![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/1f/Norco_Range.jpg/640px-Norco_Range.jpg&w=640&q=50)
Sepeda gunung
From Wikipedia, the free encyclopedia
Sepeda gunung (bahasa Inggris: MTB[1]) adalah sepeda yang digunakan dalam medan berat. Sepeda gunung memiliki beberapa kesamaan dengan sepeda lain, tetapi ada fitur yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan dan kinerja di meda kasar, lebih berat, lebih kompleks, dan kurang efisien di permukaan jalan yang halus.[2] Sepeda ini biasanya memiliki garpu suspensi, ban off-road yang besar, roda yang lebih tahan lama, rem lebih bertenaga, setang lurus, dan ekstra lebar untuk meningkatkan keseimbangan dan kenyamanan di medan kasar, serta roda gigi dengan rasio lebar yang dioptimalkan untuk topografi dan aplikasi (mis., pendakian curam atau penurunan cepat). Suspensi belakang umum ditemui pada sepeda yang digunakan untuk menempuh medan ekstrem, namun juga mulai banyak dipakai pada sepeda jalur ringan. Dropper posts biasanya juga dipasang untuk memungkinkan pengendara menyesuaikan ketinggian sadel dengan cepat.[3] (posisi sadel yang ditinggikan lebih efektif untuk mengayuh, tetapi dapat berbahaya dalam manuver agresif).
![Thumb image](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/1f/Norco_Range.jpg/640px-Norco_Range.jpg)
Sepeda gunung umumnya dikhususkan untuk digunakan di jalur gunung, jalur tunggal, jalan kebakaran, dan permukaan tak beraspal lainnya. Medan bersepeda gunung umumnya memiliki bebatuan, akar, tanah yang gembur, dan tanjakan yang curam. Banyak jalur memiliki fitur jejak teknis tambahan (TTF) seperti tumpukan kayu, wahana kayu, taman batu, skinnies, lompatan celah, dan wahana dinding. Sepeda gunung dibuat untuk menangani jenis medan dan fitur ini. Geometri solid dan kuat yang dikombinasikan dengan pelek yang lebih kuat dan ban yang lebih lebar juga membuat jenis sepeda ini populer di kalangan pengendara dan kurir perkotaan yang harus melewati lubang dan melewati trotoar.[4]
Sejak perkembangan olahraga sepeda gunung di tahun 1970-an, banyak subtipe baru dari sepeda gunung yang berkembang, seperti cross country (XC), enduro, all-mountain, freeride, downhill, dan berbagai jenis track dan slalom. Masing-masing membutuhkan desain sepeda gunung yang berbeda untuk kinerja yang optimal. Pengembangan MTB telah menyebabkan peningkatan perjalanan suspensi, sekarang hingga mencapai 8 inci (200 mm), dan persneling hingga 13 kecepatan, untuk memfasilitasi pendakian dan penurunan cepat. Kemajuan dalam persneling juga telah menyebabkan munculnya drivetrain "1x" (single chainring), menyederhanakan persneling menjadi satu cincin rantai di depan dengan banyak gir kaset di belakang, biasanya dengan 9 hingga 12 sproket. 1x gearing mengurangi bobot sepeda secara keseluruhan, meningkatkan ground clearance, dan sangat menyederhanakan proses pemilihan gigi, tetapi drivetrain 2 atau 3 ring masih umum ditemui pada sepeda gunung entry-level.
Ungkapan "sepeda segala medan", "sepeda segala medan", dan akronim "ATB" (all terrain bicycle) juga digunakan untuk menyebut "sepeda gunung",[5][6][7][8][9] tetapi beberapa penulis menganggap penyebutan ini ketinggalan zaman.[10]