Serangan Rojava 2019
serangan militer Turki di Suriah utara tahun 2019 / From Wikipedia, the free encyclopedia
Serangan Rojava 2019, disebut Operasi Mata Air Damai (Turki: Barış Pınarı Harekâtı) oleh pemerintah Turki, adalah operasi militer berlangsung yang dilancarkan oleh Angkatan Bersenjata Turki dan Tentara Nasional Suriah (SNA) terhadap daerah-daerah yang dikontrol Kurdi di bawah Pemerintahan Otonom Suriah Utara dan Timur (NES), biasa disebut Rojava, dan gerakan bersenjatanya, Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Serangan Rojava 2019 | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Konflik Rojava, Keterlibatan Turki di Perang Saudara Suriah, dan Konflik Kurdi-Turki (2015–sekarang) | |||||||
Pengeboman Ras al-Ayn pada 10 Oktober 2019 | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Republik Turki Pemerintahan Sementara Suriah[6][7] |
Pemerintahan Otonom Suriah Utara dan Timur Republik Arab Suriah[8][9] (sejak 13 Oktober; kesepakatan) | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Hulusi Akar (Menteri Pertahanan) Jen. Yaşar Güler (Kepala Staf Umum)[10] Letjen. Sinan Yayla (Komandan AD ke-2) Brigjen. Salim Idris (Menteri Pertahanan) Sayf Abu Bakr (Komandan Divisi Hamzah)[11] |
Mazlum Abdi (Panglima) Riad Khamis al-Khalaf (Komandan Dewan Militer Tal Abyad) Imad Meno (Komandan Dewan Militer Serê Kanîyê)[12] Ebu Azzam Ceyat †[13] (Komandan Dewan Militer Deir ez-Zor) | ||||||
Pasukan | |||||||
Lihat urutan tempur | Lihat urutan tempur | ||||||
Kekuatan | |||||||
80.000[14] | 40.000–60.000 [16][17] | ||||||
Korban | |||||||
Versi SOHR:[18] Versi Turki:[19] 16 tewas 2 tewas[a] |
Versi SOHR:[20] Versi SDF: Versi Turki: 550 tewas, cedera, atau ditangkap[22][23] | ||||||
64 warga sipil tewas di Suriah akibat serangan TAF dan SNA[24] dan 1 warga sipil tewas akibat mortir SDF (versi SOHR)[25] 18 warga sipil tewas di Turki akibat mortir SDF (versi Kemendagri Turki)[26][27] 130.000+ warga sipil mengungsi[28][29] | |||||||
a Dua tentara Turki tewas di daerah Operasi Pohon Zaitun di Suriah barat laut.[30] Keduanya juga dihitung oleh SOHR.[3] |
Pada 6 Oktober 2019, pemerintah Amerika Serikat memerintahkan pasukan Amerika untuk menarik diri dari timur laut Suriah, tempat AS mendukung sekutu Kurdi mereka.[31] Operasi militer dimulai pada 9 Oktober 2019 ketika Angkatan Udara Turki melancarkan serangan udara di kota-kota perbatasan, termasuk Ras al-Ayn.[32]
Menurut Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, operasi itu dimaksudkan untuk mengusir Pasukan Demokratik Suriah (yang Turki anggap sebagai organisasi teroris karena hubungannya dengan Partai Pekerja Kurdistan, tetapi dianggap Amerika Serikat dan negara-negara lain sebagai sekutu melawan ISIS), serta untuk menciptakan "zona aman" sejauh 30 kilometer di Suriah Utara sehingga memungkinkan kembalinya sebagian dari 3,6 juta pengungsi Suriah di Turki.[33] Tindakan Turki mendapat kecaman dari bebagai negara.[34]