Loading AI tools
klub sepak bola di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
PS Nene' Mallomo atau PS Nemal (singkatan dari Persatuan Sepak bola Nene' Mallomo) atau kadang ditulis Nene' Mallomo FC atau Nemal FC (singkatan dari Nene' Mallomo Football Club) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang bermarkas di Stadion Ganggawa, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Awalnya, PS Nemal bernama Perssidrap (singkatan dari Persatuan Sepakbola Indonesia Sidenreng Rappang) yang berdiri pada tahun 1990, yang merupakan salah satu klub perserikatan yang pernah berkompetisi Divisi Dua Liga Indonesia. Pada tahun 2015 kembali berganti nama Sidrap United FC (singkatan dari Sidenreng Rappang United Football Club) dan pada tahun 2019 berganti nama seperti saat ini. Prestasi klub ini adalah pernah juara bersama Persipare di Habibie Cup III, dan juara Liga 3 Zona Sulsel dan melaju hingga babak 16 besar pada Liga 3 putaran Nasional tahun 2017. Saat ini PS Nemal berlaga di Liga 3 zona Sulawesi Selatan. Pada tahun 2015, klub ini menjadi fenomenal dan sempat bikin heboh lantaran merekrut banyak pemain bintang dari Liga Indonesia untuk turnamen sepakbola Habibie Cup 2015, dan bus yang digunakan di kompetisi Liga 3 disebut-sebut lebih mewah dari bus klub Liga 1.
Nama lengkap | Persatuan Sepak bola Nene' Mallomo | ||
---|---|---|---|
Julukan | Laskar Ganggawa Laskar Nene' Mallomo | ||
Nama singkat | PS Nemal | ||
Berdiri |
| ||
Stadion | Stadion Ganggawa di Jl. Stadion, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, Indonesia (Kapasitas: 5.000 tempat duduk) | ||
Pemilik | Pemkab Sidenreng Rappang Askab PSSI Sidrap | ||
Manajer | H. Landadi | ||
Pelatih | Faisal Sinampe[1] | ||
Asisten Pelatih | |||
Liga | Liga 3 Zona Sulsel | ||
2021 | Peringkat 6 | ||
Kelompok suporter | Laskar Ganggawa Ultras Ganggawa Sidrap SU Fans Club | ||
| |||
Musim ini |
Implikasi dari dinamika pergantian kepemilikan klub, tim kebanggaan Kabupaten Sidenreng Rappang ini sempat beberapa kali berganti nama:
Penamaan Nene' Mallomo sebagai nama klub sepakbola bukan tanpa makna bagi masyarakat Sidenreng Rappang pada tahun 2019. Nene' Mallomo merupakan salah satu tokoh legenda (cendekiawan) di Sidenreng Rappang yang kemudian menjadi landmark Kabupaten Sidrap yang hidup di Kerajaan Sidenreng sekitar abad ke-16 M, pada masa pemerintahan La Patiroi, Addatuang Sidenreng. Ada juga yang menyebutkan bahwa Nene' Mallomo lahir sebelum masa pemerintahan Raja La Patiroi, yaitu pada masa Raja La Pateddungi. Beliau meninggal tahun 1654 M di Allakuang, dimana salah satu mottonya yang terkenal dan menjadi motivasi kerja adalah Resopa Temmangingngi Namalomo Naletei Pammase Dewata. Pada zaman dahulu, setiap kerajaan memiliki cendekiawan yang merupakan pembimbing masyarakat dalam mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Ada 5 orang cendekiawan yang terkenal dalam perjalanan sejarah kerajaan Bugis, yakni Kajao Laliddo (cendekiawan Kerajaan Bone), Nene' Mallomo (cendekiawan Kerajaan Sidenreng), Arung Bila (cendekiawan Kerajaan Soppeng), La Megguk (cendekiawan Kerajaan Luwu), dan Puang ri Maggalatung (cendekiawan Kerajaan Wajo).[2]
Para cendekiawan tersebut sering melaksanakan pertemuan untuk mengadakan diskusi, sambil tukar menukar pengalaman yang nantinya akan menambah wawasan seiap orang. Salah satu pertemuan yang terkenal digelar di Cenrana. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Kajao Laliddo dari Bone, Nene' Mallomo dari Sidenreng, Puang ri Maggalatung dari Wajo, Topacaleppang dari Soppeng, Maccae dari Luwu, dan Boto Lempangan dari Gowa. Dari pertemuan tersebut, Nene' Mallomo kemudian melahirkan buah pikirannya yang disepakati oleh para cendekiawan yang hadir. Buah pikirannya berupa sebuah prinsip yang harus dijalankan oleh aparat kerajaan dalam mewujudkan masyarakat yang taat hukum. Prinsip tersebut dikenal dengan ungkapan “Naia Adek Temmakkeana Temmakkeappo” (hukum tidak mengenal anak cucu).[2]
Para cendekiawan kerajaan juga berfungsi untuk menghasilkan karya yang dapat dijadikan pedoman dalam membangun kerajaan/masyarakat ke arah yang lebih baik. Pedoman tersebut lebih dikenal dengan istilah pangadereng. Menurut Muh. Salim (1984), “pangadereng meliputi segala keharusan bertingkah laku dalam kegiatan orang Bugis, meliputi keseluruhan tata tertib, pedoman hidup dan kehidupan, baik dalam kehidupan berumah tangga maupun dalam kehidupan bermasyarakat”. Pangadereng meliputi adek (perbuatan yang memberikan keseimbangan/mappasilasa), bicara (perbuatan saling menyembuhkan/mappasisau dan perkataan yang saling menghormati), rapang (percontohan, yakni perbuatan yang menserupakan mappasenrupa), wari (tata cara, yakni perbuatan yang tahu membedakan/mappalaiseng). Sedangkan Drs. Mattulada (1968) mengatakan : “pangadereng dapat diartikan sebagai keseluruhan norma-norma, meliputi bagaimana seseorang harus bertingkah laku terhadap sesamanya manusia dan terhadap pranata sosialnya secara timbal balik dan yang menyebabkan adanya gerak (dinamis) masyarakat. Pangadereng dibangun oleh banyak unsur yang saling menguatkan. Pangadereng meliputi hal ihwal ade’ (adat), bicara, rapang (contoh), wari (tata cara) dan sara’. Semua diperteguh dalam satu rangkuman yang melatarbelakanginya, yaitu satu ikatan yang mendalam ialah siri”.[2]
Nene' Mallomo hanyalah sebuah gelar bagi seseorang, dimana dalam bahasa Bugis dialek Sidrap, kata Mallomo berarti mudah, yang maksudnya bahwa Nene' Mallomo mudah memecahkan suatu permasalahan yang timbul. Nene' Mallomo merupakan seorang laki-laki, walaupun kata nene' menunjuk pada istilah wanita yang telah lanjut usia (tua). Dalam budaya Bugis dahulu, kata Nene' digunakan untuk pria/wanita yang telah lanjut usia. Nama asli Nene' Mallomo adalah La Pagala, namun ada juga yang mengatakan bahwa nama asli Nene' Mallomo adalah La Makkarau. Nene' Mallomo dikenal sebagai seorang intelektual yang mempunyai kapasitas dalam hukum dan pemerintahan serta berwatak jujur dan adil kepada seluruh masyarakatnya. Dalam konteks masalah hukum, Nene' Mallomo mempunyai prinsip, yaitu Ade Temmakkeana Temmakkeappo, yang berarti bahwa hukum tidak mengenal anak dan cucu. Hal ini menunjukkan sisi keadilan dan ketegasan dari seorang Nene' Mallomo, yang juga merupakan salah seorang penyebar agama Islam di daerah Sidrap.[2]
Perubahan logo dan nama dari waktu ke waktu
Tahun | Nama | Tim |
---|---|---|
2015–2017 | Rusdi Masse Mappasessu | Sidrap United FC Tim Utama |
Skuad PS Nene' Mallomo di Liga 3 2021 Sulawesi Selatan
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Periode | Kit manufaktur |
---|---|
2021–sekarang | Adidas |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.