Unjuk rasa Chili 2019–2021
Unjuk rasa di Chili / From Wikipedia, the free encyclopedia
Unjuk rasa Chili 2019 merupakan protes sipil yang sedang berlangsung di seluruh Chili dalam menanggapi sebuah kenaikan tarif kereta bawah tanah Santiago Metro, meningkatkanya biaya hidup, privatisasi, dan ketidaksetaraan yang lazim di negara ini.[12][13][14][15][16]
Unjuk rasa Chili 2019 | |||
---|---|---|---|
Bagian dari Demonstrasi Amerika Latin 2019 | |||
Tanggal | 6 Oktober 2019 – Sekarang[1] (4 tahun, 245 hari) | ||
Lokasi | Chili | ||
Sebab | |||
Tujuan |
| ||
Metode | Protes, penghindaran tarif, Pembelotan sipil, Kerusuhan, kerusakan properti publik dan privat | ||
Status | Berlangsung
| ||
Pihak terlibat | |||
| |||
Tokoh utama | |||
| |||
Jumlah | |||
Jumlah korban | |||
Korban jiwa | 21 orang (per November 2019)[9][10] | ||
Terluka | 2,429+ | ||
Ditahan | ~5,400[11] |
Unjuk rasa dimulai di ibukota Chli, Santiago, yang merupakan kampanye penghindaran terkoordinasi oleh para siswa sekolah menengah yang menyebabkan pengambilalihan secara spontan dari stasiun kereta utama kota dan konfrontasi dengan Polisi Chili. Pada tanggal 18 Oktober, keadaan semakin meningkat saat kelompok-kelompok demonstran yang terorganisir bangkit dalam pemberontakan di seluruh kota, merebut banyak stasiun dari Santiago Metro (Bagian dari Red) dan melumpuhkan mereka dengan kerusakan infrastruktur yang luas akhirnya mematikan jaringan stasiun secara keseluruhan. Secara total, 81 stasiun telah dirusak, dan 17 stasiun yang terbakar.[17][18] Pada hari yang sama Presiden Chili Sebastián Piñera megumumkan keadaan darurat di Chili, yang mengerahkan personil Angkatan Darat Chili di seluruh wilayah utama untuk menegakkan ketertiban dan mencegah perusakan barang-barang publik dan meminta di depan pengadilan Ley de Seguridad del Estado ( "Hukum Keamanan Negara") terhadap puluhan tahanan. Jam Malam mulai diumumkan pada tanggal 19 Oktober di wilayah Greater Santiago.[19][20]
Protes dan kerusuhan telah meluas di kota-kota lain di luar Santiago, seperti Concepción, San Antonio, dan Valparaíso.[21] Keadaan darurat diperluas ke Provinsi Concepcion (Kecuali Pulau Paskah dan Kepulauan Juan Fernández) dan kota-kota Antofagasta, Coquimbo, Iquique, La Serena, Rancagua, Valdivia, Osorno, dan Puerto Montt. Protes telah dikarakterisasi sebagai "kerusuhan sipil terburuk" yang terjadi di Chil sejak akhir kediktatoran kediktatoran militer Augusto Pinochet karena skala infrastruktur publik, jumlah demonstran, dan langkah-langkah yang diambil pemerintah[22]
Pada tanggal 25 Oktober, lebih dari satu juta orang turun ke jalan di seluruh Chili untuk memprotes Presiden Piñera, menuntut untuk mengundurkan diri dari jabatannya.[23][24] Hingga 26 Oktober, 19 orang telah tewas, hampir 2.500 orang terluka, dan 2.840 tertangkap.[24][10] Organisasi hak asasi manusia telah menerima beberapa laporan tentang pelanggaran yang dilakukan terhadap para demonstran oleh aparat keamanan, termasuk penyiksaan, pelecehan seksual, serta pemerkosaan.[25][26][27] Pada tanggal 28 Oktober, Presiden Piñera mengubah delapan menteri kabinetnya sebagai tanggapan atas kerusuhan tersebut, dan membebastugaskan Menteri Dalam Negeri Andrés Chadwick.[28][29]