Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Abul Qasim Muhammad bin al-Hanafiyah (bahasa Arab: أبو القاسم محمد بن الحنفية), atau nama aslinya Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, adalah salah seorang anak dari Ali bin Abi Thalib.[1] Ibunya adalah Khaulah binti Ja'far dari Bani Hanifah, yang dinikahi Ali setelah wafatnya Fatimah az-Zahra putri Nabi Muhammad.[1] Ia lahir sekitar tahun 642 di Madinah, yaitu pada masa pemerintahan Umar bin Khattab.[2] Muhammad bin al-Hanafiyah juga dikenal dengan nama Muhammad al-Akbar.[3]
al-Imam as-Sayyid Muhammad bin al-Hanafiyah | |
---|---|
Nama asal | محمد بن الحنفية |
Lahir | Muhammad 21 H, 642 M (Tahun Ke-2 Kekhalifahan Umar bin Khattab) Madinah |
Meninggal | Rabu, 1 Muharram 81 H, 25 Februari 700 M Madinah |
Kebangsaan | Arab |
Nama lain | Muhammad al-Akbar |
Warga negara | Khulafaur Rasyidin, Umayyah |
Dikenal atas | Putra Ali bin Abi Thalib, Tabi'in |
Anak | Abu Hasyim Hasan Ali Husayn Ibrahim Awn Qasim Ja'far |
Orang tua | Ali bin Abi Thalib (ayah) Khaulah binti Ja'far al-Hanafiyah (ibu) |
Kerabat | saudara dari:
Abdullah bin Ja'far, Muslim bin Aqil, Ali bin Abdullah al-Abbasi |
Setelah terbunuhnya Husain bin Ali dalam Peristiwa Karbala, Muhammad bin al-Hanafiyah muncul sebagai tokoh utama kelompok keluarga Ali dalam memperjuangkan Klaim Kepemimpinan atas Umat Islam. Ibnu al-Hanafiyah didukung oleh Al-Mukhtar ats-Tsaqafi dan para pengikutnya, yang terutama berada di Kufah, Irak, dalam menghadapi kelompok-kelompok Khawarij (di Yaman), Bani Umayyah (di Syam dan Mesir), serta Abdullah bin Zubair (di Hijaz dan Irak).
Ketika Bani Umayyah akhirnya dapat mengatasi perlawanan kelompok-kelompok lainnya, termasuk Al-Mukhtar ats-Tsaqafi yang terbunuh pada tahun 687 kelompok Kaisaniyah secara teknis melemah. Akhirnya Ibnu al-Hanafiyah mengakui kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan dari Bani Umayyah pada tahun 692, dan selanjutnya ia menjauhi politik hingga wafatnya di Madinah sekitar tahun 700.
Muhammad bin al-Hanafiyah setelah wafat juga dianggap sebagai Imam Mahdi oleh kelompok Kaisaniyyah,[4][5] salah suatu aliran Syiah awal yang kemudian menghilang pada akhir abad ke-8 M seiring bangkitnya kekuasaan Bani Abbasiyah.[5] Muhammad bin Ali al-Abbasi telah mengklaim mengambil alih hak kepemimpinan kelompok ini melalui pemberian hak itu dari putra sulung Ibnu al-Hanafiyah padanya di Hamimah dan mengembangkannya menjadi gerakan revolusi yang menjatuhkan Marwan al-Himar.
Muhammad bin al-Hanafiyah mempunyai dua anak, yaitu Abu Hasyim dan al-Hasan.[6] Abu Hasyim diangkat sebagai penerus kepemimpinan ayahnya oleh kelompok Syi'ah Kaisaniyah, sedangkan Al-Hasan bersikap sebagaimana aliran Murji'ah yang tidak berpihak pada kelompok manapun.[7]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.