Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Mas Sardi (Desember 1910 – 21 Oktober 1953) adalah komponis dan musisi Indonesia yang dikenal sebagai pengarah musik profesional pertama di negara ini. Ia bersama istrinya, Hadidjah, adalah orang tua musisi pemenang Piala Citra, Idris Sardi.
Sardi lahir di Yogyakarta, Hindia Belanda, bulan Desember 1910. Ia bersekolah di sebuah Lagere School dan belajar biola bersama ayahnya, ketua Norma Orchestra di keraton Sultan Hamengkubuwono VII. Sardi kemudian dikirim untuk belajar bersama orang lain, dua di antaranya adalah Gernando dan Jonocy. Jonocy adalah ketua orkestra yang sering pentas di balai masyarakat setempat. Sardi bermain untuk Jonocy, lalu keluar untuk keliling Jawa Tengah bersama Kunstkring. Ia kadang memimpin orkestra tersebut di keraton Sultan jika ayahnya sedang berhalangan.[1]
Pada tahun 1936, Sardi pindah ke Jakarta untuk bergabung dengan grup Faroka yang anggotanya meliputi Roekiah dan suaminya, Kartolo. Ia pindah ke Sweet Java Opera tahun 1937.[1] Tahun 1939, ia menikahi Hadidjah dan dikaruniai seorang putra, Idris.[2] Pada tahun itu juga ia diminta The Teng Chun dari Java Industrial Film untuk menjadi pengarah musik di perusahaannya. Sardi menerima tawaran tersebut dan menjadi pengarah musik profesional pertama di Hindia Belanda.[1] Sementara itu, Hadidjah bekerja sebagai aktris.[2]
Sebagai pengarah musik, Sardi mengawali kariernya di film Alang-Alang (1939).[1] Hadidjah membintangi film ini bersama Mohamad Mochtar untuk menyaingi pasangan super Roekiah dan Rd Mochtar yang bekerja di Tan's Film.[3] Alang-Alang sukses besar di Hindia Belanda dan Malaya Britania. Sejarawan film Indonesia Misbach Yusa Biran menyebut kesuksesannya sebagai salah satu penyebab bangkitnya industri film dalam negeri pada tahun 1940.[4] Selama dua tahun berikutnya, Sardi menggubah musik untuk beberapa film JIF, termasuk Rentjong Atjeh, Srigala Item, dan Matula.[1]
Jepang menduduki Hindia Belanda pada bulan Maret 1942 dan membubarkan semua studio film kecuali satu. Java Industrial Film ikut dibubarkan.[5] Sepanjang tiga tahun masa pendudukan ini, Sardi bekerja di radio Jepang. Tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Pada akhir tahun itu, pemerintah kolonial Belanda datang kembali dan menduduki ibu kota Jakarta. Sardi menolak bekerja untuk Belanda dan memutuskan bermain sambil mengumpulkan tip di restoran, bar, dan acara pernikahan.[1]
Setelah pemerintah Republik merebut kembali ibu kota, Sardi bekerja lagi di radio di bawah kepemimpinan Sjaiful Bachri. Ia meninggal dunia di Jakarta tanggal 21 Oktober 1953 pada usia 42 tahun, meninggalkan istri dan putranya.[1] Hadidjah masih terlibat di beberapa film sebelum meninggal dunia tahun 2013,[6] sedangkan Idris memenangkan Piala Citra atas musik film gubahannya.[7]
Sardi menjadi pengarah musik di tujuh film:
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.