Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Brigadir Jenderal (Tituler) KKO-AL Mochtar (24 Juni 1909 – 28 Februari 1985 )[1] adalah mantan Gubernur Jawa Tengah periode 1960–1966. Ia dikenal juga sebagai pejabat eksekutif di Jawa Tengah (Bupati Klaten, Pemalang hingga Gubernur Jawa Tengah). Ketika ia menjadi gubernur, ia termasuk dari enam gubernur yang dianggap Soekarnois yang kemudian melalui berbagai cara sempat dituduh sepihak terlibat PKI setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 tapi tidak terbukti.[2] Selain itu, ia juga dikenal sebagai salah satu pengurus organisasi Front Nasional di Jawa Tengah dan digelari "Bapak Lembaga Sosial Desa".[2][3][4][5][6][7]
Mochtar | |
---|---|
Gubernur Jawa Tengah ke-5 | |
Masa jabatan 16 Januari 1960 – 1966 | |
Bupati Klaten ke-3 | |
Masa jabatan 1954–1957 | |
Pendahulu R. Kasiran Brotoatmojo Pengganti R. Koesworo | |
Bupati Pemalang ke-5 | |
Masa jabatan 1950–1954 | |
Pendahulu Soewarno Pengganti R.M. Soemardi | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Salatiga, Jawa Tengah | 24 Juni 1909
Meninggal | 28 Februari 1985 75) Semarang,Jawa Tengah | (umur
Makam | Pemakaman Bergota Semarang |
Partai politik | PNI |
Dikenal karena | Anggota DPR RI Gubernur Jawa Tengah Bupati Klaten Bupati Pemalang |
Karier militer | |
Pangkat | Brigadir Jenderal KKO (tituler) |
Satuan | KKO-AL |
Sunting kotak info • L • B |
Pada tahun 2021 saat perayaan Dies Natalis ke-64 Universitas Diponegoro (UNDIP), namanya termasuk salah satu dari 6 tokoh yang diberikan penghargaan oleh Undip karena telah berjasa dalam sejarah perkembangan Undip menjadi nama jalan protokol di kawasan kampus Tembalang, Semarang.
Namanya juga diabadikan menjadi nama Stadion Mochtar (lapangan Sirandu) di Kota Pemalang
Selama menjadi gubernur, ia juga memprakarsai pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah [8]pada tahun 1963.
Ia merupakan lulusan HIS Salatiga (setingkat SD) pada tahun 1923, setelah itu ia mengambil sekolah di OSVIA Eerste Afdeling (kemungkinan di Magelang) pada tahun 1927 hingga tamat (ketika OSVIA sudah menjadi MOSVIA) pada tahun 1909.[6][7]
Setelah lulus dari MOSVIA, ia menjadi AIB Residen/ Wedana di Kudus, kemudian menjadi mantri polisi pada Veldpolitie Magelang, Asisten Wedana Talun dan Blado (Pekalongan), Asisten Wedana Pulosari (Pemalang), Pemimpin latihan pemuda dan pertanian di Tegal, Asisten Wedana Ampelgading (Pemalang), dan menjadi Wedana di Comal, Pemalang.[7]
Selama masa pergerakan, ia aktif dalam beberapa organisasi terutama Jong Java/Indonesia Moeda.[7]
Setelah Indonesia merdeka, ia pernah menjabat sebagai Kepala Kemakmuran di Keresidenan Pekalongan, Patih dan Residen Pekalongan (merangkap Sekretaris dan Kepala Bagian Perekonomian), Bupati Klaten, Bupati Pemalang, Residen Pekalongan dan Surakarta, Anggota Konstituante RI, hingga menjadi Gubernur Jawa Tengah pada tahun 1960.[6]
Selama masa perjuangan, ia pernah berperan serta dalam beberapa peristiwa seperti perebutan senjata di Comal, Pemalang, menjadi Anggota Kelaskaran Barisan Banteng, membantu logistik untuk laskar rakyat dan TNI, membantu pembangunan ALRI Tegal (kini menjadi Pangkalan TNI AL Tegal/ Lanal Tegal), menjadi Anggota Dewan Pertahanan Daerah Keresidenan Pekalongan, mengikuti gerilya di Keresidenan Pekalongan bersama Armada V TNI AL (dahulu ALRI), ketua PKD (Panitia Koordinasi Utusan Daerah Pendudukan), menjadi anggota local joint-committee wakil Indonesia di Keresidenan Pekalongan, dan ikut serta dalam pembasmian beberapa pemberontakan seperti Pemberontakan Tiga Daerah di Keresidenan Pekalongan, Pemberontakan Laskar Machmoed ketika terjadi Peristiwa Madiun (Madiun Affair), dan Pemberontakan DI/TII.[6][7]
Ketika menjadi gubernur, ia menjadi salah satu tokoh yang menandatangani pendirian (pemekaran) Kabupaten Batang dari kabupaten induknya, Kabupaten Pekalongan pada tahun 1965.[3] Selama menjadi gubernur, ia juga menjabat sebagai Ketua Presidium Universitas Diponegoro Semarang, Ketua Presidium IKIP Semarang (sekarang Unnes), dan Ketua Dewan Penyantun Akademi Farming (pertanian) di Kabupaten Semarang.[1][6][9]
Mochtar menikah dengan Rr. Juanie Dirdjodijojo, setelah kelulusannya dari MOSVIA pada tahun 1931. Selama mengarungi bahtera rumah tangga, Mochtar dan Rr. Juanie dikaruniai delapan putra putri yaitu:
Semasa pensiun hingga akhir hayatnya, Mochtar tergabung dalam wadah Persatuan Wredatama Republik Indonesia. Di dalam wadah itulah Mochtar dapat saling bersilaturahmi dengan akrab dan kekeluargaan dengan teman-teman seperjuangannya dalam membangun propinsi Jawa Tengah semasa menjabat.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.