![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fb/DickinsoniaCostata.jpg/640px-DickinsoniaCostata.jpg&w=640&q=50)
Proarticulata
From Wikipedia, the free encyclopedia
Proarticulata adalah sebuah filum yang diusulkan untuk sebuah kelompok hewan berbentuk cakram pipih dengan simetri bilateral yang diketahui dari bukti fosil yang ditemukan pada deposit batuan laut Ediakara Akhir. Batuan tersebut berasal dari ~567 hingga 550 juta tahun silam.[1][2] Namanya berasal dari kata bahasa Yunani προ (pro-) = "sebelum" dan Articulata, yakni merujuk kepada rentang fosilnya yang ada sebelum hewan dengan segmentasi modern seperti annelida dan artropoda muncul. Filum ini dicetus oleh Mikhail A. Fedonkin pada 1985 untuk hewan-hewan seperti Dickinsonia, Vendia, Cephalonega, Praecambridium[3] dan banyak anggota-anggota lainnya (lihat daftar dibawah).[4][5]
Proarticulata ![]() | |
---|---|
![]() Fosil dari Spriggina | |
Taksonomi | |
Superkerajaan | Holozoa |
Kerajaan | Animalia |
Filum | Proarticulata ![]() |
Kelas/Famili | |
|
Karena morfologinya yang sederhana, afinitas dan gaya hidup mereka masih diperdebatkan. Mereka secara universal dianggap sebagai anggota dari metazoa karena memiliki bentuk tubuh yang memiliki sumbu utama, yang membuatnya disarankan sebagai anggota dari stem-bilateria. Berbeda dengan makhluk bersegmen lainnya, tubuh dari Proarticulara terbagi menjadi segmen-segmen khas yang hanya dapat ditemukan pada kehidupan Ediakara yang disebut sebagai "isomer". Isomer tersebut terbagi menjadi dua baris, satu di sisi kanan dan satu di sisi lainnya secara berselang-seling.[5] Dalam kata lain, satu sisi bukan merupakan cerminan dari sisi lainnya, dengan isomer sisi kiri terletak sedikit keatas dari sisi kanan. Pola ini dikenal sebagai simetri "gliding reflection".[6][7] Beberapa riset terbaru menyarankan bahwa beberapa anggota Proarticulata seperti Dickinsonia memiliki pola isomer yang sejajar, terlihat tidak sejajar karena dirusak atau terganggu karena distorsi taphonomi (gangguan saat proses fosilisasi).[8] Namun, beberapa peneliti lainnya meragukan pendapat ini, karena ketidaksimetrisan pola segmentasi ditemukan pada beberapa hewan bilateria lainnya, seperti pada ikan lancelet.[9][10][11][12]