Musibah bandar udara Tenerife
tabrakan dua pesawat penumpang di Tenerife, Spanyol / From Wikipedia, the free encyclopedia
Musibah bandar udara Tenerife adalah peristiwa tabrakan dua pesawat Boeing 747 yang beroperasi sebagai KLM Penerbangan 4805 dan Pan Am Penerbangan 1736 di landasan pacu Bandar Udara Los Rodeos[1] (sekarang Bandar Udara Tenerife Utara) di Tenerife, Kepulauan Canaria, Spanyol, pada tanggal 27 Maret 1977. Tabrakan terjadi ketika pesawat KLM melakukan lepas landas, sedangkan pesawat Pan Am, yang tidak tampak oleh pesawat KLM oleh karena kabut, masih berada di landasan pacu dan akan berbelok keluar menuju landasan gelinding. Ledakan dan api yang timbul dari tabrakan kedua pesawat menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat KLM 4805 dan sebagian besar penumpang dan awak pesawat Pan Am 1736, dengan hanya 61 korban selamat di bagian depan pesawat Pan Am.[2][3] Kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan terburuk dalam sejarah penerbangan, di mana sebanyak 583 orang tercatat sebagai korban tewas.
Ringkasan kecelakaan | |
---|---|
Tanggal | 27 Maret 1977 (1977-03-27) |
Ringkasan | Tabrakan dua pesawat di landasan pacu bandar udara dalam cuaca berkabut |
Lokasi | Bandar Udara Los Rodeos (sekarang Bandar Udara Tenerife Utara), Tenerife, Kepulauan Canaria, Spanyol 28.48165°N 16.3384°W / 28.48165; -16.3384 |
Total cedera | 61 |
Total tewas | 583 |
Total selamat | 61 |
Pesawat pertama | |
Pesawat KLM yang mengalami kecelakaan. | |
Jenis | Boeing 747-206B |
Nama | Rijn (Rhein) |
Operator | KLM |
Registrasi | PH-BUF |
Asal | Bandar Udara Schiphol Amsterdam, Amsterdam, Belanda |
Tujuan | Bandar Udara Gran Canaria, Gran Canaria, Kepulauan Canaria, Spanyol |
Penumpang | 234 |
Awak | 14 |
Tewas | 248 |
Selamat | 0 |
Pesawat kedua | |
Pesawat Pan Am yang mengalami kecelakaan. | |
Jenis | Boeing 747-121 |
Nama | Clipper Victor |
Operator | Pan Am |
Registrasi | N736PA |
Asal | Bandar Udara Internasional Los Angeles, Los Angeles, Amerika Serikat |
Perhentian | Bandar Udara Internasional John F. Kennedy, Kota New York, Amerika Serikat |
Tujuan | Bandar Udara Gran Canaria, Gran Canaria, Kepulauan Canaria, Spanyol |
Penumpang | 380 |
Awak | 16 |
Cedera | 61 |
Tewas | 335 |
Selamat | 61 |
Sebuah insiden ledakan bom teroris di Bandar Udara Gran Canaria menyebabkan sebagian besar penerbangan yang menuju bandara tersebut dialihkan ke Bandar Udara Los Rodeos, termasuk kedua pesawat yang terlibat dalam peristiwa tabrakan. Dalam waktu singkat, Bandar Udara Los Rodeos dipadati oleh pesawat-pesawat yang dialihkan hingga menutup sebagian landasan gelinding satu-satunya di bandara tersebut, sehingga pesawat yang akan lepas landas terpaksa melakukan taksi di landasan pacu. Sekumpulan kabut tebal melintasi bandara tersebut dan mengurangi jarak pandang, yang menyebabkan awak pilot kedua pesawat dan petugas ATC tidak dapat melihat satu sama lain.[2][3]
Penyelidikan yang dilakukan oleh otoritas Spanyol menyimpulkan bahwa penyebab utama dari kecelakaan tersebut adalah keputusan kapten pesawat KLM untuk melakukan lepas landas dengan dasar kepercayaan yang salah bahwa izin lepas landas dari petugas ATC telah diberikan.[4] Penyelidik Belanda lebih menekankan pada kesalahpahaman bersama dalam komunikasi radio antara awak pilot kedua pesawat dan petugas ATC,[5] tetapi pada akhirnya maskapai KLM mengakui bahwa awak pilotnya bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut dan setuju untuk memberikan ganti rugi kepada seluruh keluarga dan kerabat korban.[6]
Kecelakaan tersebut membawa pengaruh yang berkelanjutan terhadap industri penerbangan, yang secara khusus menekankan pentingnya penggunaan fraseologi standar dalam komunikasi radio. Prosedur kokpit pesawat juga ditinjau ulang dan berkontribusi terhadap pembentukan manajemen sumber daya awak pesawat sebagai bagian mendasar dari pelatihan awak pilot pesawat terbang.[7]