Misinformasi menyusui
From Wikipedia, the free encyclopedia
Pentingnya menyusui setelah melahirkan merupakan praktik penting yang disarankan bagi ibu baru setelah melahirkan. Berdasarkan pedoman kesehatan, seorang ibu disarankan untuk menyusui anaknya secara eksklusif dengan ASI selama enam bulan pertama kehidupan bayi. ASI eksklusif, yang merupakan pemberian ASI tanpa tambahan nutrisi lain seperti susu formula, memberikan perlindungan terbaik terhadap bayi terhadap penyakit dan infeksi. Pentingnya pemberian kolostrum melalui ASI, secara terus menerus diberikan selama minimal empat bulan, sebagai langkah perlindungan yang efektif terhadap bayi.
Selain perlindungan terhadap penyakit, ASI eksklusif juga memiliki manfaat lainnya bagi perkembangan bayi. ASI dapat meningkatkan kecerdasan, keaktifan, dan perkembangan motorik bayi. Proses laktasi melibatkan refleks letdown yang dipicu oleh stimulus hisapan bayi, menghasilkan pelepasan oksitosin dari hipotalamus. Namun, kekurangan dukungan sosial dapat mengganggu proses pelepasan oksitosin selama laktasi, yang pada akhirnya dapat mengurangi produksi ASI dan menyebabkan masalah dalam pemberian ASI.[1]
Meskipun pentingnya menyusui berpengaruh besar terhadap kondisi tumbuh kembang bayi, tidak semua ibu dapat atau memilih untuk menyusui anak mereka hingga usia dua tahun. Beberapa faktor internal dan eksternal dapat mempengaruhi kemampuan atau keputusan seorang ibu untuk menyusui. Faktor internal meliputi motivasi, stres, persepsi, dan ketekunan, sementara faktor eksternal termasuk dukungan sosial dari keluarga dan masyarakat, serta promosi susu formula yang agresif. Dukungan suami pada ibu pasca persalinan cenderung terfokus pada aspek fasilitas, dengan sedikit perhatian terhadap dukungan emosional yang penting bagi kesejahteraan ibu dan bayi.
Oleh karenanya, penting untuk memahami bahwa praktik menyusui memiliki implikasi yang luas bagi kesehatan dan perkembangan bayi. Dukungan sosial, baik dari pasangan maupun lingkungan sosial, berperan penting dalam mendukung ibu dalam memberikan ASI secara eksklusif dan memperpanjang periode menyusui bayi. Melalui pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi praktik menyusui, masyarakat dapat memberikan dukungan yang lebih efektif kepada ibu-ibu baru dalam memberikan ASI yang optimal bagi kesehatan bayi mereka. Misinformasi tentang menyusui dapat mengacaukan pengalaman menyusui seorang ibu dan memengaruhi kesehatan bayi. Misinformasi ini dapat muncul dari berbagai sumber, termasuk mitos yang tersebar luas di masyarakat, saran yang tidak akurat dari orang-orang terdekat, atau informasi yang salah dari sumber yang tidak dapat dipercaya.[1]