Loading AI tools
untuk di hafalkan Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Sebagian para ahli logika menyebut silogisme sebagai penyimpulan tidak langsung (immediate inference), karena dalam silogisme menyimpulkan pengetahuan baru yang kebenarannya diambil secara sintesis. Silogisme berasal dari bahasa Yunani, yang berarti kesimpulan. Kesimpulan tersebut bisa dibangun dan ditemukan melalui dua permasalahan yang terdiri dari premis khusus dan premis umum.[1] Silogisme menjadikan cara berpikir sistematis dan jelas, hal ini dikarenakan silogisme memberikan ruang untuk berpikir kritis agar bisa membedakan argumen yang valid atau tidak.[2] Keberadaan sosok seorang filsuf Aristoteles begitu erat hubungannya dengan Silogisme. Beliau berasumsi bahwa terdapat dua bentuk kesimpulan yang logis salah satunya adalah silogisme ini. Filsuf Aristoteles memberikan gambaran silogisme pada pemikiran logika tradisional beliau di mana silogisme diartikan sebagai cara menarik kesimpulan secara deduktif dengan menarik premis umum dan khusus. Secara umum silogisme juga dibagi ke dalam beberapa bagian seperti Silogisme kategorik, silogisme hipotetik, dan silogisme disjungtif.[3] Logika dalam Islam dikenal sebagai ilmu mantiq sebagai kaidah berpikir oleh Aristoteles kemudian mulai berkembang dalam dunia Islam. Sejak kedatangan logika ini menimbulkan banyak tanggapan dari para ulama dan pemikir Islam pada masa itu.Manusia pada hakikatnya berkomunikasi dengan orang lain pastilah muncul kata-kata yang kemudian dirangkai menjadi kalimat. Kalimat tersebut ada yang merupakan kalimat tanya, berita, aktif ataupun pasif dan sebagainya. Semua kalimat tersebut muncul secara sadar disampaikan oleh orang dalam berkomunikasi untuk memperlancar interaksi dengan orang lain.[4]
Silogisme memiliki tiga preposisi yang bagian pertama adalah premis utama yang bergeneralisasi kemudian premis khusus dan yang terakhir adalah kesimpulan.[5]
Silogisme tidak bisa dipisahkan dengan logika. Logika sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu "logos" yang memiliki arti perkataan. Kata "Logika" pertama kali diperkenalkan oleh tokoh bernama Zeno dari Citium. Lahirnya sebuah logika dirintis oleh golongan Sofis, Sokrates, dan Plato. Aristoteles adalah tokoh yang mengembangkan tentang logika. Ia menulis enam buku yang berkaitan dengan logika yaitu, Categoriae (berisi tentang pengertian-pengertian), De Interpretatiae (membahas tentang keputusan-keputusan), Analitica Priora (membahas tentang silogisme), Analitica Posteriora (membahas tentang pembuktian), Topika (membahas tentag teknik berdebat), dan De Sophisticis Elenchis (membahas tentang kesalahan-kesalahan dalam berpikir). Dari buku tersebutlah muncul istilah silogisme.[6] Definisi aristoteles mendefinisikan silogisme adalah wacana di mana hal-hal tersebut menyatakan sesuatu untuk mengikuti kebutuhan dari sebuah keberadaan. Namun pada praktiknya begitu membatasi istilah itu dalam argumen mengandung tempat dan kesimpulan yang masing-masing merupakan proposisi kategoris.[7]
Penemu pemikiran silogisme adalah seorang filsuf terkenal di masanya. Menurut dia silogisme ini terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan. Aristoteles menyebutkan bahwa silogisme begitu berhubungan dengan premis awal dan kedua hingga pada keputusan yang ada.[8] Singkatnya dapat dikatakan bahwa terapi rasional-emotif berupaya dalam memberikan kebenaran penalaran sebagai bentuk menghapus emosi yang tidak dikehendaki. Penjelasan secara gamblang hakekat itu sendiri terbagi menjadi dua yaitu, dua aspek bentuk penalaran (Konklusi dan premis) kemudian dua macama penalaran yang saling berkaitan.[9]
Dalam dunia islam logika di istilahkan sebagai ilmu mantiq yang dirintis oleh Aristoteles dan mulai berkembang di dunia Islam pada masa Umayyah. Logika dalam dunia Islam sangat mendapat tanggapan yang beraneka ragam di mana apresiasi dan pengembangannya lebih pada cara penafsiran dan penyempurnaan.[10]
Penalaran deduktif silogisme mengandung tiga proposisi. Diantara tiga proposisi itu adalah premis, minor dan kesimpulan. Premis mayor biasanya mengandung generalisasi sedangkan premis minor memuat pernyataan peristiwa kemudian kesimpulan sebagai bentuk pernyataan keseluruhan yang berlaku.[11] Dalam silogisme terdapat berbagai bentuk penyimpulan tidak langsung dua proposisi atau premis dengan mengambil proposisi baru. Silogisme ini terstruktur dalam penilaian atau yang disebut premis dari deduksi produk antara dua premis atau kesimpulan. Aspek-aspek yang berkaitan dengan tempat dan konsekuensinya. Susunan silogisme itu antara lain :[12]
Dalam setiap penyebutan tidak langsung yang terdapat dalam dua proposisi atau premis-premis dengan kesimpulan proposisi baru sehingga pembagiannya disebut premis umum dan premis khusus atau minor. Kesimpulannya adalah premis-premis ini memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.[13] Kedudukan pembanding (M) pada premis awal dan selanjutnya dengan keterangan pola premis universal positif (PM), premis partikular positif (SM) dan konklusi partikular positif (SP) maka silogisme dapat dibedakan menjadi empat bentuk pola antara lain :[14]
Model-model baru yang dikembangkan dengan menggunakan pemikiran-pemikiran, kontravers, konvers, invers, dan kontraposisi. Logis tersebut perlu dipertahankan dari segi kebenarannya dari sebuah tautology agar dapat digunakan dalam mengambil keputusan sehingga menghasilkan kesimpulan yang benar. Pada tabel berikut model-model silogisme antara lain :[15]
Berikut adalah jenis-jenis silogisme :[8]
Silogisme kategorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan proposisi kategorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi dua yaitu premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh
Premis 1 (P) | Semua manusia akan mengalami kematian |
---|---|
Premis 2 (Q) | Mahasiswa dan dosen adalah manusia |
Kesimpulan | Mahasiswa dan dosen akan mengalami |
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).
Contoh:
Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan
Contoh:
Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positif
Contoh:
Contoh:
Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah:
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen:
Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:
Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif kontradiktif. Contoh:
Silogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif bukan kontradiktif. Contoh:
Hukum-hukum Silogisme Disjungtif
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Konklusi yang salah karena bisa jadi dia lari ke kota lain.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.