The Satanic Verses
From Wikipedia, the free encyclopedia
The Satanic Verses adalah novel keempat karya penulis Inggris-India, Salman Rushdie. Pertama kali diterbitkan pada bulan September 1988, buku ini terinspirasi oleh kehidupan nabi Islam Muhammad. Seperti buku-bukunya yang lain, Rushdie menggunakan realisme magis dan mengandalkan peristiwa dan tokoh-tokoh kontemporer untuk membentuk karakter-karakternya. Judul novel ini mengacu pada insiden ayat-ayat setan,[1] yang merupakan sebuah peristiwa pada masa hidupnya Muhammad, di mana ia pernah mengaku bahwa ayat-ayat yang telah ia sampaikan ke khalayak ramai pada hari sebelumnya yang memuji 3 Dewi pagan Makkah, ternyata bukanlah berasal dari Tuhan melainkan berasal dari setan.[2] Sehingga Allah pun membatalkan ayat-ayat tersebut dan menggantikannya dengan ayat-ayat dari-Nya.[3][4][5] Riwayat ini disepakati kebenarannya oleh ulama-ulama islam awal (Salaf) dan yang datang berikutnya (Khalaf),[6] dan tercatat pada kitab-kitab sejarah Islam seperti beberapanya yang ditulis oleh al-Waqidi dan ath-Tabari.[1]
Pengarang | Salman Rushdie |
---|---|
Negara | Britania Raya |
Bahasa | Inggris |
Genre | Realisme Magis |
Diterbitkan | 1988 |
Jenis media | Cetak (Hardcover dan Paperback) |
Halaman | 546 (edisi pertama) |
ISBN | ISBN 0-670-82537-9 |
OCLC | 18558869 |
823/.914 | |
LCC | PR6068.U757 S27 1988 |
Novel ini mendapat penilaian yang sangat positif secara luas dari para kritikus, dan merupakan finalis Booker Prize 1988, dan memenangkan Whitbread Award pada tahun 1988 untuk novel terbaik untuk tahun tersebut.[7] Timothy Brennan menyebut karya ini sebagai "novel paling ambisius yang pernah diterbitkan yang membahas pengalaman seorang imigran di Inggris".
Buku tersebut dan apa yang dianggap sebagai penistaan agama di dalamnya dikutip sebagai motivasi dalam pengeboman, pembunuhan, dan kerusuhan ekstremis Islam dan memicu perdebatan tentang penyensoran dan kekerasan bermotif agama. Khawatir akan kerusuhan, pemerintah Rajiv Gandhi melarang impor buku tersebut ke India.[8][9] Pada tahun 1989, Pemimpin Tertinggi Iran, Ruhollah Khomeini menyerukan supaya Rushdie dibunuh, yang mengakibatkan beberapa upaya pembunuhan terhadap sang penulis, yang diberikan perlindungan polisi oleh pemerintah Inggris,[10] dan serangan terhadap individu-individu yang terkait, termasuk penerjemah novelnya ke dalam Bahasa Jepang Hitoshi Igarashi, yang ditikam sampai mati oleh pria berkebangsaan Bangladesh pada tahun 1991. Upaya pembunuhan terhadap Rushdie terus berlanjut, di mana yang terkini, pada 12 Agustus 2022, seorang pria bernama Hadi Matar, menikam Rushdie ketika akan berpidato di Chautaqua, New York.[11] Rushdie segera dilarikan ke rumah sakit pada saat itu. Pada 14 Agustus 2022, dilaporkan bahwa Rushdie telah lepas dari ventilator dan sudah dapat berbicara.[12]