Halaman ini berisi artikel tentang bahan fermentasi. Untuk jenis organisme yang sering disebut dengan nama serupa, lihat Khamir.
Ragi atau fermen merupakan zat yang dapat menyebabkan fermentasi. Ragi biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran kecil atau cairan nutrien. Ragi umumnya digunakan dalam industri makanan untuk membuat makanan dan minuman hasil fermentasi seperti acar, tempe, tape, roti, dan bir.
Ragi instan kering dalam sendok. Cara mengetahui ragi masih aktif atau tidak adalah dengan cara melarutkan ragi dengan air dalam wadah yang sesuai plastik misalnya kemudian tambahkan susu manis aduk, setelah sekian menit bila ada gelembung berarti ragi masih aktif. Setelah itu baru ditambahkan tepung dan lain lain, terjadilah pra fermentasi dan fermentasi dengan semakin banyak dan membesarnya gelembung gas karbon dioksida dalam adonan. Ragi akan bekerja lebih lambat jika mentega, telur, garam atau tepung terlalu mendominasi juga wadah dan temperatur lingkungan tidak sesuai.
Fermentasi sedang berlangsung.
Adonan pasca fermentasi dengan ragi. Adonan dasar bubur bergelembung seperti ini dapat dimasak, kukus, goreng, bakar panggang bake oven sebagai pancake, serabi, pukis, martabak terang bulan, flatbread, apam kukus, bolu, roti, donat, pizza, dengan topping dan campuran yang sesuai. Adonan awal sebelumnya dapat berupa kocokan putih telur krim mengembang ditambahkan susu manis (santan), ragi aktif, fermentasikan baru tambahkan tepung dan sebagainya.
Berbagai jenis ragi yang digunakan di berbagai negara dan kebudayaan di dunia dibuat menggunakan media biakan tertentu dan campuran tertentu galur fungi dan bakteri[1][2] Berikut adalah sebutan untuk ragi dalam berbagai kebudayaan:
Qū (sederhana: 曲; tradisional: 麴, juga ditulis chu) (Cina)