Revolusi Neolitikum atau Transisi Demografi Neolitikum, yang terkadang disebut juga Revolusi Pertanian, adalah sebuah perubahan besar beberapa kebudayaan manusia dari gaya hidup pemburu-pengumpul menjadi bertani dan beternak lalu meninggalkan kebiasaan hidup nomaden dan mulai menetap untuk membuat pemukiman.[1] Dalam banyak buku dan literatur arus utama bertopik sejarah di Indonesia, topik seputar periodisasi zaman praaksara menurut ilmu arkeologi menyebut bahwa manusia pertama kali mengenal kebiasaan bertani dan bercocok tanam di mulai dari zaman batu baru, di saat mereka mampu menghasilkan perkakas batu yang lebih halus dan bagus.[2]

Sebuah sabit milik petani Sumeria dari tahun 5,000 SM
Informasi lebih lanjut Sejarah dan PrasejarahUmat Manusia, Masa Prasejarah (sistem tiga zaman) ...
Tutup

Latar Belakang

Istilah revolusi neolitikum pertama kali dicetuskan pada 1923 oleh V. Gordon Childe yang mula-mula mendeskripsikannya sebagai serangkaian revolusi agrikultur dalam sejarah Timur Tengah.[3] Selama lebih dari 2,5 juta tahun manusia mempertahankan gaya hidup mencari makan dengan berburu hewan liar, namun transisi menuju pertanian dan peternakan di mulai sekitar 10.000 tahun yang lalu di sebuah wilayah yang dikenal dengan hilal subur (membentang dari sungai Nil hingga Turki Tenggara dan sungai Tigris) dimulai dengan praktik domestikasi gandum dan kambing.[4][5]

Referensi

Daftar pustaka

Pranala luar

Wikiwand in your browser!

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.

Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.