Tragedi Armero
From Wikipedia, the free encyclopedia
Tragedi Armero (bahasa Spanyol: Tragedia de Armero) adalah tragedi yang terjadi setelah letusan Gunung Berapi Komposit Nevado del Ruiz di Tolima, Kolombia, pada 13 November 1985. Letusan gunung berapi ini terjadi setelah 69 tahun tidak aktif, sehingga membuat kota-kota terdekat tidak siap. Walaupun organisasi vulkanologi telah memperingatkan pemerintah untuk mengevakuasi daerah tersebut setelah mereka mendeteksi aktivitas gunung berapi dua bulan sebelumnya, ketidak siapan kota ini menyebabkan kematian lebih dari 23.000 jiwa.[1]
Tanggal | 13 November 1985 |
---|---|
Lokasi | Nevado del Ruiz, Tolima, Kolombia |
Koordinat | 04°57′48″N 74°54′20″W |
Jenis | Lahar |
Penyebab | Letusan gunung berapi |
Tewas | 23.000+ |
Cedera | 5.000 |
Hilang | 3.300 |
Kerugian harta benda | $1 miliar USD |
Ketika aliran piroklastik atau awan panas meletus dari kawah gunung berapi, aliran tersebut mencairkan gletser gunung dan mengirimkan empat aliran lahar yang sangat besar (berupa semburan lumpur, tanah longsor, dan aliran puing-puing yang disebabkan oleh aktivitas vulkanis) yang menuruni lerengnya pada kecepatan 50 km/h (30 mph). Kecepatan aliran lahar bertambah di lurah dan melanda kota Armero, menewaskan lebih dari 20.000 jiwa dari hampir 29.000 orang penduduknya.[2] Korban jiwa di kota-kota lain, khususnya Chinchiná, menjadikan jumlah korban tewas secara keseluruhan menjadi 23.000. Rekaman dan foto Omayra Sánchez, salah satu korban dari bencana ini yang masih sangat muda, dipublikasikan di seluruh dunia. Foto-foto lahar dan dampak bencana lainnya menarik perhatian dunia dan menimbulkan kontroversi mengenai sejauh mana pemerintah Kolombia bertanggung jawab atas bencana tersebut. Sebuah spanduk di pemakaman massal di Ibagué bertuliskan, "Gunung berapi tidak membunuh 22.000 orang rakyat. Pemerintahlah membunuh mereka."
Upaya penyelamatan dalam bencana ini terhambat oleh komposisi lumpur, sehingga hampir mustahil untuk melewatinya tanpa terjebak. Pada saat para relawan penyelamat mencapai Armero dua belas jam setelah letusan, sebagian besar korban yang mengalami luka serius telah meninggal. Para relawan penyelamat dihadapkan dengan pemandangan pohon tumbang, tubuh manusia yang cacat, dan tumpukan puing-puing yang amat mengerikan. Ini adalah bencana vulkanik paling mematikan kedua di abad ke-20, setelah letusan Gunung Pelée pada tahun 1902, dan merupakan peristiwa vulkanik paling mematikan keempat yang tercatat sejak tahun 1500.
Peristiwa ini merupakan bencana yang sebenarnya dapat dideteksi secara dini, namun diperburuk oleh ketidaksadaran masyarakat akan sejarah kerusakan yang telah ditimbulkan oleh gunung berapi tersebut. Ahli geologi dan ahli lainnya dikatakan telah memperingatkan pihak berwenang dan media tentang bahaya letusan gunung berapi ini, beberapa minggu menjelang letusan terjadi. Peta bahaya di sekitar lokasi telah disiapkan namun alur distribusinya sangat buruk. Pada hari terjadinya letusan, beberapa upaya evakuasi dilakukan, namun badai hebat menghambat komunikasi tim penyelamat. Banyak korban yang tetap tinggal di rumah mereka seperti yang diinstruksikan, percaya bahwa letusan telah berakhir. Kebisingan badai juga menghalangi banyak orang untuk mendengar suara letusan, sehingga banyak korban terlambat menyadari terjadinya letusan dan terjebak.
Nevado del Ruiz telah meletus beberapa kali sejak tahun 1985, dan terus mengancam nyawa hingga 500.000 orang -orang yang tinggal di sepanjang lembah Sungai Combeima, Chinchiná, Coello-Toche, dan Guali. Sebuah aliran lahar (atau sekelompok lahar) yang ukurannya serupa dengan peristiwa tahun 1985 dapat menempuh jarak sejauh 100 km dari gunung berapi dan dapat dipicu oleh letusan kecil gunung. Untuk mengatasi ancaman ini, pemerintah Kolombia membentuk kantor khusus yang mengelola sistem nasional untuk mengidentifikasi, mencegah, menyiapkan, dan mengelola kemungkinan terjadinya bencana alam. Kantor khusus ini dinamakan Unit Nasional untuk Manajemen Risiko Bencana (Sistema Nacional de Gestión del Riesgo de Desastres [es]).[3] Survei Geologi Amerika Serikat juga membentuk Program Bantuan Bencana Gunung Berapi dan Tim Bantuan Krisis Gunung Berapi, yang mengevakuasi sekitar 75.000 orang dari daerah sekitar Gunung Pinatubo sebelum letusannya pada tahun 1991. Semua wilayah di Kolombia, berdasarkan undang-undang, memiliki rencana teritorial yang mencakup identifikasi ancaman bencana alam, perlakuan terhadap izin mendirikan bangunan, dan kesiapsiagaan untuk mencegah dan mengelola bencana alam melalui program-program yang telah membantu menyelamatkan banyak nyawa dalam banyak bencana alam sejak Tragedi Armero.