Loading AI tools
film Indonesia tahun 2022 Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Nana (judul internasional: Before, Now & Then) adalah film indie drama sejarah Indonesia tahun 2022 yang ditulis dan disutradarai oleh Kamila Andini. Film ini diadaptasi dari bab pertama novel Jais Darga Namaku karya Ahda Imran yang menceritakan kisah kehidupan nyata Raden Nana Sunani di Jawa Barat pada era 1960-an. Film Nana diproduksi oleh Fourcolours Films bersama Titimangsa Foundation dan dibintangi oleh Happy Salma sebagai Nana.
Nana | |
---|---|
Nama lain | Before, Now & Then |
Sutradara | Kamila Andini |
Produser | Ifa Isfansyah Suma Adiwinata Gita Fara |
Skenario | Kamila Andini Ahda Imran |
Berdasarkan | Jais Darga Namaku oleh Ahda Imran |
Pemeran | |
Penata musik | Ricky Lionardi |
Sinematografer | Batara Goempar |
Penyunting | Akhmad Fesdi Anggoro |
Perusahaan produksi |
|
Distributor | Wild Bunch |
Tanggal rilis |
|
Durasi | 103 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Sunda |
Penghargaan |
---|
Festival Film Internasional Berlin 2022 |
Silver Bear untuk Pemeran Pendukung Terbaik: Laura Basuki |
Festival Film Internasional Brussels 2022 |
Jury Prize |
Asia Pacific Screen Awards 2022 |
|
Pemutaran perdana film ini dilakukan secara internasional di Festival Film Internasional Berlin pada 12 Februari 2022. Dalam festival tersebut, film ini dinominasikan Penghargaan Golden Bear untuk Best Film dan Laura Basuki berhasil memenangkan Silver Bear untuk Best Supporting Performance. Film ini juga memenangkan Festival Film Internasional Brussels dan Asia Pacific Screen Awards sebagai Film Terbaik.
Film Before, Now & Then didistribusikan di Indonesia secara digital melalui Amazon Prime Video mulai 1 Agustus 2022.
Raden Nana Suhani, seorang perempuan Sunda di era 1960-an, kehilangan seorang ayah dan anak karena perang di Jawa Barat. Ia menikah lagi untuk memulai hidup baru dengan pria kaya raya, yang justru selalu merendahkannya. Sang suami juga merupakan orang yang tidak setia. Nana pun menderita dalam diam. Suatu ketika, ia bersahabat dengan salah satu simpanan suaminya, yang membuat semuanya berubah. Mereka bersama-sama mencari harapan untuk meraih kemerdekaan.
Kamila Andini sebagai sutradara dan penulis mengadaptasi bab pertama novel Jais Darga Namaku karya Ahda Imran yang berjudul Telur menjadi sebuah film panjang. Ia tertarik dengan bab novel tersebut karena judulnya, Telur, berhubungan dengan film keduanya Sekala Niskala yang membicarakan soal telur.[1] Andini membaca novel tersebut pada tahun 2018, saat ia menulis skenario film ketiganya Yuni.[2] Ia juga telah bertemu dengan tokoh utama novel tersebut yaitu Raden Nana Suhani, ibu dari Jais Darga itu sendiri.[3] Proyek film ini mendapatkan pendanaan dari Asian Project Market oleh CJ Entertainment sebesar 10 ribu dolar Amerika Serikat setelah memenangkan penghargaan CJ Entertaintment Award yang diselenggarakan oleh Festival Film Internasional Busan 2021.[4][5] Selain itu, film ini juga mendapatkan dana pascaproduksi sebesar 50 ribu dolar Amerika Serikat dari Purin Pictures Autumn Grant 2021 asal Bangkok, Thailand.[6]
Sama dengan film-film karya Andini sebelumnya yang selalu menggunakan bahasa daerah, bahasa yang digunakan dalam film ini adalah bahasa Sunda dengan gaya bahasa era 1960-an.[1][7] Sastrawan ahli bahasa Sunda turut dilibatkan sebagai mentor dalam proses produksi.[7] Seluruh pemain diwajibkan mempelajari bahasa Sunda dengan para mentor sebelum syuting. Andini juga selalu mengulang pengambilan gambar apabila dialog yang dilafalkan tidak tepat.[8] Dalam melatih pelafalannya, Happy Salma mendengarkan Tembang Cianjuran yang banyak mengandung kata-kata berbahasa Sunda lawas.[9]
Proses pengambilan gambar utama dilakukan di Ciwidey, Bandung[10] selama bulan Februari[11] hingga Maret 2021 di tengah pandemi Covid-19.[3] Adanya keterbatasan syuting di tengah situasi pandemi, Kamila sejak penulisan skenario telah mengatur film ini untuk bisa direkam di tengah pandemi dengan protokol kesehatan. Latar utama yang digunakan hanya satu, sedangkan latar-latar lainnya berada di alam terbuka.[1]
Film Nana diputar perdana secara internasional di Berlinale Palast dalam acara Festival Film Internasional Berlin pada 12 Februari 2022 dengan turut bersaing di kompetisi utama Golden Bear dan Silver Bear.[12][13] Film ini kemudian tayang di tujuh teater lainnya di Berlin, yaitu pada tanggal 14, 17, 18, dan 20 Februari 2022.[14] Antusiasme pemutaran tersebut cukup tinggi dengan sekitar 600 tiket habis terjual.[15] Film ini merupakan film berbahasa Sunda pertama yang tayang di Festival Film Internasional Berlin.[16]
Selepas Berlin, film Nana juga mengelilingi sejumlah festival film dunia seperti Festival Film Sydney pada 14-15 Juni 2022[17] dan Festival Film Internasional Brussels pada 24-25 Juni.[18][19]
Film Before, Now & Then (Nana) didistribusikan secara digital di Indonesia melalui Amazon Prime Video mulai 1 Agustus 2022.[20][21]
Film ini mendapatkan ulasan dari kritikus-kritikus di berbagai media internasional. Leslie Felperin dari The Hollywood Reporter menulis "...intoxicating work that holds the viewer in a tight, loving embrace that won’t let go."[22] Michael Nordine dari Variety menyatakan "Before, Now & Then moves with its own dreamy cadence, with narrative developments washing over the film like waves."[23] Stephanie Bunbury dari Deadline Hollywood memuji teknik sinematograf dengan manyebutkan bahwa film ini "wreathed in poetic melancholy and never less than beautiful; Batara Goempar’s cinematography belongs to another era of soft lamplight, rich shadows and glowing fabrics."[24] Wendy Ide dari Screen International menulis "Andini crafts a sense of sedate melancholy and suppressed emotions with a polite cello-heavy score and numerous shots of slow hair-brushing."[25] Rory O'Connor dari The Film Stage memberi nilai B dengan menulis "Yet for a film that begins with a ruthless decapitation it is relentlessly well-mannered: all ointment, no flies."[26]
Nana bersaing di kompetisi utama Festival Film Internasional Berlin. Film ini mendapatkan nominasi Golden Bear untuk Best Film,[14] sedangkan Laura Basuki berhasil membawa pulang Penghargaan Silver Bear untuk Best Supporting Performance.[27] Setelah itu, film ini juga berkompetisi di Festival Film Sydney untuk Sydney Film Prize kategori Film Terbaik[17] dan memenangkan Jury Prize di Festival Film Internasional Brussels.[19][28] Pada Asia Pacific Screen Awards 2022, Before, Now & Then menjadi film Indonesia pertama yang memenangkan kategori Best Film serta film pemenang sutradara perempuan pertama bagi penghargaan tersebut.[29]
Before, Now & Then (Nana) menerima tujuh nominasi Festival Film Bandung 2022 termasuk Film Bioskop Terpuji dengan memenangkan kategori Sutradara Terpuji untuk Kamila Andini, Pemeran Pembantu Wanita Terpuji untuk Laura Basuki, serta Penghargaan Khusus Film Indonesia Berlatar Lokal.[30]
Tahun | Penghargaan | Kategori | Penerima | Hasil |
---|---|---|---|---|
2022 | Festival Film Internasional Berlin | Golden Bear untuk Best Film | Before, Now & Then | Nominasi |
Silver Bear untuk Best Supporting Performance | Laura Basuki | Menang | ||
Festival Film Sydney | Sydney Film Prize untuk Best Film | Before, Now & Then (Nana) | Nominasi | |
Festival Film Internasional Brussels | Jury Prize | Menang | ||
Jakarta Film Week | Global Feature Award | Menang | ||
Festival Film Bandung | Film Bioskop Terpuji | Nominasi | ||
Sutradara Terpuji Film Bioskop | Kamila Andini | Menang | ||
Pemeran Utama Wanita Terpuji Film Bioskop | Happy Salma | Nominasi | ||
Pemeran Pembantu Wanita Terpuji Film Bioskop | Laura Basuki | Menang | ||
Penulis Skenario Terpuji Film Bioskop | Kamila Andini | Nominasi | ||
Penata Musik Terpuji Film Bioskop | Ricky Lionardi | Nominasi | ||
Penata Artistik Terpuji Film Bioskop | Vida Sylvia | Nominasi | ||
Penghargaan Khusus Film Indonesia Berlatar Lokal | Before, Now & Then (Nana) | Terpilih | ||
Asia Pacific Screen Awards | Film Terbaik | Before, Now & Then (Nana) | Menang | |
Sutradara Terbaik | Kamila Andini | Nominasi | ||
Penampilan Terbaik | Happy Salma | Nominasi | ||
Sinematografi Terbaik | Batara Goempar | Nominasi | ||
Festival Film Indonesia | Film Cerita Panjang Terbaik | Ifa Isfansyah & Gita Fara | Menang | |
Sutradara Terbaik | Kamila Andini | Nominasi | ||
Pemeran Utama Perempuan Terbaik | Happy Salma | Nominasi | ||
Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik | Laura Basuki | Nominasi | ||
Penulis Skenario Adaptasi Terbaik | Kamila Andini & Ahda Imran | Nominasi | ||
Pengarah Sinematografi Terbaik | Batara Goempar, I.C.S | Menang | ||
Penyunting Gambar Terbaik | Akhmad Fesdi Anggoro | Menang | ||
Penata Musik Terbaik | Ricky Lionardi | Menang | ||
Pengarah Artistik Terbaik | Vida Sylvia | Menang | ||
Penata Busana Terbaik | Retno Ratih Damayanti | Nominasi | ||
Penata Rias Terbaik | Eba Sheba | Nominasi | ||
Festival Film Tempo | Film Pilihan Tempo | Ifa Isfansyah & Gita Fara | Nominasi | |
Sutradara Pilihan Tempo | Kamila Andini | Menang | ||
Penulis Skenario Pilihan Tempo | Kamila Andini & Ahda Imran | Nominasi | ||
Aktris Pilihan Tempo | Happy Salma | Menang | ||
Aktris Pendukung Pilihan Tempo | Laura Basuki | Menang | ||
2023 | Piala Maya | Film Cerita Panjang Terpilih | Ifa Isfansyah & Gita Fara | Nominasi |
Penyutradaraan Terpilih | Kamila Andini | Nominasi | ||
Aktris Utama Terpilih | Happy Salma | Nominasi | ||
Aktor Pendukung Terpilih | Arswendy Beningswara | Nominasi | ||
Aktris Pendukung Terpilih | Laura Basuki | Menang | ||
Penulisan Skenario Adaptasi Terpilih | Kamila Andini & Ahda Imran | Nominasi | ||
Tata Kamera Terpilih | Batara Goempar | Menang | ||
Tata Musik Terpilih | Ricky Lionardi | Nominasi | ||
Tata Kostum Terpilih | Retno Ratih Damayanti | Nominasi | ||
Tata Rias Wajah dan Rambut Terpilih | Eba Sheba | Nominasi | ||
Tata Artistik Terpilih | Vida Sylvia | Menang |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.