam studio Warner Bros.[189] Pada akhir tahun 1996, Warner Bros. bermitra dengan PolyGram Filmed Entertainment untuk mendistribusikan berbagai film yang diproduksi oleh anak perusahaan Time Warner, Castle Rock Entertainment.[190] Juga pada tahun yang sama, Bruce Berman meninggalkan Warner Bros untuk memulai Plan B Entertainment, kemudian ia kemudian memimpin Village Roadshow Pictures bedasarkan kesepakatan Warner Bros dengan Village Roadshow Pictures.[191]
Pada tahun 1998, Time Warner menjual Six Flags ke Premier Parks..[192] Pengambilalihan Time Warner pada tahun 2000 oleh AOL yang saat itu sedang naik daun terbukti tidak cocok, setelah jatuhnya saham "dot-com", unsur AOL dibuang dari nama perusahaan.
Pada tahun 1998, Warner Bros merayakan hari jadinya yang ke-75. Pada tahun 1999, Terry Semel dan Robert Daly mengundurkan diri sebagai kepala studio setelah berkarir dengan menorehkan 13 film nominasi Oscar. Daly dan Semel disebut-sebut mempopulerkan model modern dari partner financing dan bagi hasil untuk produksi film. Pada pertengahan tahun 1999, Alan F. Horn dan Barry Meyer menggantikan Daly dan Semel sebagai kepala studio yang baru setelah kesuksesan studio Warner Bros. dalam film, acara televisi, kartun yang dihasilkan oleh kepala studio sebelumnya. Pada akhir tahun 2003, Time Warner mereorganisasi aset Warner Bros.' di bawah Warner Bros. Entertainment Inc., dalam upaya untuk membedakan studio film dari label bersama (yang sejak itu menjadi Warner Records pada Mei 2019) dan Warner Music Group.
Pada akhir 1990-an, Warner Bros. memperoleh hak atas novel Harry Potter dan merilis adaptasi film panjang/utama yang pertama pada tahun 2001. Selanjutnya, mereka merilis film kedua pada tahun 2002, ketiga pada Juni 2004, keempat pada November 2005, kelima pada Juli 2007, dan keenam pada Juli 2009.[193] Buku ketujuh (dan pada saat itu, terakhir) dirilis dalam dua film; Deathly Hallows — Part 1 pada November 2010 dan Deathly Hallows — Part 2 pada Juli 2011.
Sejak tahun 2006, Warner Bros. Entertainment Inc. mengoperasikan usaha patungan dengan China Film Group Corporation dan HG untuk membentuk Warner China Film HG dalam rangka untuk memproduksi film di Hong Kong dan China, termasuk antaranya film Connected yang merupakan pembuatan ulang dari film genre thriller 2004 berjudul Cellular.
Warner Bros. Entertainment Inc. memainkan peran besar dalam penghentian format HD DVD. Pada tanggal 4 Januari 2008, Warner Bros. mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan dukungan cakram HD DVD demi penggunaan Blu-ray Disc.[194] DVD HD terus dirilis hingga Mei 2008, tetapi HD DVD hanya dirilis setelah pelirilisan Blu-ray dan DVD.
Serial film Harry Potter dari Warner Bros.' merupakan serial film terlaris sepanjang masa di seluruh dunia tanpa disesuaikan dengan inflasi. Seri film Batman merupakan salah satu dari dua seri yang memiliki pembukuan pendapatan film dengan penghasilan lebih dari $1 miliar di seluruh dunia. Harry Potter and the Deathly Hallows - Bagian 2 merupakan film terlaris Warner Bros.' yang pernah ada (melampaui film The Dark Knight).[195] Namun, film Harry Potter menghasilkan kerugian bersih karena perhitungan akuntansi Hollywood.[196] IMAX Corp. menandatangani kontrak dengan Warner Bros. Pictures pada April 2010 untuk merilis sebanyak 20 film format besar hingga 2013.[197]
Pada 21 Oktober 2014, Warner Bros. menciptakan unit digital tipe pendek yaitu Blue Ribbon Content di bawah pimpinan Warner Bros. Animation dan presiden Warner Digital Series Sam Register.[198] Warner Bros. Digital Networks mengumumkan akuisisi perusahaan video online Machinima, Inc. pada 17 November 2016.[199]
Pada 2015, Warner Bros. adalah satu dari hanya tiga studio yang telah merilis sepasang film bernilai miliaran dolar pada tahun yang sama (bersama dengan Walt Disney Studios Motion Pictures dan Universal Studios); tanda keistimewaan tersebut telah dicapai dari tahun 2012 dengan film The Dark Knight Rises dan The Hobbit: An Unexpected Journey.[200][201][202] Pada 2016, itu Warner Bros merupakan satu-satunya studio yang menghasilkan $1 miliar di box office domestik setiap tahunnya sejak tahun 2000.[203]
Pada Juni 2018, perusahaan induk Warner Bros. yaitu Time Warner diakuisisi oleh perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat AT&T serta berganti nama menjadi WarnerMedia serta hak milik Time Inc. menjadi terjual kepada pemilik baru.[204] Pada 16 Oktober 2018, WarnerMedia menutup situs siaran web DramaFever sehingga memengaruhi 20 persen tenaga jaringan digital Warner Bros.'.[205]
Pada tanggal 4 Maret 2019, WarnerMedia mengumumkan rencana mereorganisasi perusahaan dengan membubarkan Turner Broadcasting System dan memindahkan Cartoon Network, Adult Swim, Boomerang, studio produksi masing-masing (Cartoon Network Studios dan Williams Street), serta Turner Classic Movies dan Otter Media berada langsung di bawah Warner Bros. (Layanan televisi Turner yang tersisa akan dibagi menjadi WarnerMedia Entertainment dan WarnerMedia News & Sports masing-masingnya). Selain Otter Media, aset-aset tersebut beroperasi di bawah divisi Global Kids & Young Adults[206] yang baru terbentuk dan berganti nama pada 7 April 2020 menjadi Warner Bros. Global Kids, Young Adults, and Classics.[207] Pada 31 Mei 2019, Otter Media dipindahkan dari Warner Bros. ke WarnerMedia Entertainment untuk mengawal pengembangan HBO Max, layanan siaran baru yang akan menampilkan konten dari merek HBO dan WarnerMedia.[208] Tom Ascheim mengundurkan diri sebagai presiden jaringan kabel Freeform untuk menjadi presiden Warner Bros. divisi Global Kids, Young Adults, dan Classics pada 1 Juli 2020.[209]
Pada 13 November 2019, Warner Bros. meluncurkan iterasi dari logo perisainya yang diperbarui oleh Pentagram untuk menantikan seratus tahun perusahaan Warner Bros.' yang akan datang, dengan menampilkan tampilan logo ramping yang dirancang untuk membuatnya lebih cocok untuk penggunaan dan iterasi multi-platform. Perusahaan juga memesan rupa huruf baru untuk perusahaan yang dipamerkan pada huruf "WB".[210][211]
Warner Bros.' dan HBO Max mengumumkan label film Warner Max pada tanggal 5 Februari 2020 yang akan memproduksi delapan hingga sepuluh film dengan anggaran menengah per tahun untuk layanan siaran mulai tahun 2020.[212] Namun, label tersebut akhirnya dihentikan pada Oktober 2020 sebagai bagian dari konsolidasi grup Warner Bros. Pictures.[213][214][215]
Pada Februari 2022, Village Roadshow, salah satu penyandang dana film The Matrix Resurrections memulai gugatan terhadap Warner Bros. atas rilis hibrida dari sekuel film fiksi ilmiah The Matrix Resurrections. Seperti semua film Warner Bros.' di tahun 2021, film keempat Matrix dirilis secara bersamaan di HBO Max dan di bioskop karena pandemi COVID-19. Menurut keluhan yang diajukan oleh Village Roadshow, keputusan itu menghancurkan harapan box office Desember akan film The Matrix Resurrections.[216]
Pada tanggal 8 April 2022, AT&T mendivestasikan WarnerMedia kepada pemegang sahamnya dan bergabung dengan Discovery Inc. untuk membentuk Warner Bros. Discovery. Perusahaan baru Warner Bros. Discovery dipimpin oleh CEO Discovery David Zaslav.[217][218][219][220]
Warner Bros. Entertainment mengoperasikan sembilan segmen bisnis utama yang mereka sebut "divisi": Motion Pictures, Home Entertainment, Television, Global Kids, Young Adults and Classics, Global Brands and Experiences, Digital Networks, Technology, Live Theater, dan Fasilitas Studio, yang meliputi taman hiburan milik perusahaan, aset terkait perjalanan, produk konsumen, dan divisi penerbitan.
Motion Pictures termasuk unit bisnis utama bagi perusahaan Warner Bros. Entertainment, seperti diantaranya Warner Bros Pictures, New Line Cinema, dan DC Films. Divisi Home Entertainment termasuk diantaranya Warner Bros Interactive Entertainment yang merupakan divisi game Warner Bros. Entertainment.
Grup Film | Grup Televisi | Hiburan Interaktif | Unit lainnya |
---|---|---|---|
|
|
|
Keterhubungan
|
Dari tahun 1971 hingga akhir tahun 1987, pengoperasian distribusi internasional Warner Bros. Inc. berasal dari perusahaan patungan dengan Columbia Pictures. Di beberapa negara, usaha patungan tersebut mendistribusikan film dari perusahaan lain (seperti EMI Films dan Cannon Films di Inggris). Warner Bros. Inc. mengakhiri usaha patungan tersebut pada tahun 1988.
Pada tanggal 4 Mei 1987, Walt Disney Pictures menandatangani perjanjian distribusi teatrikal dengan Warner Bros. International untuk perilisan film dari Disney dan Touchstone di pasar luar negeri, dengan kesepakatan bahwa Disney memegang kendali penuh atas semua keputusan distribusi dan pemasaran produk mereka.[221] Pada tahun 1992, Disney memilih untuk mengakhiri usaha patungan mereka dengan Warner Bros. International untuk mulai mendistribusikan film mereka secara mandiri
Pada tanggal 6 Februari 2014, Columbia TriStar Warner Filmes de Portugal Ltda., merupakan sebuah perusahaan patungan Warner Bros. Entertainment Inc dengan Sony Pictures yang mendistribusikan film kedua perusahaan di Portugal, mengumumkan bahwa mereka akan menutup operasinya pada tanggal 31 Maret 2014.[222] NOS Audiovisuais menangani distribusi film Warner Bros. Entertainment Inc di Portugal sejak saat itu, sedangkan tugas distribusi film Sony Pictures di negara tersebut diambil alih oleh Big Picture Films.
Warner Bros. Entertainment Inc masih menangani distribusi film dari Sony Pictures di Italia.
Penggabungan dan akuisisi perusahaan telah membantu Warner Bros. mengumpulkan beragam koleksi film, kartun, dan program televisi. Pada 2019, Warner Bros. memiliki lebih dari 100.000 jam program, termasuk 8.600 film panjang/utama dan 5.000 program televisi yang terdiri dari puluhan ribu episode tunggal.[223]
Setelah insiden gugatan antimonopoli tahun 1948 serta waktu yang tidak menentu membuat Warner Bros. pada tahun 1956 menjual sebagian besar film dan kartun pra-1950[154][155][156] ke Associated Artists Productions (a.a.p.). Selain itu, a.a.p. juga memperoleh kartun dari Fleischer Studios dan film kartun Popeye dari Famous Studios yang berasal dari Paramount Pictures. Dua tahun kemudian, a.a.p. dijual ke perusahaan United Artists yang berdiri sampai tahun 1981 dikarenakan Metro-Goldwyn-Mayer mengakuisisi United Artists.[224][225]
Pada tahun 1982, selama tahun-tahun independen Warner Bros., Turner Broadcasting System mengakuisisi Brut Productions yang merupakan cabang produksi film dari perusahaan perawatan diri Faberge Inc yang berbasis di Prancis.[226]
Pada tahun 1986, Turner Broadcasting System mengakuisisi Metro-Goldwyn-Mayer. Menyadari bahwa Turner Broadcasting System berada dalam hutang yang besar, Turner Entertainment menyimpan perpustakaan film dan televisi MGM pra-Mei 1986 dan sebagian kecil dari perpustakaan United Artists (termasuk perpustakaan a.a.p dan hak cipta bagian Amerika Utara ke perpustakaan RKO Radio Pictures) sambil mencari sumber penghasilan tambahan dari tumpuan MGM.[227]
Pada tahun 1989, Warner Communications mengakuisisi Lorimar-Telepictures Corporation.[228][229] Katalog Lorimar termasuk diantaranya perpustakaan perusahaan Rankin/Bass Productions pasca-1974, dan perpustakaan studio film Monogram Pictures/Allied Artists Pictures Corporation pasca-1947.
Pada tahun 1991, Turner Broadcasting System mengakuisisi studio animasi Hanna-Barbera dan perpustakaan Ruby-Spears dari Great American Broadcasting, dan bertahun-tahun kemudian, Turner Broadcasting System mengakuisisi Castle Rock Entertainment pada 22 Desember 1993,[230][231] dan New Line Cinema pada 28 Januari 1994.[232][233] Pada 10 Oktober 1996, Time Warner mengakuisisi Turner Broadcasting System, sehingga membawa Warner Bros.' perpustakaan pra-1950 kembali ke rumahnya. Namun, Warner Bros. hanya memiliki perpustakaan Castle Rock Entertainment pasca 1994. Pada tahun 2008, Time Warner mengintegrasikan New Line ke dalam Warner Bros.
University of Southern California Warner Bros. Archives merupakan studio koleksi tunggal terbesar di dunia. Penyumbangan koleksi dilakukan pada tahun 1979 ke USC's School of Cinema-Television oleh Warner Communications. Warner Bros. Archives juga menampung catatan departemen yang merinci kegiatan Warner Bros. dari film panjang utama pertama berjudul My Four Years in Germany (1919), hingga penjualannya ke Seven Arts pada tahun 1969. Arsip tersebut menyajikan pandangan lengkap dari proses produksi selama Golden Age of Hollywood. UA (United Artist) menyumbangkan negatif nitrat sebelum tahun 1950 Warner Bros. ke Library of Congress dan negatif nitrat pasca-1952 ke UCLA Film and Television Archive. Sebagian besar file hukum, skrip, dan materi produksi perusahaan Warner Bros. disumbangkan ke Wisconsin Center for Film and Theater Research.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.