Pembunuhan Muhammad ad-Durrah
Korban intifadah Palestina / From Wikipedia, the free encyclopedia
Pada 30 September 2000, hari kedua Intifadah Kedua, Muhammad ad-Durrah (bahasa Arab: محمد الدرة, translit. Muḥammad ad-Durrah) yang berusia 12 tahun terbunuh di Jalur Gaza saat kerusuhan merebak di berbagai belahan Teritori Palestina akibat agresi militer Israel. Muhammad ad-Durrah dan ayahnya, Jamal, direkam oleh Talal Abu Rahma, seorang juru kamera lepas Palestina yang bekerja di stasiun televisi France 2, saat mereka berada di tengah-tengah baku tembak antara pasukan keamanan Israel dan Palestina. Rekaman video tersebut memperlihatkan keduanya sedang meringkuk di balik sebuah pipa beton; sang anak menangis dan ayahnya melambaikan tangannya. Kemudian, terjadi baku tembak dan diikuti munculnya semburan debu. Setelah itu, sang anak terlihat terkapar di lutut ayahnya dan tak lama berselang sang anak meninggal akibat luka parah yang disebabkan oleh tembakan tadi.[2]
Tanggal | 30 September 2000 |
---|---|
Waktu | sekitar pukul 15:00 Waktu Musim Panas Israel (12:00 GMT) |
Lokasi | Persimpangan Netzarim, Jalur Gaza |
Koordinat | 31.465129°N 34.426689°E / 31.465129; 34.426689 |
Pelapor pertama | Charles Enderlin untuk France 2 |
Direkam oleh | Talal Abu Rahma |
Korban | |
Dikabarkan tewas: Muhammad ad-Durrah; Bassam al-Bilbeisi, sopir ambulans | |
Luka tembak beberapa kali: Jamal ad-Durrah | |
Penghargaan | Rory Peck Award pada 2001 untuk Talal Abu Rahma[1] |
Rekaman | Charles Enderlin, "La mort de Mohammed al Dura", France 2, 30 September 2000 (rekaman mentah; bagian yang dipersengketakan) |
Potongan rekaman sepanjang 59 detik pertama kali disiarkan di Prancis dengan narasi yang disampaikan oleh Charles Enderlin, kepala biro France 2 di Israel, yang tidak berada di lokasi saat terjadi baku tembak. Berdasarkan informasi dari juru kamera, Enderlin berkata kepada para penonton bahwa keduanya merupakan "target penembakan dari pihak Israel" dan sang anak tewas.[3][4] Setelah prosesi pemakaman yang berlangsung secara emosional, Muhammad ad-Durrah dihormati sebagai seorang martir di seluruh dunia Muslim.[5]
Pasukan Pertahanan Israel pada awalnya menyatakan bertanggung jawab atas penembakan ad-Durrah dan mengklaim bahwa para warga Palestina menggunakan anak-anak sebagai tameng manusia,[6] tetapi mereka kemudian menarik kembali pengakuan tanggung jawabnya.[7][8] Kritik pun mencuat terhadap tayangan video yang diberitakan Enderlin setelah para kritikus mempertanyakan keakuratan rekaman yang dipublikasikan France 2. Kalangan jurnalis Prancis yang menonton rekaman mentahnya menyatakan bahwa pihak France 2 telah memotong beberapa detik terakhir saat Muhammad terlihat mengangkat tangannya dari wajahnya. Para jurnalis mengetahui Muhammad ad-Durrah memang sudah meninggal, tetapi hasil potongan rekaman tidak menampilkannya. Pada tahun 2005, penyunting berita France 2 berkata bahwa tidak ada yang mengetahui secara pasti mengenai siapa yang menembak ad-Durah.[9] Philippe Karsenty, seorang komentator media Prancis, lebih lanjut, menuduh bahwa adegan penembakan ad-Durrah memang telah dirancang oleh France 2. Stasiun televisi ini lalu menggugat Karsenty karena pencemaran nama baik. Pada tahun 2013, Karsenty akhirnya dijatuhi hukuman denda sebesar €7,000 oleh Mahkamah Banding Paris.[10] Pada bulan Mei 2013, pemerintah Israel menerbitkan sebuah laporan yang mendukung tuduhan Karsenty.[11] Jamal ad-Durrah dan Charles Enderlin lalu menyangkal tuduhan tersebut dan mendorong dilakukannya sebuah penyelidikan internasional independen.[12][13]
Video yang merekam Muhammad dan Jamal ad-Durah kemudian disebut memiliki kekuatan seperti sebuah bendera perang.[9] Prangko-prangko yang diterbitkan di Timur Tengah juga memuat cuplikan-cuplikan gambar dari video. Rekaman video penembakan ini membuat Talal Abu Rahma mendapatkan beberapa penghargaan jurnalistik, salah satunya yaitu penghargaan Rory Peck Award pada tahun 2001.[1]