Mattiro Deceng, Lau, Maros
kelurahan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
kelurahan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Mattiro Deceng ᨆᨈᨗᨑᨚ ᨉᨙᨌᨙ ᨆᨌᨗᨊᨗ ᨅᨍᨗ | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sulawesi Selatan | ||||
Kabupaten | Maros | ||||
Kecamatan | Lau | ||||
Kodepos | 90513[1] | ||||
Kode Kemendagri | 73.09.12.1004 | ||||
Kode BPS | 7308023006 | ||||
Luas | 4,29 km² tahun 2017 | ||||
Jumlah penduduk | 1.683 jiwa tahun 2017 | ||||
Kepadatan | 392,31 jiwa/km² tahun 2017 | ||||
Jumlah RT | 11 | ||||
Jumlah RW | 4 | ||||
|
Mattiro Deceng (Lontara Bugis: ᨆᨈᨗᨑᨚ ᨉᨙᨌᨙ, transliterasi: Mattiro Décéng; Lontara Makassar: ᨆᨌᨗᨊᨗ ᨅᨍᨗ, transliterasi: Maccini Baji) adalah nama sebuah kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kelurahan Mattiro Deceng berstatus sebagai kelurahan definitif dan tergolong pula sebagai kelurahan swakarya. Kelurahan Mattiro Deceng memiliki luas wilayah 4,29 km² dan jumlah penduduk sebanyak 1.683 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 392,31 jiwa/km² pada tahun 2017. Pusat pemerintahan kelurahan ini berada di Lingkungan Galaggara.
Saat ini kelurahan Mattiro Deceng telah menjadi salah satu wilayah objek wisata favorit di Kabupaten Maros dan Sulawesi Selatan. Kehadiran Ekowisata Tabbua memiliki kelebihan tersendiri dengan panorama alam yang indah. Ekowisata ini terdiri dari hamparan sawah, empang, barisan pohon kelapa, tempat pemancingan ikan, dan batu besar yang terbentuk langsung oleh alam untuk dijadikan tempat berswafoto.
Mattiro Deceng diambil dalam bahasa Bugis yang merupakan salah satu paseng atau pandangan hidup suku Bugis. Bahwa setiap kegiatan yang diilhami niat yang baik dalam menjalani hidup akan berbuah kebaikan/rezeki/keberkahan pula ke depan. Jadi tidak heran jika banyak daerah menggunakan nama ini (atau korelasinya) di wilayah-wilayah yang notabene banyak dihuni suku Bugis. Kata mattiro merupakan bentuk kata kerja (verba) dan dari kata dasar tiro yang memiliki makna lihat/pandang. Kata mattiro yang telah dibubuhkan prefiks ma- dan fon t mengalami geminasi sehingga maknanya "melihat/memandang/menuju". Sedangkan kata deceng merupakan bentuk kata sifat (adjektiva) yang memiliki makna "baik/bagus/terpuji/penuh rezeki". Jadi Mattiro Deceng memiliki makna "melihat atau memandang hal-hal yang baik atau terpuji".
Kelurahan Mattiro Deceng dipersiapkan menjadi wilayah pemekaran pada tahun 1996 dan baru terbentuk secara definitif pada 30 Desember 2000 dari pemekaran Kelurahan Maccini Baji. Penamaan Mattiro Deceng sendiri diambil dari penamaan kelurahan induknya dari transliterasi bahasa Makassar "Maccini Baji" ke bahasa Bugis "Mattiro Deceng". Alasan penamaan tersebut disematkan untuk memberikan identitas. Sebelum pemekaran wilayah Maccini Baji sebelah barat didominasi oleh suku Makassar dan sebelah timur (kini wilayah Kelurahan Mattiro Deceng) didominasi oleh suku Bugis.
Kelurahan Mattiro Deceng terletak pada wilayah dataran rendah dengan ketinggian 0-70 mdpl. Hal ini rentan terjadinya banjir pada musim penghujan di semua wilayah Kelurahan Mattiro Deceng. Karena Sungai Galaggara meluap yang merupakan hilir beberapa sungai yang mengalir dari wilayah Kecamatan Bantimurung.
Beberapa lokasi pada jarak orbitrasi atau pusat pemerintahan dari Kelurahan Mattiro Deceng adalah sebagai berikut:
Kelurahan Mattiro Deceng memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah | Berbatasan |
---|---|
utara | Desa Baruga (Kecamatan Bantimurung) |
selatan | Kelurahan Boribellaya (Kecamatan Turikale) dan Desa Mattoangin (Kecamatan Bantimurung) |
barat | Kelurahan Boribellaya (Kecamatan Turikale), Kelurahan Maccini Baji, dan Kelurahan Allepolea |
timur | Desa Baruga dan Desa Mattoangin (Kecamatan Bantimurung) |
Penduduk Kelurahan Mattiro Deceng mayoritas adalah etnis Suku Bugis dengan penciri penutur Bahasa Bugis Dialek Maros yang masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Kelurahan Mattiro Deceng memiliki luas 4,29 km² dan penduduk berjumlah 1.623 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 378,32 jiwa/km² pada tahun 2021. Adapun rasio jenis kelamin penduduk Kelurahan Mattiro Deceng pada tahun tersebut adalah 92,53. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak 92 penduduk laki-laki. Berikut ini adalah data jumlah penduduk Kelurahan Mattiro Deceng dari tahun ke tahun:
Tahun | Laki-laki | Perempuan | Rasio Jenis Kelamin | Jumlah Rumah Tangga | Total Penduduk (jiwa) | Pertumbuhan Penduduk (jiwa) | Kepadatan Penduduk (jiwa/km²) | Referensi |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2010 | 719 | 825 | 87,15 | 343 | 1.543 | N/A | 359,67 | [2] |
2011 | 727 | 834 | 87,17 | 353 | 1.561 | 18 | 363,87 | [3] |
2012 | 734 | 842 | 87,17 | 350 | 1.576 | 15 | 367,37 | [4] |
2013 | N/A | N/A | N/A | N/A | N/A | N/A | N/A | N/A |
2014 | 756 | 871 | 86,80 | 361 | 1.627 | N/A | 379,25 | [5] |
2015 | 765 | 881 | 86,83 | 596 | 1.646 | 19 | 383,68 | [6] |
2016 | 774 | 890 | 86,97 | 368 | 1.664 | 18 | 387,88 | [7] |
2017 | 782 | 901 | 86,79 | 372 | 1.683 | 19 | 392,31 | [8] |
2018 | 790 | 911 | 86,72 | 350 | 1.701 | 18 | 396,50 | [9] |
2019 | 798 | 920 | 86,74 | 354 | 1.718 | 17 | 400,47 | [10] |
2020 | 756 | 821 | 92,08 | 415 | 1.577 | 141 | 367,60 | [11] |
2021 | 780 | 843 | 92,53 | 501 | 1.623 | 46 | 378,32 | [12] |
Masyarakat Kelurahan Mattiro Deceng mayoritas bermata pencaharian sebagai petani sawah. Pekerjaan lainnya yang digeluti adalah pedagang, buruh, pengusaha, petani tambak, dan lainnya.
Kelurahan Mattiro Deceng memiliki empat wilayah pembagian administrasi daerah tingkat V (lima) berupa lingkungan sebagai berikut:
Kelurahan Mattiro Deceng memiliki 4 wilayah pembagian administrasi berupa rukun warga (RW) sebagai berikut:
Kelurahan Mattiro Deceng memiliki 11 wilayah pembagian administrasi berupa rukun tetangga (RT) sebagai berikut:
Berikut ini adalah daftar Lurah Mattiro Deceng dari masa ke masa:
No. | Foto | Nama | Awal Menjabat | Akhir Menjabat | Keterangan | Referensi |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | - | - | - | - | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Maros Baru | |
2 | - | - | - | - | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Maros Baru | |
3 | - | - | - | - | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Maros Baru | |
4 | - | - | - | - | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Maros Baru | |
5 | - | - | - | - | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Lau | |
6 | - | - | - | - | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Lau | |
7 | - | - | - | 26 Februari 2007 | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Lau | |
8 | Asrul Rifai Rachman, S.STP | 26 Februari 2007 | 22 April 2010 | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Lau | [13] | |
9 | - | - | 22 April 2010 | 24 Maret 2011 | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Lau | |
10 | Asdi, S.STP, M.Si. | 24 Maret 2011 | 3 Januari 2017 | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Lau | [14] | |
11 | H. Maing, S.I.P. | 3 Januari 2017 | 7 Januari 2020 | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Lau | [15] | |
12 | Hairuddin, S.Sos. | 7 Januari 2020 | 8 September 2021 | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Lau | [16][17] | |
13 | Suherman | 8 September 2021 | 2022 | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Lau | ||
14 | Sitti Ramlah | 2022 | 11 Agustus 2023 | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Lau | ||
15 | Alim Bahri | 11 Agustus 2023 | 25 Maret 2024 | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Lau | ||
16 | Zainal Abidin K, S.Sos. | 25 Maret 2024 | sedang menjabat | Lurah; Integrasi wilayah Kecamatan Lau |
Tahun | Nilai IDM Desa | Status IDM Desa | Peringkat | Referensi | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Dalam Kecamatan | Dalam Kabupaten | Dalam Provinsi | Nasional | ||||
1996 | Indeks Desa Tertinggal (IDT) | [18] | |||||
Indeks Desa Mattiro Deceng Sumber: Biro Pusat Statistik |
|||||||
Kelurahan Mattiro Deceng ditumbuhi banyak bambu dan dimanfaatkan oleh masyarakatnya sebagai bahan baku pembuatan anyaman aneka kerajinan tangan, seperti keranjang, asbak, kursi, meja, bale-bale, bingkai foto, miniatur rumah panggung, perahu pinisi, dan lain sebagainya. Keahlian mereka diwariskan oleh orang tua mereka secara turun-temurun hingga terbiasa membuat bambu menjadi bernilai ekonomis dan seni tinggi.
Kelurahan Mattiro Deceng memiliki aksesibilitas dua jalur untuk mengakses pusat Kelurahan Mattiro Deceng di Lingkungan Galaggara, yakni melalui Jalan Poros Barandasi-Galaggara dan Jalan Poros Kacampureng-Galaggara. Jalan Poros Barandasi-Galaggara menghubungkan jalur Jalan Poros Makassar-Parepare dengan Kecamatan Bantimurung, sedangkan Jalan Poros Kacampureng-Galaggara menghubungkan jalur Jalan Poros Maros-Bone dengan Kecamatan Lau. Untuk menuju tiga lingkungan lainnya, yakni Langkeang, Balombong, dan Sampobia harus melewati jembatan beton menyeberangi Sungai Galaggara di dekat Kantor Kelurahan Mattiro Deceng menuju arah utara ke Langkeang.
Tahun | Nomenklatur | Nilai | Kategori | Posisi ADWI | Status | Referensi |
---|---|---|---|---|---|---|
2021 | Desa Wisata Ekowisata Tabbua | 22,50 | Berkembang | Tidak masuk | Terverifikasi Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Maros | [19] |
2022 | Desa Wisata Ekowisata Tabbua | Berkembang | Tidak masuk | Terverifikasi Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Maros | [19] | |
2023 | Desa Wisata Ekowisata Tabbua | Rintisan | Tidak masuk | Terverifikasi Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Maros | [19] | |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.