![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f5/USA_Texas_location_map.svg/langid-640px-USA_Texas_location_map.svg.png&w=640&q=50)
Penembakan El Paso 2019
Insiden penembakan di El Paso, Texas, Amerika Serikat / From Wikipedia, the free encyclopedia
Penembakan El Paso atau pembantaian El Paso[4][5] adalah penembakan massal di sebuah toserba Walmart di kota El Paso, Texas, Amerika Serikat, pada Sabtu, 3 Agustus 2019 sekitar pukul 10:00 pagi waktu setempat (16:00 UTC, 23:00 WIB).
Penembakan El Paso 2019 | |
---|---|
Lokasi | 7101 Gateway West Blvd. El Paso, Texas, Amerika Serikat |
Koordinat | 31.781593°N 106.390984°W / 31.781593; -106.390984 |
Tanggal | 3 Agustus 2019 10:00[1] (MDT (UTC−6)) |
Jenis serangan | Penembakan massal |
Senjata | WASR-10[2] |
Korban tewas | 22[1] |
Korban luka | 26[1] |
Penyerang terduga | Patrick Crusius[3] |
Serangan ini menewaskan 22 orang dan melukai sedikitnya 26 orang.[1][6][7] Ini adalah penembakan massal paling mematikan di Amerika Serikat sepanjang tahun 2019,[8] dan berselang hanya sekitar 13 jam sebelum peristiwa penembakan massal lain di Dayton, Ohio, AS. FBI melakukan investigasi untuk mengetahui apakah serangan ini dapat dikelompokkan sebagai kejahatan kebencian[9] atau terorisme dalam negeri.[10]
Serangan ini dilakukan oleh pelaku tunggal dan ditangkap oleh polisi tidak lama kemudian.[11] Polisi meyakini pelaku menulis manifesto nasionalisme kulit putih dan anti-imigran berjudul The Inconvenient Truth yang diterbitkan beberapa jam sebelum memulai penyerangan di situs 8chan.[12] Dalam manifesto tersebut, penulis mendukung dan terinspirasi oleh penembakan masjid Christchurch, mengaku termotivasi oleh teori konspirasi genosida kulit putih, mendorong pembersihan etnis Hispanik di Texas, dan menolak "percampuran ras".[13] Tersangka, Patrick Wood Crusius (21 tahun), mengikuti akun-akun kanan alternatif dan pro-Donald Trump di media sosial.[14] Dua polisi menyebutkan bahwa setelah Crusius ditahan, ia memberitahu penyidik bahwa ia "ingin menembak orang Meksiko sebanyak-banyaknya."[15]
Dengan 22 korban jiwa, penembakan massal ini adalah penembakan massal paling mematikan ketiga dalam sejarah Texas, dan paling mematikan ketujuh dalam sejarah AS modern. Pada saat peristiwa terjadi, penembakan ini juga yang paling mematikan pada tahun 2019, dan paling mematikan di AS setelah penembakan gereja Sutherland Springs di Texas pada 5 November 2017.[16]